Part 7

113 17 1
                                    


Daniel POV

Aku terbangun dan menemukan diriku berada di sebuah tempat yang sangat asing, berdebu dan berbau amis. Aku juga merasakan pergelangan tangan ku sakit.

Aku juga tidak bisa melihat dengan jelas. Dimana kacamata ku?

"Kau sulit melihat ya?" Suara David terdengar mendekat.

Dia memakaikan ku kacamata.

Sekarang aku bisa melihat semuanya dengan sangat jelas. Kini aku sedang di ikat dengan posisi tergantung sekitar beberapa centimeter dari pijakan. Aku juga bisa melihat jelas bahwa tepat di sebelahku, Allana juga tampak di ikat. Wajahnya tampak pucat. Sangat pucat.

"Allana" panggil ku.

"Dia sudah mati" kata David "lihatlah perutnya.

Aku melirik perut Allana.

"BRENGSEK KAU DAVID"

Ini mengerikan, perut Allana terlihat menganga lebar menunjukan seluruh isi perutnya.

"Habiskan kau sadarnya lama sih,
hampir seharian penuh kau pingsan" jelas David.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan semua ini David? Kau membunuh ayah membunuh ibu dan sekarang Allana. Bahkan sebelumnya kau telah membunuh para penduduk kota!" Aku mengatakan semua hal ini dengan berlinang air mata.

Ini sungguh sangat tidak bisa di tolerir. David benar-benar iblis. Dia tidak pantas di tolong.

David menyeringai "kenapa ya?"

Dia lalu menatap tubuh Allana dan meraba-raba jeroan Allana.

"Mungkin iseng" kembali lagi David menatapku dan menyeringai.

"Kau benar-benar iblis" kata ku dan meludahinya.

Ekspresi David berubah "kau mau mati ya"

Bugh'

Kekuatan yang tidak main-main itu David arahkan ke pipi ku berupa sebuah bogeman yang menyebabkan beberapa gigiku terlepas dan darah yang banyak keluar begitu saja dari mulutku.

Sakit.

Teramat sangat sakit.

"Ya bunuh saja aku" kata ku.

Seharusnya dari awal aku tidak membujuk Allana untuk menolong David, seharusnya dari awal aku membawa David ke polisi. Seharusnya aku tidak sebodoh ini.

Jika saja aku tidak bertindak demikian Allana tidak mungkin mati. Seharusnya aku yang mati saja.

"Daniel aku punya hadiah untuk mu" kata David tiba-tiba sambil memegang sesuatu yang dia dapat dari perut Allana.

Itu lambung.

"Buka mulut mu aaa" David mendekatkan lambung itu ke mulut ku.

"Ap apa__"

Sial David memasukan lambung Allana ke mulut ku. Dia memaksa ku untuk memakan dan menelannya. Saat lambung itu berada di mulut, aku tidak dapat mendeskripsikan bagaimana rasanya. Hanya di dominasi rasa asam dan juga samar-samar aku merasakan sedikit rasa daging.

Ini makanan yang terakhir kali Allana makan.

"Bagaimana rasanya?" Tanya David.

Aku memuntahkan kembali benda menjijikan yang masuk ke mulutku dan ku telan itu.

"Bunuh aku saja"  kata ku lemah.

Aku pasrah, bila sekarang aku matipun tidak masalah. Lebih baik mati daripada harus menghadapi Mr Parker.

My Twin Is A Murderer|✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang