part 9

51 36 16
                                    


Ting!

Suara pintu lift terbuka, dengan cepat rayla langsung melangkahkan kaki nya keluar di ikuti oleh jayden, tanpa melihat ke belakang rayla berjalan menjauhi lift dan menarik nafasnya dalam dalam.

Rasanya sesak

Rayla teringat akan jas yang ia kenakan, ia membuka jas itu dan memberikan nya kepada jayden yang berada di belakang nya.

Tanpa berkata apa-apa jayden memasukan tangan nya di dalam saku celananya dan pergi berbalik arah meninggalkan rayla tanpa mengambil jas dari tangan nya.

ih tu anak sumpah gue tampol lama lama ketus rayla, dan kemudian ia kenakan kembali untuk menutupi punggungnya.

ia berjalan dengan mengangkat dres nya untuk mempermudah jalan nya, lalu matanya tertuju ke seseorang di sudut ruangan yang sedang meminum wine dengan penuh pesona, walaupun mata rayla minus, dari jauh saja dia sudah bisa mengenali kakaknya itu.

Lalu rayla berjalan dengan cepat ke arah hendry dengan tatapan kesal, kenapa harus jayden yang bawa gue ketus rayla dalam hati.

"Widi, cantik lu, jayden mana?" kata jayden yang menyadari kedatangan rayla

“ENGGA TAU! " Ujar rayla berteriak sehingga menarik perhatian beberapa orang di sekitar kakak nya. Rayla malu seketika sehingga dia tersenyum malu dan melihat ke orang sekitarnya dan meminta maaf.

Hendry tersenyum meledek kearah rayla, lalu dengan sengaja rayla menginjak keras sepatu hendry yang berhasil membuat hendry merintih kesakitan.

Hendry menunjukan kepalan tinjunya ke depan wajah rayla tapi, rayla membulatkan matanya dan menggertak hendry.

Gue ganteng, gue ngalah sabar hendry sabar ucap hendry dalam hati.

"rayla? Hendry?"

Mereka berdua yang merasa nama mereka di panggil pun menoleh ke sumber suara.

"sidney?" serentak mereka membuat sidney tersenyum.

"hei.. Apa kabar?" tanya wanita cantik itu yang merupakan tetangga mereka dulu sebelum akhirnya ia bekerja ke New York.

Setelah berbincang bincang bunyi mic terdengar dari atas panggung.

Cek cek 1 2

Suara mic yang menggema memenuhi seluruh ruangan itu, meminta untuk semua orang memberikan perhatian penuh ke arah panggung di ruangan itu. Seorang pria berpakaian rapih dengan jas hitam dan dasi kupu-kupu  berdiri si atas panggung berbicara layakmua pembawa acara pada umumnya.

Pria tersebut menyebutkan beberapa nama orang penting seperti pemegang saham, ketua yayasan dan lainnya juga, Lalu pembawa acara itu memanggil nama lima  orang penting untuk maju kedepan.

Mereka yang naik adalah orang orang yang berperan penting dalam pembangunan termasuk ayah rayla.

Masing-masing dari mereka mulai menyebutkan kata sambutan mereka kepada tamu yang datang. Lalu ada seseorang yang diminta naik ikut ke atas panggung oleh  pria yang terlihat seumuran dengan ayah rayla

Sepintas rayla melihat  wanita di samping nya. Sidney. memandangi pria yang naik kepanggung itu dengan tatapan penuh kebanggaan dan senyum yang lembut.

“itu tunangan ku” kata sidney yang mengetahui rayla melihat nya.

“ah? Oh iya” kata rayla menjawab dengan singkat.

Rayla melihat pria yang naik ke panggung itu dengan menyipitkan matanya,  sepertinya wajah nya tidak asing? Pikir rayla.

“kak, dia mirip dengan seseorang” kata rayla sambil memiringkan tubuhnya agar di dengar oleh sidney dengan jelas.

I See Your Butterfly (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang