Part 28

23 20 3
                                    

Saat ini sedang istirahat, tapi kenapa rasanya perasaan rayla tidak enak?

Rayla berjalan ke arah kantin sekolah, dan di sepanjang ia berjalan di tengah koridor setiap siswa yang melewati nya, pasti rersenyum dan menyalaminya.

Serta mengucap kan selamat.

Tapi buat apa? Jangan-jangan...

"ASTAGA" benar saja dia benar-benar terkejut melihat beberapa spanduk yang bergambarkan wajah nya dan jayden terpampang jelas di tangan andre.

Dsn juga niko yang berdiri di atas meja dengan memegang beberapa bunga mawar, sementara itu christal hanya menutupi wajah nya dengan tangan nya.

Rany dan jayden yang berusaha menghentikan andre dan niko yang sedari tadi berteriak.

"Akhirnya temen gue pacaran woyy" teriak niko di atas meja kantin.

Dan orang-orang berkerumun menyalami jayden. Dan dengan terpaksa jayden tersenyum malu.

"WOY INI APA-APAAN?" tanya rayla berteriak membuat seisi kantin itu menatap intens kepada nya.

"itu dia woy, bintang sekolah" teriak salah seorang dari ujung ruangan itu.

Radit.

Dan dengan serentak orang-orang bertepuk tangan di dalam kantin itu, dan jayden hanya memasang wajah memelas tidak tau harus berbuat apa lagi.

Dan rayla hanya tersenyum.

"sorry ray, ini bukan ide gue, ide itu tuh" ujar andre menunjuk niko dengan jari telunjuk nya.

"ANDRE LO LAGI GUE HUKUM DIEM" ujar rayla, rayla menghukum andre, niko dan juga rany berdiri di tengah koridor dengan sejajar.

Taklupa jayden juga ikutan dihukum rayla.

"ini ya kalian ini kenapa sih woy bikin malu gue muluuuuu, tapi yaudah deh gapapa ayok gue traktir kalian dulu" ujar rayla teraenyum dan di sambut hangat oleh teman-teman nya. Tentu.

Saat berada di kafe mereka duduk di satu meja dan jayden masih fokus dengan makanan nya dari tadi.

"eh, tapi ya ini gue penasaran loh" tanya christal membuat yang lain nya berhenti dari aktivitas nya.

"kok.. Lo bisa jadi pacar jayden? Padahal kan lo suka sama gio" ujar christal dan berhasil membuat jayden tersedak.

"iya ya.. Gue juga bingung, apa lo pake jim__"

"raylaaa" ujar jayden memelas.

"aahha, enggak kemarin gio nyampein sesuatu dan apa yang dia sampein itu bikin gue sadar, dan gue ngerti, kalo jayden orang yang tepat" ujar rayla lalu melihat kearah jayden dengan tersenyum.

Seketika andre dan niko batuk barengan, bukan batuk bahkan sampai mau mjntah rasanya.

"males gue liat lo berdua, geli sendiri" ujar andre mendelik.

Saat pulang masing masing mereka berpisah dan jayden dan rayla naik motor bersama.

"gimana sayang mau naik sekarang" tanya jayden seraya tersenyum lebar.

"sayang?" tanya rayla heran akan kata sayang yang keluar dari mulut jayden.

"apa sayang?" ujar jayden

"ih apaan sih lo, gajelas udah ah" ujar rayla salah tingkah sendiri.

Sementara jayden hanya tersenyum dan memakai helm nya.

Ditengah perjalanan rayla memeluk pinggang jayden, walau pun masih sangat canggung, tapi rayla masih bisa menahan nya.

Sementara jayden wajah nya sudah memerah antara malu atau... Canggung.

Lalu motor jayden berhenti tepat di dekat danau yang biasa mereka datangi. Rayla mengerut kan dahi nya heran.

"kok kesini?" tanya rayla heran.

"lo belum pernah liat sunset dari sini waktu sore hari kan?" tanya jayden.

"belum"

"yaudah ayok" ujar jayden lalu menarik tangan rayla keujung danau itu. Ada rasa canggung yang rayla rasa begitu juga jayden. Ternyata mengumpat rayla lebih mudah dari pada menyatakan cinta.

"ray" panggil jayden dan rayla menoleh intens, lalu jayden menarik kedua tangan rayla dengan lembut.

"gue suka sama lo, lo mau jadi pacar gue?" tanya jayden dengan tatapan nya tajam menatap wajah rayla.

"kenapa tanya lagi.. Kan kemarin udah tau jawaban nya" ujar rayla tertawa.

"iiih, gak mau aku mau yang serius, ulangin" ujar jayden tiba-tiba bertingkah sok imut.

"hahah iya-iya ulangin" ujar rayla tersenyum.

"ray, gue suka sama lo, lo mau jadi pacar gue?" tanya jayden untuk ke tiga kali nya.

Rayla mengangguk tersenyum dan begitu juga jayden.

Lalu mereka kembali menatap langit yang sudah ke oren-an jingga itu. Dimana sunset yang jayden maksud.?

Sudah itu tidak penting, yang terpenting.. Jayden melihat dua kupu-kupu terbang  disana.

Dan sepertinya kisah cinta jayden berakhir singgah di kelopak rayla, dan kelopak rayla berakhir dengan kepastian yang sudah lama ia tunggu.

"ray..  Lo masi suka sama gio?" tanya jayden

"masih" ujar rayla spontan dan membuat jayden sedikit heran.

"karna rasa suka gue sama gio beda dengan gue suka sama lo, karna suka sama gio itu adalah hal pertama sebagai sahabat gue, dan suka sama lo itu pertama buat gue ngerasain pentingnya ketulusan" ujar rayla, sementara jayden cuma ngangguk padahal dia ga ngerti maksud rayla.

"intinya gue sayaaaaaang banget sama lo" timpa rayla dan membuat jayden kembali tersenyum.

Gue bahagia karena gue memiliki,  namun bukan berarti tidak memiliki akan berakhir menyedihkan. Hidup mu terlalu singkat. Berhenti bertingkah menyedihkan.

Karena kelak akan ada seseorang yang akan merubah semua itu. Waktu yang tak terduga, orang yang tak terduga dan juga cara yang tak terduga.

TAMAT.

Terimakasih kalian yang sudah membaca hingga di chapter ini. Maaf jika cerita rayla dan gio berakhir di chapter ini. Dan juga ketidakpastian yang sudah berakhir. Terimakasih banyak semuanya.

I See Your Butterfly (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang