Epilog

173 19 6
                                    

Perlahan-lahan tapi pasti Daniel membuka matanya setelah seminggu lamanya ia koma.

"Pakailah ini" Mr Parker, orang yang sedang bersama Daniel memberikan kacamata.

Tidak ada kata-kata yang terlontar di mulut Daniel, hanya air mata yang tidak terbendung. Air mata penyesalan.

"Maafkan aku. Aku menyesal" kata Daniel kemudian di selingi tangisan.

Mr Parker, pria yang telah kehilangan putri tunggalnya itu menatap Daniel. Ekspresinya sulit di tebak.

"Kau tidak akan bisa mengembalikan anakku" kata Mr Parker. Pria itu terlihat ingin marah, tapi di tahan.

"Maaf maaf maaf" lagi-lagi Daniel menangis dan meminta maaf. Dia merasa sangat bersalah.

Jika dia tidak bertingkah bodoh mungkin saja Allana masih tetap hidup. Mungkin saja Allana masih bisa terus bersama ayahnya.

"Jangan khawatir aku tidak akan dendam pada mu" Mr Parker mencoba untuk tersenyum, walau terlihat begitu di paksakan.

"Maaf"

"Kau tahu Mr Chance, dia putri ku satu-satunya. Aku sangat menyayanginya. Walaupun didikan ku terlalu keras padanya tapi aku sangat menyayanginya" Mr Parker menunduk air mata keluar dari sela matanya.

Untuk seorang ayah, kematian anaknya menjadi pukulan terbesar dalam hidup. Anak yang sangat dia sayangi, satu-satunya harta paling berharga dalam hidup pergi dan tidak akan kembali.

Allana telah pergi dan ia telah mati. Itu adalah takdir.

Tidak ada yang dapat di lakukan. Menyesal tidak berguna. Marah? Apa akan menghidupkan Allana lagi? Jelas tidak.

Mr Parker mencoba untuk kuat walau itu sulit, ia tidak bisa sepenuhnya mengalahkan Daniel untuk ini.

Mr Parker bangkit berdiri, ia berjalan ke arah jendela "seminggu lalu tepatnya dua hari setelah David di tangkap dia kabur dengan membunuh dua polisi" jelas Mr Parker.

Daniel tidak tahu harus menanggapi perkataan Mr Parker. Bahkan dia juga tidak tahu apakah dia masih menganggap David sebagai adiknya setelah apa yang di lakukan David pada dirinya, pada orangtuanya dan pada Allana.

"Aku menduga jika David tidak bekerja sendiri" lanjut Mr Parker.

Ia kembali menatap Daniel "itu sebabnya kau juga harus membantu ku. Menemukan David dan membunuhnya"

Mr Parker berjalan dekat pintu "Anggap saja sebagai penebusan dosa mu" lanjutnya dan keluar dari ruang perawatan Daniel.

Daniel terdiam dan menatap lurus ke depan "aku akan membunuhmu David" gumamnya.

Pada tempat yang berbeda, tepatnya di sebuah atap hotel tampak David tengah berdiri sambil menatap ke arah lantai dasar. Tatapannya yang datar membuat siapapun tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

"Wah hampir saja kau mati" seorang pria dengan pakaian serba hitam mendatangi David di atap.

"Kau" David menatap pria itu.

"Terima kasih untuk bantuan mu di rumah sakit" lanjut David.

Pria itu tersenyum "hahahaha, bantuan ku itu tidak gratis loh"

David menghela nafas panjang."aaaah baiklah"

Tamat


Cerita ini sudah berakhir dengan Daniel yang akan menjadi polisi dan memburu adiknya David yang adalah seorang pembunuh berantai.

My Twin Is A Murderer|✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang