Keping 05

11 0 0
                                    

🍃

Namanya juga hidup, selalu ada hal yang tak sesuai harapan. Sebab, ketika apapun yang kau inginkan terkabul, siapkah kau menerima semuanya? Lantas dimana arti kata berjuang?

Aku bersyukur karena tiga hari ini tak banyak yang kulakukan di kampus. Tata juga tak banyak meminta untuk ditemani ini itu. Biasanya, dia paling betah di kantin dengan cerita tentang para cowok populer di lain fakultas. Dan aku, hanya mendengarkan.

Meski begitu, sampai hari ini aku juga belum bisa menemui Pak Sas perihal MC itu. Acara Dies Nataliesnya memang masih satu bulan. Tapi kalau gak sekarang kutolak, nanti pas deket acara aku yang salah baru memberitahu ketidakbisaanku hadir sebagai salah satu divisi acara mereka.

Pertama, aku memang penyiar radio di salah satu radio swasta di kotaku ini.

Kedua, aku sudah resign.

Beberapa bulan yang lalu, aku mengajukan pengunduran diri sebagai penyiar radio. Pekerjaan part time yang gajinya lumayan buat sampingan.

Aku tak mungkin meminta ke Ayah untuk beli facial foam, carrier yang mulai robek, sepatu bertali atau kebutuhan sekunder lainnya.

Bukan semata-mata karena itu saja, aku juga ingin menabung untuk kebutuhanku di masa depan. Gak tahu kebutuhan apa. Pokoknya nabung aja.

"Kamu gak sayang sama bakat kamu? Akan ada banyak pendengar kita yang nanyain kamu, Na."

Itu respon dari Mbak Tantri, Program Director di radioku ketika tahu aku memberinya surat pengunduran diri.

"I know, Mbak. Aku juga sayang mereka. Tapi, pilihan yang mengharuskanku ngambil keputusan ini."

Jawabku rada gamang. Karena aku pun suka menjadi penyiar radio.

"Kamu bisa buat pengajuan siaran malam kalau memang siang harinya kamu pengen ngajar. Aku bisa bantu kamu. Kita bikin dummy dulu buat pengajuan."

Mbak Tantri bahkan mau membantuku kalau aku stay di radio dan tetap ngajar juga.

"Tapi figurnya Mas Glenn udah melekat banget sama program Nightshare. Kalau gagal, aku bakal merasa bersalah banget."

Pada akhirnya, Mbak Tantri memaklumiku dengan berat. Dan aku, resmi resign.

Alasanku adalah aku ingin mengajar di sekolah. Belum tahu dimana tapi aku udah ngebayangin gimana ketemu murid-murid di kelas.

Ada salah seorang teman Ayah yang memintaku menemani anak-anak TK untuk belajar.

Dan gak tahu kenapa, ketertarikan itu mulai besar. Apalagi aku juga akan menjalani PPL.

Dan, perihal Mas Esa..

Gak ada lagi pengakuan pengagum rahasia buat dia. Sepertinya aku juga gak akan sanggup kalau Mas Esa berbicara lebih banyak denganku.

Gak semua hal bisa sesuai keinginanku.

Setidaknya tiga hari ini aku berhasil untuk gak berusaha nyari sosoknya meskipun aku kangen ngelihat dia dari jauh.

Cemara yang Ja(t)uhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang