Thirteen: Leave

1.2K 204 23
                                    

Jungkook duduk memeluk lututnya, ia menatap ke arah bingkai foto dimana dirinya dan Jennie saling tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook duduk memeluk lututnya, ia menatap ke arah bingkai foto dimana dirinya dan Jennie saling tersenyum. Tatapannya sendu, Jungkook menangis sangat lama.

   Tangannya terus memukuli kepalanya dengan kencang, sesekali pria itu berteriak histeris. Pria itu tidak lagi peduli pada dirinya sendiri.

   Dunianya mendadak gelap, rasa penyesalan menyeruak begitu saja. Cahayanya sudah pergi, rasanya seperti terjebak di lubang hitam tak berujung.

   "Andwae..." gumamnya berkali-kali.

   Tidak jauh berbeda dengan keadaan  Taehyung sekarang. Pria itu mendekam di penjara, Taehyung juga duduk memeluk lutut, pakaiannya belum diganti karena ia belum ditetapkan sebagai tersangka.

   Hidupnya terasa semakin hancur. Terbayang semua kenangannya dengan Jennie saat sedang tersenyum bahagia, senyum manis gadis itu.

   Tangis gadis itu saat ada yang berusaha menyakitinya. Taehyung masih merekamnya dengan jelas di otaknya. Taehyung juga merasa kehilangan.

   Sementara kedua orang tua Jennie menangis histeris saat mendapati putrinya meninggal. Keduanya ikut ke Seoul untuk melihat putrinya terakhir kalinya.

   Nyonya Kim tidak berhenti menangis sedari tadi, hatinya hancur. Kenapa harus kabar buruk yang datang?

   "Jennie... anakku, jangan tinggalkan Eomma." Nyonya Kim berdiri di depan ruang otopsi. Suaranya bergetar hebat.

   Sementara Tuan Kim hanya bisa menenangkan sang istri, meskipun perasaannya juga hancur.

   "Jennie, kau anak baik kan? Kenapa kau pergi? Siapa yang tega membunuhmu sayang?" Tuan Kim memeluk Nyonya Kim yang tidak kunjung meredakan tangisannya.

   Tangan Taehyung mengepal erat, bukan dia pelakunya! Dirinya berani bersumpah di hadapan tuhan, ia tidak berani menyakiti gadis yang dicintainya.

   Jeon Jungkook, pasti pria itu pelakunya. Taehyung meninju tembok sembari berteriak kencang meluapkan emosinya. Tangannya berdarah, namun wajah pria itu tetap datar, hanya matanya saja yang memancarkan api amarah.

   Setelah puas meninju tembok, Taehyung kembali terduduk lemas dan menatap kosong ke depan, mulutnya bergumam pelan. "Namjoon hyung, cepat keluarkan aku."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di rumah sakit keadaan amat sepi, kedua orang tua Jennie pun sudah pulang dan akan kembali besok untuk menerima kabar mengenai otopsi anaknya.

   Sementara para dokter masih berkutat di ruangan itu, berusaha mengeluarkan peluru di tubuh Jennie dan memeriksa apakah ada luka memar atau tidak.

   "Tidak ada luka memar di sekitar tubuh, hanya saja bentuk luka nampak berbeda, sepertinya luka sempat di tekan."

   Asisten dokter itu mengangguk dan menulis semuanya di dalam buku, sebagai bahan penyelidikan polisi. Tidak lupa ia selipkan plastik berisi peluru berwarna emas berukuran sedang yang berhasil menembus jantung Jennie.

























DANGER: Agape ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang