for the first time

8 3 0
                                    

Happy reading...

Micha berjalan tergesa-gesa menuju kamarnya, dia melemparkan tas sekolahnya asal. Mengacak rambutnya frustasi nampak matanya yang juga berkaca-kaca.

Micha menghela napas pelan, "kenapa kalian harus jadian?" Tanyanya pada diri sendiri dengan lirih

Tubuh Micha terduduk dipinggir kasur, dia mengusap wajahnya kasar.

"Kalian tau? Ada hati yang terluka disini," telunjuk tangan kanan Micha menunjuk dada sebelah kirinya dengan rahang yang mengeras.

"Gue kira Rega Deket sama gue itu karena ada perasaan," Micha menghela napas "tapi gue salah artiin itu!"

"Gue mau lo Rega! Hiks..." Tangisnya mulai pecah

"Gue mau lo,"

"GUE MAU LO REGA!!" Teriak Micha dengan dengan air mata yang terus mengalir.

"Micha kamu kenapa? Buka pintunya sayang! Ayo buka, kamu kenapa teriak-teriak gitu?!" Teriak seseorang dibalik pintu kamar Micha dengan menggedor-gedor pintu, dapat Micha dengar nadanya seperti khawatir. Mama.

Micha mengusap air matanya kasar, lalu berdiri dan membuka pintu. Terlihatlah wanita paruh baya yang berdiri didepannya dengan tatapan khawatir.

"Kamu kenapa? Kamu gapapa 'kan? Kenapa teriak-teriak gitu?" Tanyanya dengan beruntun

Micha tersenyum lalu menggeleng, "Micha ngga apa-apa ma, Micha tadi teriak-teriak itu karena..." Micha tampak berpikir, "hm ah ya karena lagi latihan untuk teater nanti ma!" Seru Micha dengan semangat

Mama Micha memicingkan matanya seolah tidak yakin dengan jawaban anaknya ini, "beneran?"

"Iya mama sayang," ujarnya dengan nada manja

Sang mama menggangguk lalu tersenyum, mengelus kepala anaknya, "maafin mama kalau mama sibuk kerja, " mama Micha menghela napas, "yaudah cepat mandi, mama tunggu dibawah dengan papa," setelah mendapat anggukan dari Micha, akhirnya mama Micha pergi menuju ke ruang tamu.

Micha mengusap wajahnya, lalu menutup pintunya kembali, berjalan kearah cermin yang berukuran besar, menatap dirinya didepan cermin lalu tersenyum sinis, "gue akan membuat semuanya hancur!" Tekannya pada setiap kalimat dengan tatapan yang tajam dan bibir yang tersenyum sinis.

"Maaf kalau gue udah khianatin lo, tapi ini masalahnya hati! Gue ngga bisa buat bohong!" Tegasnya lalu berjalan ke kamar mandi.

___________

"Makasih yah udah anterin aku," Ucap Viany setelah turun dari motor Rega dan berdiri disamping lelaki itu.

"Iya sama-sama" Rega tersenyum melihat viany yang menunduk malu, menggemaskan!

"Hm, kamu mau mampir dulu?" Tanya Viany dengan nada terbata-bata, menatap Rega dengan malu, menggigit bibir bawahnya dengan lucu, pipinya yang bersemu merah, itu semua membuat Rega terkekeh.

Rega mengelus rambut panjang viany dengan lembut, "kayanya ngga deh, ini udah sore banget," tolak Rega dengan halus

Viany merasakan pipinya memanas, mengapa Rega menjadi manis?

Rega tersenyum melihat viany terdiam sembari memainkan kakinya.

"Ekhem! Yaudah kamu masuk geh!" Titah Rega dengan tersenyum

"Ah hm i--iya, iya aku ma-suk dul-lu," Viany menunjuk rumahnya yang terdapat di belakangnya dengan muka yang masih menatap Rega gugup.

Rega terkekeh dengan tingkah viany, "Sayang! Rumah kamu 'kan yang ini," Tunjuk Rega pada rumah yang berada disampingnya, didepan viany.

Viany mengerjapkan matanya berkali-kali, "hah?"

"Kamu kenapa sih?" Rega tertawa, mengapa viany menjadi seperti ini? Lucu sekali ckckck.

"Hah? I--iya iya itu maksud aku," telunjuk viany yang menunjuk pada rumah dibelakangnya kini menunjuk pada rumah yang berhadapan dengannya.

"Haha kamu lucu!" Rega tertawa melihat viany, "kamu kenapa sih hm?" Tanya Rega dengan lembut dan menatap viany lekat.

"Ih jangan liatin aku kaya gitu! Aku 'kan malu!" Teriak viany dengan cepat.

Rega tersentak kaget beberapa detik kemudian dia tersadar lalu menatap viany tajam.

Viany menelan ludahnya dengan susah payah, "Ka-kamu, ma-maaf tadi aku ngga se-sengaja teriak." Viany menatap mata Rega dengan gugup.

Viany menunduk, tidak ada respon dari Rega. Rega tetap menatapnya dengan mata tajamnya. Viany bergerak gelisah, namun beberapa detik kemudian dia mendengar suara orang yang terkekeh, viany mendongakkan kepalanya menatap Rega yang terkekeh santai.

Apa yang lucu?

"Vy, kamu takut kalau aku tatap gitu?" Tanya Rega dengan susah payah meredakan kekehannya.

Viany mendelik, "jadi?"

"Aku gak mungkin marah sama kamu" ucap Rega mencubit kedua pipi viany yang berisi.

"Ih sakit!" Decak viany melepaskan kedua tangan rega

Rega menyilangkan tangannya didepan dada, "ya abisan kamu sih lucu banget, gemesin!" Rega merapatkan giginya lalu kedua tangannya mengepal keatas. Seperti orang yang gereget.

"Ck apaan sih!" Ketusnya, namun tak urung pipinya sudah memerah seperti tomat.

"Ciah! Blushing!" Tawa Rega

"Ih ngga yah! Yaudah aku mau masuk dulu bye!" Viany berbalik badan namun panggilan Rega membuatnya berhenti melangkah.

"Apalagi sih?!" Kesalnya

"Sayang, 'kan tadi aku udah bilang rumah kamu yang ini bukan yang itu," jelas Rega dengan tenang, hal itu membuat viany menjadi malu. Viany merutuki dirinya sendiri.

"Udah tau!" Viany menghentakan kakinya kesal lalu berjalan kearah depan dimana terdapat pagar hitam.

"Udah tau tapi mau masuk kerumah orang." Sindir Rega memasang helmnya.

Viany mendelik lalu membuka pagar dengan kasar, melangkah maju dengan cepat. Hal itu membuat Rega terkekeh geli, dia baru saja mengetahui sisi lain dari seorang viany. Setelah berdiam diri selama beberapa detik Rega 'pun mulai menjalankan motornya menjauhi pekarangan rumah viany.











Follow Ig: h_senja




Maaf masih banyak typo
Maaf juga kalau makin gaje🍂

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang