「Chapter. 03」

1.9K 306 44
                                    

Warning: Typo bertebaran,tanpa revisi

Hari ini adalah hari terakhir Akaashi berada di desa tempat tinggal kakeknya. Hari ini juga di desanya akan mengadakan sebuah festifal musim dingin yang diadakan setiap tahunnya.

Akaashi sangat suka ke festifal itu. Jadi ia memilih untuk datang ke festifal itu walau hanya satu kali. Tak lupa juga ia membawa Bokuto. Takutnya mood swing yokai itu kambuh. Bagi Akaashi,mood swing Bokuto itu sangat merepotkan.

***

Malam pun tiba,dan festifal musim dingin hari pertama akan dimulai. Akaashi masih berada di kamarnya,mencoba beberapa pakaian untuk ia pakai. Lain lagi dengan Bokuto yang sudah siap dengan yukata berwarna hitam polos miliknya.

"Akaaaassssshhhhhhiiiiiiii!!!!!" Suara khas milik Bokuto berhasil menusuk gendang telinga Akaashi yang baru akan menghampirinya. "Nande Bokuto san? aku tidak tuli lagipula tak perlu teriak" Jawab Akaashi sembari menghampiri Bokuto. Bokuto tak menjawab dan mengeluarkan sebuah bando neko yang ia beli kemarin,lalu memakaikannya di kepala Akaashi. "Hey hey heyy!! Akaashi kawaii desu!!!" Bokuto berteriak sembari menyodorkan(?) tangannya dan mengharap Akaashi memeluknya. Tapi dugaannya salah.

"Yamero. Aku bukan perempuan,Bokuto san." Akaashi melepas bado nya dan memakaikannya pada Bokuto. "Kau saja yang memakainya" ujar Akaashi sembari menepuk pundak Bokuto dan tersenyun tipis.

***

Mereka sekarang sudah dalam perjalanan menuju festifal musim dingin. Siapa yang menyangka kalau Bokuto akan pergi ke festifal dengan wujud Yokainya.

Bagi para Yokai,festifal musim dingin adalah kesempatan mereka untuk berkunjung ke dunia manusia. Beberapa dari mereka akan mengunjungi festifal. Bahkan ada juga yang nekat menjahili orang orang tak berdosa.

Sesampainya disana,Akaashi selalu mengikuti kemanapun Bokuto pergi. Takutnya,Yokai pemilik sayap yang sewarna dengan rambutnya itu akan membuat keributan.

Sesosok siluet yokai dengan wujud setengah ular tertangkapdi kedua mata Bokuto. Yokai ular itu sedang asik menjahili beberapa gadis yang melewatinya.

"Yo Koutarou!! ah... Ningen? siapa dia? mangsamu? atau..." Yokai itu ternyata juga menyadari keberadaan Bokuto. " Yo Daishou!" Bokuto menoleh menatap Akaashi. " Ah... Dia Akaashi. Akaashi Keiji. Eumm... dia bukan mangsaku aho! aku pensiun(?) makan manusia setelah Baa san pergi" Bokuto merangkul Akaashi dan mencubit pipinya pelan. "Yamero Bokuto san" Tangan Akaashi melepaskan rangkulan Bokuto.

Cukup lama Akaashi menjadi kacang(?) diantara percakapan Daishou dan Bokuto. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membeli Ringo Ame. "Bokuto san. Aku beli sesuatu dulu. Jangan kemana mana"  Sayangnya, kalimat Akaashi diabaikan oleh Bokuto.

***

Setelah membeli sesuatu untuk dimakan,Akaashi kembali ke tempat tadi namun hanya ada Daishou disana. Dengan beberapa yokai yang sepertinya mengenali Daishou juga.

"Summimassen,Daishou san. Apa kau lihat Bokuto san?"  Akaashi menarik ujung lengan yukata milik Daishou. "Oohh!! Koutarou baru saja pergi kearah sana" Daishou menunjuk arah yang dituju Bokuto tadi. "Ah soukka. Arigatou Daishou san" Akaashi membungkuk 90° lalu berniat pergi.

Namun,sebuah tangan yang lebih besar menahan tangan Akaashi. "Oi ningen?! kau kenal Koutarou? jangan bercanda heh. Dia itu Yokai pemakan manusia" deretan kata kata itu mampu membuat Akaashi berfikir lagi. "Sou- tapi Bokuto san tak pernah melukaiku. Gomen,aku harus mencarinya" Akaashi melepaskan genggaman di tangannya lalu beranjak pergi.


"Ada yang mau kubicarakan padamu. Tunggulah sebentar. Ah... Namaku Kuroo Tetsurou. Teman dekatnya Koutarou"  Yokai dengan telinga neko dan dua ekor neko itu menyeringai. "Katakan apa maumu" Tatapan datar dan dingin berhasil dilontarkan Akaashi kepada dua yokai didepannya. "Akan kutunjukkan betapa kejamnya Koutarou. Dan... Aku juga akan membalasnya padamu,Ni- ah.. Akaashi" kata kata itu cukup membuat Akaashi sedikit takut,namun tak menggoyahkan tekadnya untuk menjaga Bokuto dari serangan pemburu yokai.

Setelah Daishou memetik jarinya(?) mereka bertiga -Daishou,Kuroo,Akaashi- sudah berpindah tempat ke sebuah rumah tua yang dindingnya dipenuhi bercak darah.

"Apa ini? Bisa kalian jelaskan?" Akaashi menunjuk senar dan beberapa helaian bulu yang tentunya ia kenali. "Itu kejadian 50 tahun lalu. Dimana ada pembantaian besar besaran. Koutarou mengamuk dan-" Ucaoan Kuroo terhenti setelah Daishou melancarkan sebuah serangan. Akaashi masih menunggu kalimat selanjutnya. "Koutarou mengamuk dan membunuh temanku! Dia bahkan sangat garang dan juga kejam. Tak ada belas kasihan untuk manusia tak bersalah penghuni rumah ini. Koutarou memang yokai brengsek. Dan kau..."

Daishou memutar balikkan fakta. Justru pembantaian itu dilakukan oleh Yokai sebangsanya. Dan Bokuto berusaha mati matian melindungi keluarga kecil itu. Perlahan,Daishou memojokkan Akaashi dan mengabaikan Kuroo yang kehabisan nafas karena senjatanya -senjatanya itu kyk tangan,tapi ga keliatan-

"Dan kau akan bernasib sama dengan keluarga kecil ini. Tapi,yang akan membunuhmu itu aku"  serigai dan tatapan membenci tertuju pada Akaashi yang sudah terpojok. "Keh?! Jii san pernah bilang kalau yokai baik takkan oernah berbuat sekeji itu" Bantah Akaashi. "Tapi Yokai jahat bisa menjadi baik saat ia menyadari kelakuannya." Akaashi benar benar terpojok. Kuroo tak bisa menolongnya. Dan Daishou sudah siap dengan kuku tajamnya yang bisa merobek apapun. "Yamero Daishou!" Sulur tumbuhan yang tiba tiba muncul dari tanah -senjatanya Kuroo- berhasil mengikat lengan Daishou dan menahannya. "Ck! Percuma saja. Kau takkan pernah bisa mengalahkanku" Nada sombong dari mulut yokai ular itu terdengar jelas.

Akaashi memejamkan matanya,Kuroo membelalak tak percaya,Daishou sudah meluncurkan kuku tajamnya ke leher Akaashi namun...

"AKAAAASSSSSHHHHHHIIIIIIIIIIII!!!" Teriakan familiar bagi ketiga makhluk itu. Bersamaan dengan suara itu,beberapa helai bulu  yang terlihat rontok(?) dan juga sehelai senar yang sudah mengikat lengan Daishou serta kemunculan makhluk bermanik emas itu.

Gerakan secepat kilatnya tak ada yang bisa menandinginya. Hanya butuh sepersekian detik,Akaashi sudah ia dapatkan lagi. "jangan sentuh Akaashi!" jari telunjuk Bokuto mengarah lurus pada Daishou. "Oya Brokuto? Kau datang tepat waktu" puji Kuroo yang juga sudah berdiri di samping patner bersayapnya itu.

***

Setetes,dua tetes hingga akhirnya basah kuyup. Samar samar suara memanggil namanya. Siluet sosok bersayap itu sedang menatapnya. Ia tepat berada diatasnya. A-apa?! Tunggu?! diatasnya?

"Akaaaaasssshhhiiii!! oyaa Akaashhiiiiii!!! heeyyy!!!" teriakan yang tak terlalu nyaring namun familiar itu memasuki gendang telinga seorang Akaashi Keiji. "Uhnn... B..Bokuto san? s..Semalam...." Akaashi membuka matanya perlahan,lalu memegangi pelipisnya. "Ah... Tadi malam kau ketiduraann!! kata Bro Kuroo kau kelelahan mencariku. Padahal aku sedang membeli hadiah untukmu" Jelas Bokuto sembari membantu Akaashi duduk. "Jan berapa sekarang?" Akaashi mengusap wajahnya gusar,lalu menatap jam dinding di dekat jendela kamarnya.

***

Ah... Ternyata tadi hanya mimpi buruk Akaashi. Hari ini,Akaashi akan pergi ke kota. Bokuto juga ikut.

"Aho!! kenapa tidak membangunkanku daritadi?!" Omelan Akaashi cukup membuat Bokuto panik. Pasalnya,hari ini adalah hari pertama Akaashi menginjakkan kakinya di Akademi Fukuroudani. Dan... Juga harus terlambat.

"Gomen Akaassshhhiii!!! aku bisa membantumu!" Bokuto yang sedaritadi mengejar Akaashi dengan wujud manusianya,kini ia mendekap Akaashi dan memperlihatkan sayap abu abu yang lebar dan kuat itu.

Mereka terbang menuju stasiun. Yaa tak sampai stasiun sih. Mereka berhenti di tempat sepi lalu memrapikan pakaian mereka dan berjalan menuju peron tempat kereta yang akan mereka naiki itu tiba.


__________
Author: Yoiehh gann bek lagi ama saia ahaq:v. Jadi masalah update,diusahakan update tiap hari yaq. Jangan lupa Vomment!!

To Be Continued

Ayakashi Yokai!! [Bokuto Koutarou × Akaashi Keiji]  ~  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang