Part 24

24 22 6
                                    

Saat berada di atas motor, entah kenapa rasanya rayla tidak ingin pulang kerumah nya. Rasanya ia ingin menyiapkan hatinya untuk suatu hal.

"jay, ke rumah nenek lo ya" ujar rayla.

"APA?! GAK DENGAR!! " teriak jayden lagi

"KITA KE RUMAH NENEK LO!!! " teriak rayla kencang.

Jayden tersenyum sekaligus bingung, tapi akhirnya tetep aja ke arah rumah nenek jayden.

Jayden memarkirkan motornya, dan rayla langsung berdiri di depan pintu rumah itu, lalu disusul oleh jayden untuk membuka pintu itu.

"kenapa tumben lu minta kesini" ujar jayden heran, yang ditanya udah masuk diluan dan duduk di sofa dengan anteng.

"gue males dirumah" ujar rayla santai, menyadarkan dirinya di kursi sofa itu.

Tuk!

"gaya lo jangan kaya gitu, gue ini cowo" ujar jayden memukul kepala rayla dengan pelan.

"aish, tapi.. Gue bingung" ujar rayla seraya meduduk kan dirinya.

"bingung kenapa gio ngejauhin lo?" tanya jayden santai.

"itu satu," ujar rayla lalu menarik nafas nya dalam. "dan gue juga ngerasa orangbtua gue gada waktu buat gue,  dan gio.. Gue gak tau kenapa dia ngejauhin gue" ujar rayla degan suara yang terdengar kecewa.

Gada jawaban dari jayden.., dia hanya terdiam sementara rayla menunggu jawaban darinya.

"kok lo ga jawab" tanya rayla bingung.

"ya terus gue harus jawab apa?, lo itu gabutuh jawaban yang lo butuhin itu tempat buat cerita, orang yang mau nemanin lo, dan yang.." ujar jayden menggantung kalimat nya.

"yang apa?" tanya rayla bingung.
Jayden berdiri dari tempat nya duduk dan menarik rayla kedalam pelukan nya.

"pelukan, lo ga akan pernah sendiri oke?" ujar jayden lalu mengelus pelan rambut rayla.

Lalu rayla membalas pelukan jayden dengan erat ia memeluk pinggang jayden.

"Seperti kupu-kupu, bukan tentang seberapa lama mereka hidup, tapi seberapa banyak hal yang sudah mereka peran kan dan berapa banyak kepakan kebahagiaan yang sudah mereka ciptakan dari sayap mereka. "

"Trus maksud lo?"

"Jadi bukan seberapa lama lo deket sama gio, tapi seberapa banyak kebahagian yang udah lo ciptain sama dia, gue tau ada di posisi lo itu gak mudah, gue tau lo kecewa tapi balik lagi its for you to decide which is more important the person or the pain" jawab pria itu dengan mata nya berbinar menatap rayla dengan lembut, ini kedua kali mata lembut jayden terlihat oleh rayla.

>>>>

"thanks ya udah nganterin gue lagi" ujar rayla tersenyum.

"oke" ujar jayden membuka helm nya.

Rayla pulang kerumah nya setelah diantar oleh jayden, ia masuk kerumah nya. Kali ini ia lumayan terkejut melihat orang tuanya berada di rumah.

"mah.. Pah, tumben udah pulang" ujar rayla senang, namun sepertinya tidak dengan ibu nya.

Mardelina malah menangis didepan rayla, dan ayah rayla, dia hanya terdiam menunduk.

"mah.. Mama kenapa? Tanya rayla, lalu pandangan nya seketika mengarah ke beberapa koper yang ada di ambang pintu.

" mah, mama mau kemana? " tanya rayla dengan mata yang berlinang.

" rayla sayang mama kan? " tanya mardelina kepada rayla.

" ma, please.. Ini kenap__"

"ray, mama ngajuin perceraian, maafin mama selama ini udah gaada waktu buat kamu, mama sayang sama rayla, sayaaaaang bang__"

Jgerrrr!

"kalau mama sayang mama gak seharus nya ngelakuin hal bodoh kaya gini!" ujar rayla lalu hendak berlari keluar dari rumah nya.

Namun.. Tiba-tiba.

"SURPRISEEEEE ADIKKU SAYANG" ujar hendry di ambang pintu. Dengan ledakan confetti yang ia ledak kan.

"apaan sih," ujar rayla bingung.

"happy birthday to you.. Happy birthday to you.. Happy birthday to you..." ujar mardelina tersenyum lalu memeluk rayla.

Sementara rayla hanya bisa menangis, dan merasa telah di bodohi oleh orang tuanya sendiri. Ya emang seharus nya tadi rayla gausah percaya.

Lalu ayah nya membawa sebuah kue ulang tahun berwarna pink dengan lilin menghiasi  pinggiran kue itu, lalu mereka menyanyikan lagu ulang tahun sekali lagi, namun kali ini suaranya menjadi lebih banyak dan tiba-tiba christal dan rany muncul dari arah kamar rayla.

Rayla semakin terkejut dengan apa yang terjadi hari ini. Jadi ini semua cuma prank?

Lalu rayla meniup lilin ulang tahun nya dengan semangat dan memeluk orang tua nya satu persatu dan juta teman-teman nya.

Lalu hendry menyodor kan sebuah koper yang tadi rayla lihat di dekat pintu.

"nih.. Pesanan kalian silahkan nyonya" ujar hendry memberikan koper itu

"astaga, gue kira ini koper mama beneran loh, lagian mama akting nya nyampe nangis gitu woy, ya gue shock gue kira beneran," ujar nya membuat orang yang ada di dalam rumah itu tertawa.

"maaf ya, mama dan papa sudah beberapa bulan ini kurang waktu buat kamu, hendry sebentar lagi lulus kuliah, dan kamu juga bakal lulus sma, mama dan papa berusaha semaksimal mungkin biar kamu nyaman waktu kuliah nanti" ujar ibunya lalu memeluk rayla dengan erat.

Begitu juga dengan bertrand ayah rayla.

Dimalam hari setelah rayla selesai dengan membersih kan dirinya dia mengambil handphone nya dan menelfon seseorang.

Seseorang itu.. Jayden. Entah kenapa jayden lah orang yang pertama kali ia telfon.

Drrt drrt suara handphone jayden bergetar, lalu ia beranjak dari tempat tidur nya melihat siapa yang menelfon nya.

"rayla? Tumben" ujar jayden lalu mengangkat telfon nya.

"haloooo jaydeeeeen" ujar rayla semangat.

"wow, wow happy banget, happy birthday ya princess" ujar jayden seraya menyandarkan diri nya di dekat jendela kamar nya.

"thankyou, gue seneng banget.. Bener kata lo gue cuma kurang mgerti orang tua gue doang" ujar rayla seraya menjatuhkan dirinya di kasur nya.

"apa gue bilang, makanya coba deh lo jadi pac__"

"eh by the way, gue seneng banget, jangan jangan gio juga cuma nge prank gue karna hari ini ultah gue.. Iya kan? Ahahaha gue seneng banget jayden.. Gio emang romantis banget.. Gue jadi seneng banget, gasabar besok di sekolah hehehe.."ujar rayla dengan sangat sangat Semangat dan memotong kalimat jayden

Jayden hanya bisa terdiam mendengarkan rayla yang sangat semangat itu melalui telfon, entah ia harus bahagia.. Atau ia harus bersedih pun ia tidak tau.

" jay? Jayden.., menurut lo.. Besok gue sama gio ketemu nya di danau gitu? Ah gue mau ngerjain dia, biar prank nya gagal ahahah"

Jayden kembali terdiam. Mulut nya benar-benar terkunci sekarang.

"jay?, ah lo tidur ya.. Udah ah bye" ujar rayla lalu menutup telfon itu sepihak.

Sementara jayden, ia hanya bisa melihat layar handphone nya dengan tersenyum, tersenyum melihat wajah wanita yang maenjadi walpaper handphone nya.

Wajah rayla saat ia tertidur di mobil jayden.

I See Your Butterfly (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang