Suasana tegang meliputi ruangan itu. Beberapa ada yang bedoa, beberapa ada yang duduk dengan tidak sabarnya, dan yang lain menatap penuh rasa harap.Spanduk bertuliskan OLIMPIADE SAINS NASIONAL dan beberapa kata selamat datang lainnya, terpampang jelas saat akan memasuki ruangan megah nan bergengsi itu.
TEEEEEEEEEEEEEEET....Waktu habis. Seperti biasa, dengan wajah datarnya Davinka meluruskan kaki sambil meregangkan ototnya.
120 menit, puluhan soal dia kerjakan dengan santai nya. Ini adalah babak final olimpiade sains nasional. Bila melihat para peserta yang lain, kita mungkin akan tahu seberapa sulit soal yang diberi.
Ada yang pucat, muka memerah, lemas tetapi ada juga yang terlihat bersemangat. Hanya ada satu orang yang terlihat terlalu santai, datar tanpa ekspresi.
Ya, sang tokoh utama dalam cerita ini. Davinka Prisilla Sanjaya. Nama yang sangat tidak asing apabila dikaitkan dengan kata “olimpiade, perlombaan, murid cerdas” dan hal baik lainnya.
Kekurangannya hanya satu. Dia ansos, tidak pandai bergaul dengan yang lain. Terlihat sangat tidak peduli dengan sekitar. Tapi kita tidak akan tahu apa yang ada didalam hatinya, setidak pedulikah ia?