The Chance | degupan

2 1 0
                                    

●●●Selamat membaca●●●
—★—★—★—★—★—★—
Follow:
@reisabitaaa
@tsabitaa.sy
@Marella.prnt
@Ninorcop.prsy

"Ner...." gadis yang merasa dipanggil namanya langsung menatap Ella dan sedetik kemudian kembali menatap ponselnya dan berdehem sebagai jawaban.

"Besok, lo jagain Nathan bentar ya, gue mau kerumah Nino" ucap Ella. Seketika Nera terbatuk, entah disangaja ataupun tidak disengaja, sekarang Nera sedang tetsedak air liurnya sendiri. Yang benar saja ia disuruh menjaga Nathan. 'Orang segede gitu pake dijagain' batin Nera. Tenggorokannya sudah sedikit membaik.

"Mau ngapain kerumah Nino?" Tanya Ella tak lepas dari ponselnya. Gadis itu masih fokus dengan wattpadnya.

"Elo mah, kalo diajak ngomong liat sini dong, emang hpnya yang ngajak ngomong?" Kesal Ella. Nera akhirnya menaruh ponselnya di nakas terpaksa ia memberhentikan ritual membacanya yang tertunda, padahal hanya kurang 1 page aja. Nera tetap mengalah, karena jika tidak Ella akan ngambek sampai akhir hayatnya.

"Iya, gimana-gimana?" Tanya Nera.

"Jadi besok pagi gue berangkat kerumah Nino, gue gatau tapi dia yang nyuruh gue kesana. Kan ada Nathan, gue nitipin ke lo. Lo mau kan?" Tanya Ella.

'Waduh mati gue! Canggung nih kayak kemarin' batin Nera. Nera tersenyum kearah Ella. Dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Seketika mata Ella terlihat berbinar.

"Beneran Ner? Wah makasii, emang lo sahabat gue yang paling pengertian. Entar kalo gue udah dateng, gue traktir deh" tawar Ella yang terlanjur bahagian. Entah mengapa ia merasa senang saat Nino menyuruhnya ikut beesama lelaki itu. Padahal biasanya Ella juga sering diajak oleh para lelaki di sekolahnya yang tergila-gila padanya. Tetap reaksi Ella biasa saja. Dengan Nino ada rasa yang tersembunyi yang tak bisa diungkapkan oleh Ella.

"Beneran ya!" Ella langsung mengangguk antusias. "Betewe lo kenapa seneng banget? Apa jangan-jangan lo seneng ya diajak kerumahnya Nino?" Ella menjadi salah tingkah sendiri.

"Eh apaan sih lo, perasaan gue biasa aja deh" ucap Ella.

"Itu perasaan lo, ini perasaan gue, lagian pipi lo merah kayak bakpau rasa strawberry" canda Nera. Seketika Ella langsung memegang kedua pipinya malu

"Tauk ah" kesal Ella. Nera terkikik geli melihat reaksi Ella. Ia tahu bahwa Ella sudah memiliki rasa pada seseorang. Tapi Ella masih malu dan gengsi untuk mengungkapkannya pada Nera. Nera hanya bisa menunggu sahabatnya ini angkat bicara menceritakan rasanya pada seseorang.

※※※

"Ellaaaa!!" Gadis itu menggoyang-goyangkan badan sahabatnya. "Bangun El" Ella masih saja tak bergerak tetap tidur pulas sambil sesekali menggaruk-garuk tengkuknya. Badannya Ella terduduk. Saat ini gadis itu memeluk gulingnya erat. "El bangun ihhh!" Kesal Nera.

Jangan berburuk sangka terlebih dahulu. Keduannya telah melaksanakan kewajibannya sebagai mana semestinya. Keduannya kembali tertidur. Setelah melaksanakan kewajiban Nera tidak dapat memejamkan matanya. Pada akhirnya ia turun kebawah untuk menonton televisi.

Tepat pukul setengah 8 ia melihat pintu kamar tamu terbuka, Nera yang melihat arah kamar tamu pun langsung menerjapkan matanya berkali-kali. 'Anjir, mimpi apa gue semalem, tuh perut ngotak ngotak kayak roti sobek, kalo gue sobek isinya apa ya, mungkin isinya selai strawberry' ungkapnya dalam hati. Reflek Nera langsung memukul kepalanya sendiri, ia tersadar dari lamunannya.

Nathan keluar dengan bertelanjang dada, membuat Nera melamun cukup lama. Nathan tak menyadari itu. Bukan tak menyadari bahwa ia bertelanjang dada, tetapi ia tak menyadari bahwasannya ada seseorang yang memperhatikannya secara intens. Nathan menghampiri Nera yang sedang menatapnya. Lalu gadis itu kembali menonton televisi sambil memakan kacang. Ia sangat gugup, mungkin sekarang  pipinya seperti bakpao rasa strawberry. Ia mendengar derap kaki menuju kearah ruang televisi, dan itu menambah degupan jantungnya. 'Mati gue' batin Nera.

Nathan langsung duduk di samping Nera, sekarang reaksi Nera gugup setengah mati. Bagaimana tidak melihat lelaki itu bertelanjang dada, kulitnya yang putih, rambut yang berantakanmenambah ketampanan pada lelaki itu. 'Anjir, mata guee!' Kesal Nera dalam hati. Matanya sangat ingin sekali melihat dada Nathan. Tapi sebelum Nathan menyadari Nera yang terus melihat dada bidang Nathan ia langsung memfokuskan pada siaran televisi.

"Bagi kacangnya dong" pinta Nathan. Keduanya langsung saling menatap. Tanpa pikir panjang Nera langsung memberikan setoples kacang tersebut kearah Nathan. Lelaki itu langsung mengambilnya dan memangkunya mengunyah dengan pelaan sambil mata terfokus ke televisi.

"Ella kemana?" Tanya Natha di sela makannya, matanya masih ia fokuskan ke televisi.

"Tidur" jawab Nera singkat, lebih ke kesal.

Nathan tak merespon apa-apa mendengar jawaban Nera. Dan itu membuat Nera menjadi kesal. Ia bangkit dan ingin menuju kamar Ella.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Nera langsung menatap pintu ruang tamu. Gadis itu berjalan dan membuka pintu. Nino.

"Mau jemput Ella?" Tanya Nera pada Nino. Yang dibalas anggukan kepala dari Nino. Nera pun mempersilahkan Nino masuk ke kedalam. Nino cukup terkejut, ia kira akan Ella yang membukakan pintu untuknya. Dan ia juga bertanya tanya mengapa Nera bisa tinggal di rumah Ella. "Gue panggil Ella dulu, mau minum apa lo?" Tanya Nera.

"Gak usah, gue cuma mau jemput Ella aja" jawab Nino dan dibalas anggukan singkat dari Nera. Nera langsung berarlnjak pergi  dan ia masih melihat Nathan berada di ruang televisi, tetap pada posisi yang sama  dan ia langsung menuju kamar Ella.

"El, bangun dong, dari tadi dibangunin juga, masih gak bangun-bangun, ada Nino tuh" kata Nera.

"Alah bohong lo mah" kata Ella dengan suara yang serak sehabis bangun tidur.

"Yaudah" ucap Nera singkat, ia mlbenar-benar kesal dengan Ella. Tumben-tumben nya Ella sangat susah untuk dibangunkan.

"Tuh, kan bohong lo nyerah. Nino bilangnya jam setengah sembilan baru dateng. Sekarang masih jam setengah delapan." Ujarnya masih menutup mata.  Nera hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Padahal jam telah menunjukkan pukul setengah sembilan. Nera berniat untuk menyuruh Nino kekamar Ella, agar gadis itu terkejut bahawa ucapan Nera adalah benar.

"Sekarang lo banguni Ella, gue kesel sama tuh anak, gak bisa dibangunin dari tadi." Ucap Nera pada Nino yang berada dikamar Ella. Nino mengangguk.

"El" panggil Nino sambil menggoyang-goyangkan lengan Ella pelan. "Ellaa" ucapnya sedikit keras, agar Ella dapat mendengar suarannya. Ella menerjapkan matanya dan mengguman, membuat Nino menahan senyumnya.

※※※

Next? Vomeent

Update!! jangan lupa buat kasih vote⭐
Maap kalo taipo🙄

Gresik
15-05-2020

THE CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang