Seven: Dikejar lagi

1.2K 233 11
                                    



Vote dulu sebelum baca, apa susahnya ngasih apresiasi buat penulis?

Seorang gadis menelungkupkan tubuhnya di ranjang, kakinya bergoyang-goyang kesana kemari sementara matanya fokus menatap drama yang belum juga ia selesaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis menelungkupkan tubuhnya di ranjang, kakinya bergoyang-goyang kesana kemari sementara matanya fokus menatap drama yang belum juga ia selesaikan.

   "Wah, dia mengajak orang asing untuk tidur bersama? Berani sekali." gumam Jennie

   Ponselnya berdering, membuatnya mengalihkan atensinya ke layar ponsel itu. Ia tersenyum lalu mengangkatnya cepat.

   "Eoh, Taehyung?"

   Terdengar kekehan di seberang sana, "Kau sedang apa?"

   Jennie mempause drama yang sedang ia tonton dan membalik tubuhnya menatap langit-langit. "Aku sedang menonton drama, disini aku benar-benar menikmati waktu bersantai ku dengan baik."

   "Wah aku benar-benar iri."

   Jennie terkekeh pelan, lalu suasana hening. "Aku merindukanmu Tae." cicit Jennie pelan.

   "Padahal baru dua hari kau pergi, sudah rindu eoh?"

   "Kau meledek ku ya? Habisnya kau sulit sekali ku hubungi." Jennie mengerucutkan bibirnya, meskipun Taehyung tidak dapat melihatnya.

   "Mian, aku tidak sempat. Kalau kau rindu padaku, lihatlah menghadap keluar." Taehyung menatap balkon Jennie dari balkon kamarnya, ia tersenyum begitu saja.

   Dahi Jennie mengernyit, "Mengapa harus begitu? Memangnya kau bisa muncul begitu saja?" ledek Jennie.

   "Tidak, cukup hirup udara segar dan bayangkan aku ada disana."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Halo Joy?"

   Jennie memasang sepatunya, ia memutuskan untuk berkeliling sebentar. Sudah lama ia tidak berjalan-jalan di sekitar rumah.

   "Eoh, aku berada di Busan. Ada apa?" Jennie berjalan membuka pintu dan menatap halaman rumahnya yang di penuhi banyak tanaman berbunga.

   "Mungkin aku akan kembali dua hari lagi, ada apa?"

   Tangan Jennie bergerak memegang pintu gerbang dan membukanya. "Aku akan mengabarimu, fokus saja pada skripsimu itu, kau harus bisa lulus."

   Jennie berjalan ke arah kiri, menggunakan hoodie biru muda dan celana putih panjang dengan rambut yang di kuncir dua.

   Ia tertawa pelan, "Ani, aku tidak meledekmu."

   Jennie terus berjalan, matanya menangkap banyaknya perubahan di sekitar rumahnya. "Baiklah, kututup ya." Jennie mematikan sambungan dan mengantongi ponselnya.

DANGER: Agape ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang