Drrtt ... drrrtt...
Baru saja Caca akan melanjutkan kalimatnya, ucapannya terpotong oleh sebuah panggilan telepon, "bentar guys."
"Halo Va? Kenapa?"
"Ca lo dimana? Gue butuh bantuan lo. Tolongin gue Ca." Diseberang telepon suara Varo terdengar seperti orang yang sedang dikejar setan. Ketakutan. Dan sangat pelan, entah mengapa.
"Lo kenapa Va?"
Bugh
"Va--."
Tutt ... tutt ... tutt
Sambungan telepon tiba-tiba terputus, setelah terdengar suara pukulan keras diseberang telepon. "Varo?!" Teriak Caca.
🌻🌻🌻
Setelah Caca memberitahu kedua sahabatnya. Mereka bertiga pun langsung melacak keberadaan Varo, melalui panggilan terakhirnya melalui ponsel Caca.
Sella pun sudah memberi tahu Al melalui chat whatsapp. Karena pada saat ditelepon ponselnya tidak aktif. Sella pun jadi ikut khawatir dengan keadaan pacar barunya itu.
"Kalo dimaps alamatnya nya bener, kesini." Ajeng masih terfokus dengan petunjuk maps yang ada diponselnya. Sesekali melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan, jalan yang mereka lalui sudah benar.
"Varo?" Sella menunjuk ke arah sebelah kiri, tepatnya disebuah rumah kosong yang ukurannya cukup besar, dari luar saja sudah nampak seperti rumah hantu. Menyeramkan.
"Stop pak," ucap Caca pada sopir taksi online yang tadi ia pesan. Kemudian Caca berpesan pada sopir tersebut agar menunggunya, dengan di iming-imingi uang tambahan. Anggap saja bonus. Setelah di iyakan oleh sang pemilik mobil Caca dan kedua sahabatnya pun bergegas turun dan menghampiri Varo yang sepertinya berada di rumah kosong tersebut.
Ternyata benar, lelaki yang kini sedang terbaring lemah itu, tidak lain adalah Varo. Motor sport milik Varo pun tergeletak tak jauh dari arah Varo. Bagian depannya terlihat agak sedikit hancur seperti bekas serempetan kendaraan lain.
Apakah ini sebuah kecelakaan?
Tanpa berlama-lama, Varo pun digotong menuju mobil, setelah meminta bantuan pak sopir untuk membantu ketiga gadis remaja itu. Karena tenaga mereka tidak cukup kuat untuk mengangkat tubuh seukuran Varo. Walaupun tubuh Varo terlihat kecil, tetap saja beratnya jauh lebih besar daripada cewek.
🌻🌻🌻
Dirumah sakit...
Varo kini sudah berada di rumah sakit permata hati. Setelah sampai dirumah sakit, dan mengurus setiap pembayaran. Caca memutuskan untuk menelepon salah satu dari keluarga Varo, dengan ponsel milik Varo. Karena bagaimana pun mereka harus diberitahu.
Bunda Risma pun segera menyusul ke rumah sakit setelah dikabari oleh Caca. Sedangkan ayahnya Varo masih berada diperjalanan menuju Bogor. Karena sejak seminggu kemarin ayahnya sedang ada urusan pekerjaan diluar kota, katanya.
Setelah menjalani pemeriksaan oleh dokter, keadaan Varo sudah mulai membaik tapi kini Varo masih belum sadarkan diri. Menurut dokter, luka dikepala Varo lumayan cukup parah. Sepertinya kepalanya terbentur oleh benda yang sangat keras. Untung saja Varo segera dibawa ke rumah sakit.
Sekitar kurang lebih satu jam, Varo menjalani pemeriksaan. Tak lama dokter pun keluar dari ruang pemeriksaan. Dan langsung diserbu oleh berbagai lontaran pertanyaan.
"Dok bagaimana anak saya?"
"Keadaannya gimana dok? Hiks ... hiks."
"Tolong sembuhkan anak saya dok." Pertanyaan itu datang dari bunda Varo. Ia sangat terpukul atas musibah yang menimpa anaknya. Sedari tadi bunda Varo tak henti-hentinya menangisi anaknya itu.
Sedangkan Caca sedari tadi masih melamun saja. Bungkam. Caca benar-benar masih sangat shock. Beruntunglah kedua sahabatnya masih setia menemaninya.
"Keadaan Varo sudah mulai membaik, dan Varo pun sudah sadarkan diri," jawab dokter yang menangani Varo.
"Alhamdulillah," ucap mereka serempak.
"Tapi..."
"Tapi kenapa dok?" sela Bunda Risma.
"Walaupun keadaannya sudah membaik, Varo masih harus menjalankan beberapa terapi agar ingatannya lebih membaik lagi. Dan juga terapi ini bisa membantu Varo menghilangkan rasa traumanya atas kejadian yang menimpanya, " terang Dokter tersebut.
Trauma yang dialami Varo pada saat kecelakaan yang dialaminya dulu, sedikit demi sedikit memang sudah hilang dari ingatannya. Namun, karena apa yang dialami Varo pada saat ini, hal itu mampu mengingatkannya kembali pada trauma masalalunya.
Dokter pun sudah mengetahui keadaan Varo yang sempat mengalami hilang ingatan. Dan menurut dokter tersebut hanya ada dua kemungkinan yang bisa terjadi pada Varo, ingatannya pulih total atau ingatannya malah semakin bertambah parah.
"Baik dok. Demi kebaikan Varo, lakukan apapun yang terbaik demi kesehatannya,"
pinta Bunda Risma. "Baik bu, akan saya usahakan sebaik mungkin," balas Dokter tersebut kemudian berlalu pergi, hendak memeriksa pasien lain."Permisi, apakah ada yang bernama Caca? sedari sadar tadi pasien terus menyebut-nyebut nama Caca," ucap seorang Suster yang baru saja keluar dari ruangan Varo.
Seketika Caca langsung bangkit dari duduknya, "saya Sus." jawabnya lantang.
"Apakah anak saya sudah boleh dijenguk Sus?" timpal Bunda Risma. Setelah di iyakan oleh Suster tersebut, Caca dan Bunda Risma pun segera masuk ke ruangan Varo.
Sebelum menghampiri keberadaan anaknya yang tengah terbaring lemah, Bunda Risma mendekatkan diri kearah Caca dan mulai menanyakan sesuatu hal yang sedari tadi terus berkeliaran dipikirannya.
"Caca tante mau tanya--"
"sebenernya kamu pacarnya Varo yaa?"
Uhuk ... uhuk
"Ehh eng--gak, tan. Caca temen sekelasnya Varo. Kita cuma temenan kok," jawab Caca setengah gugup. Bagaimana tidak, dihadapannya ini Bunda Risma tengah menatapnya penuh selidik.
"Hmm, tapi kenapa pas ngigo manggilnya kamu ya? Bundanya boro-boro disebut." Bunda Risma terkekeh saat menyadari ada semburat merah dipipi Caca.
"Bercanda sayang, tapi kalo kamu emang bener pacar Varo, Bunda bakal restuin kok." Caca hanya mampu menahan rasa bahagianya dalam hati, "tante bisa aja."
Usai percakapan kecil bersama Bunda Risma, Caca diminta untuk menemani Varo dahulu. Bunda Risma sedang keluar, menghampiri suaminya yang baru saja datang.
"Varo," lirih Caca.
Caca sangat sedih melihat wajah Varo yang terlihat sangat pucat. Kali ini ia tidak melihat sisi menyebalkan Varo. Hanya ada wujud Varo yang lemah dihadapannya.
"Gue disini Va," Caca menggenggam tangan Varo berusaha men-transfer energi yang ada pada dirinya, "lo pasti kuat."
🌻🌻🌻
~To Be continue~
Don't forget to voment gaes♡
See you next part♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone? [H I A T U S]
Teen Fiction"Sebuah rasa hanya akan tetap menjadi rasa, jika keduanya saling menjaga." -Clara Natalia. "Mungkin kata boleh beralibi, tapi mata tidak akan pernah bisa membohongi." -Alvaro Rayhan. Soal rasa atau cinta, apakah semua kenangan manis itu akan tetap m...