Part 1

244 26 4
                                    

Daniel POV.

Pagi yang cerah dengan matahari yang bersinar terang dan burung berkicau nan merdu. Aku bangun dari tidur ku.

Sial.

Aku hampir terlambat.

Dengan buru-buru aku bersiap ke sekolah, baju kotak-kotak, jeans biru panjang dan sepatu berwarna putih. Tak lupa kacamata yang selalu menentang di wajah ku yang penuh jerawat ini.

Penampilan dan rupa seperti ini yang membuat ku sering di rundung.

"DANIEL CEPAT TURUN DAN SARAPAN" teriak ibu dari bawah.

Aku mengambil tas ku dan segera berlari ke lantai bawah, lalu segera menyantap sarapan ku yaitu sandwich dan jus jeruk.

"DAVID. SARAPAN" Panggil ibu pada David, kembaran ku.

"Berhentilah berteriak seperti di hutan, aku bisa mendengar mu walau tanpa teriakkan" omel David yang berjalan mendekati sarapannya.

Walau kami ini kembar tapi penampilan kami bertolak seratus delapan puluh derajat. Penampilan David sangat acak-acakan, rambut yang sengaja di buat berantakan, jaket lusuh yang tak pernah di kancing dan juga jeans dengan banyak robekan di sepanjang lutut. Biar penampilannya di bilang sangat berantakan, sebenarnya dia cukup keren, dan juga dia punya banyak mantan dan bahkan dia populer di kalangan perempuan. Satu hal yang paling membuat kami berbeda yaitu David itu kasar. Semua nya mulai dari bicara, sikap dan juga dalam bekerja.

"Cepat habiskan sarapan kalian dan ibu akan mengantar kalian ke sekolah" kata ibu.

"Baik"

Kami menikmati sarapan kami, walau tidak bisa di bilang mewah tapi sarapan bersama seperti ini memiliki keistimewaan tersendiri.

"Oh ya apa kalian mau di jemput?" Tanya ibu di sela-sela sarapan.

"Tidak perlu aku mau mampir ke perpustakaan" tolak ku.

"David?"

"Aku ada kelas tambahan sore ini"

Ibu menarik nafas panjang "apa kau buat masalah lagi David?"

"Ayolah bu, kehidupan sekolah ku tak selalu semulus yang ibu harapan" Dengan marah David berjalan duluan ke mobil.

Salah satu perbedaan kami yang paling menonjol adalah bahwa kehidupan sekolah ku berjalan begitu baik dan sempurna. Aku sangat yakin mengatakan ini karena aku adalah murid terpintar di sekolah.

***

Kahidupan sekolah ku berjalan begitu baik, itu karena aku adalah siswa terpintar di SMA Brixton. Aku juga memiliki banyak teman, walau aku tidak yakin mereka sungguh-sungguh berteman dengan ku.

Tentang perundungan, di SMA aku sudah tidak di rundung lagi karena aku adalah anak yang pintar.

"Daniel" panggil seseorang.

Dia Liya, teman terbaik ku. Hanya dia yang tulus berteman dengan ku. Tidak seperti yang lain. Aku tidak bisa bilang Liya menyukai ku karena Liya itu gadis yang amat cantik. Rambut pirangnya yang panjang dan aroma parfumnya yang wangi, jika di bandingkan dengan ku. Itu tidak mungkin.

"Ada apa?" Tanyaku karena dia tampak terburu-buru.

"David di panggil ke ruang BK" kata Liya.

Mendengar hal itu aku sangat khawatir, bagaimana tidak dia itu adik ku. Aku juga takut jika terjadi apa-apa dengannya.

"Kalau begitu ayo kita pergi"

My Twin Is A Murderer|✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang