8. Kisah Raja Gilgamesh

96 7 8
                                    

Genre: historical, drama

====================

Jauh di masa lalu, ada seorang raja muda bernama Gilgamesh. Dia dikenal sebagai pria kuat di antara para pria. Keberaniannya terbukti dengan petualangannya mengelilingi dunia. Wajahnya yang tampan mampu membuat wanita jatuh cinta dalam sekali tatap. Namanya pun selalu dieluk-elukkan.

Walau begitu, Gilgamesh amat kesepian dengan semua popularitas itu. Dia merindukan seorang teman yang mengerti dia, yang sepantaran kemampuannya, yang dapat berbagi cerita dengannya. Dia ingin merasakan bagaimana bersenang-senang dengan seorang sahabat dan bukannya hanya ditemani oleh para bawahannya.

Gilgamesh berdoa pada dewa-dewa agar dapat dipertemukan dengan orang seperti itu, sekalipun kedengarannya mustahil. Gilgamesh menunggu dan menunggu. Lama sekali. Hingga akhirnya, seorang pemburu menemuinya dengan membawa kisah perjalanannya di hutan.

"Makhluk ini berbulu di sekujur tubuhnya," ujar si pemburu. "Dia hidup di tengah-tengah binatang liar serta makan seperti mereka. Tapi dia sangat kuat, Yang Mulia. Mungkin bahkan sehebat Anda!"

Mata Sang Raja berbinar mendengar cerita itu. Gilgamesh tahu bahwa dewa telah menjawab panggilannya.

"Siapakah gerangan nama orang ini, wahai pemburu?" tanya Gilgamesh antusias.

Si pemburu langsung menjawab, "Enkidu, Yang Mulia."

Senyum tak bisa lepas dari bibir Sang Raja.

Otaknya pun langsung menyusun rencana. Gilgamesh harus bertemu Enkidu bagaimana pun caranya. Dia bertekad akan membawa makhluk ini ke hadapannya!

Diperintahkannya seorang gadis cantik untuk menggoda Enkidu. Gadis itu berhasil tentu saja. Enkidu telah jatuh cinta. Hari-harinya yang biasanya hanya ia lalui bersama hewan-hewan hutan menjadi lebih menarik. Dia selalu berharap matahari segera terbit agar dapat bertemu gadis ini. Kemudian, dia akan bersenang-senang dengannya seharian.

Sayangnya, semakin Enkidu menghabiskan waktu dengan gadis kiriman Gilgamesh, semakin jauh hewan-hewan hutan darinya. Mereka tak mengenal lagi Enkidu. Tak ada yang ingin mendekat lagi dengan makhluk berbulu yang hanya memikirkan seorang gadis manusia.

Enkidu telah berubah. Dia menjadi berbeda.

Ketika sang gadis berkata dia harus kembali ke kota, Enkidu yang sudah tak memiliki tempat pulang berkata, "Bawalah aku bersamamu."

Sang gadis tersenyum. Dia percaya misinya sebentar lagi akan tuntas. "Tentu. Ikutlah denganku," jawab si gadis menyetujui.

Maka, pergilah mereka ke kota. Enkidu yang seumur hidup selalu berada di hutan merasa sangat gugup. Dia tak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi padanya. Harapannya, semoga kehidupan barunya bersama sang gadis tercinta dapat berakhir bahagia.

Sayangnya, mimpinya jatuh seketika. Dia sangat kecewa karena gadis itu ternyata membawanya pada Gilgamesh.

"Kau telah berkhianat!" raung Enkidu.

Gilgamesh tertawa. "Dia adalah orang yang setia, Enkidu. Kaulah yang bodoh di sini. Mau saja kau ditipu oleh wanita cantik."

Enkidu murka. Dia kabur dari istana Gilgamesh dan mulai menghancurkan setiap barang yang ia temukan, tak peduli ukurannya besar ataupun kecil. Amarahnya tak bisa lagi ia tahan.

Gilgamesh tentu tak membiarkan itu. Dia sudah menanti lama kehadiran Enkidu. Dia ingin menjadikan Enkidu sebagai temannya. Jadi, dia mengejarnya dan mulai bertarung dengannya.

Pasar di kota menjadi arena perkelahian mereka. Adu jotos, tendangan, serta teriakan mereka berlangsung selama beberapa hari.

Para penduduk hanya bisa menatap dari jauh. Sebab bila mereka mendekat, mereka tahu nyawa mereka tak selamat. Kekuatan Sang Raja terlalu besar, ditambah lagi dia tengah bertarung dengan seseorang yang mampu mengimbanginya. Bisa jadi mereka tak punya jasad lagi untuk dikuburkan kelak.

Ketika Kita TerjagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang