Bagian 9

10 2 1
                                    

Detak jantung Clara begitu cepat.Keringat dingin seketika keluar.Seluruh badannya bergetar.

"Akuu,aku.Mau makan ice cream!"

"Oh.Ayo!"

"Bang.Beli ice cream dua.Satu rasa Vanilla yang satunya lagi rasa cokelat!" ucap Clara pada abang es

"Oke neng"

"Satu ice cream Vanilla dan satu ice cream cokelat sudah siapp" ucap bang es krim pada franda

"Terimakasih bangg.Ini uangnya" sambil menyodorkan uang 50.000an

"Oke dik.Kembaliannya dik"

"Nggak usah bang.Itu buat abang ajah.Karna ice cream abang enak banget.Dan kita suka juga"

"Alhamdulillah.Terimakasih dik" ucap abang es krim asal ceplos

"Sama sama bang"

Mereka berdua tampak senang menikmati es krim vanila dan eskrim cokelat.Hari itu Clara mengurungkan niatnya mengungkapkan perasaannya pada Devano.

Clara lebih memilih mengungkapkannya pada diary miliknya.Tepatnya menuliskannya disana.

Hanya diarylah yang mampu mengerti apa yang clara rasakan ketika berada di dekat Devano.

--------------

"Pokonya demi apa pun itu aku harus berani ungkapin perasaan aku ke devano.Titikkkkkk" ucapan yang Clara ulang berulang kali.

DevanoRtM

"Dev,besok kita ketemu di
taman biasanya yak.
Jam 4 sore,kaya biasanya.
Ada yang harus aku
omongin sama kamu:)"

"Oke"

_______

"Intinya besok aku harusss banget berani ungkapinn.Aku udah siap nerima konsekuensinya.Apapun itu!"

Tekad Clara sungguh sungguh bulat.Dan dia tak akan mengundur waktunya lagi.

Di taman
Pukul 4 sore

"Duhh aku deg-degan banget nih" batin Clara sambil menunggu Devano

"Devvvvv?!!Sinii aku disinii" panggil Clara yang melihat Devano

"Ohh iya iyaa aku kesitu" balas Devano sambil menghampiri Clara

Mereka berdua duduk di kursi taman.Dibawah pohon bunga yang sedang bermekaran saat itu.Pemandangan sore hari yang seakan ikut merasakan mereka berdua.

Hening.Tak ada yang memulai pembicaraan dulu.

"Emmmm" ucap mereka bersamaan

"Kamu dulu" ucap Clara

"Kamu ada apa nyuruh aku kesini?"

"Aku,,,"

"Aku apa?"

"Sebenernyaa.Aku udah pengen ngomong ini dari dulu.Tapi aku takut kamu ngejauh dari aku.Aku takut semuanya hancur gara gara aku.Aku takut nyakitin perasaan kamu.Aku takut kalo nanti kamu bakalan benci sama aku.Aku takutt,,,," ucap Clara tanpa ada spasi

"Sstttt.Apaan sih.Yang jelas dong Clara kalo mau ngomong.Gausah kaya kereta gituuu" tegur Devano

"Aku suka sama kamu!" ungkap Clara spontan

"Hah?kamu suka sama aku?Bercandanya kelewatannnn"

"Dev.Aku seriuss"

"Apa? Kenapa kamu bisa suka sama aku?" tanya Devano penasaran

"Aku menyukaimu.Aku sangat menyukaimu.Aku menyukaimu saat pertama kali kita bertemu.Saat kamu menjabat tanganku.Saat kamu menunjukkan keperdulian itu padaku"

"Hah?Kita kan sahabat.Mana mungkin kita bisa bersamaa.Kamu udah aku anggep kayak adik sendiri.Aku nggak nyangka kamu bisa ngekhianatin persahabatan kita yang udah kita jalin lama.Aku kira persahabatan kita itu tuluss" ucap devano kecewa

"Tapi Dev!!"

"Udah lah.Gue balik.Dan inget gue gak akan bisa sahabatan sama orang kayak lo yang munafik dalam pershabatan" devano tiba tiba pergi meninggalkan Clara sendirian

"Gue?Lo?Ihh ini apaan sihh.Aku gila banget sumpahh.Kenapa aku sebodoh ini.Aku gak bisa jauh dari kamuuu.Devvv!!!Devvvanoo?!maafin gue devvv maafff" teriak Clara sambil menangis terisak

Devano tak perduli pada clara yang sedang terisak.Di hati devano clara sudah bukan lagi sahabatnya.

"Kenapa sih Clara ngehianatin Gue.Diakan udah gue anggep kaya adek sendiri.Masa iya dia suka sama gue.Dalam persahabatan kan wajar kalo saling perduli.Nah ini salah gue dimanaaa?!" batin Devano

Udah lah bodo amat gue ga akan pernah perduli lagi sama sahabat penghianat itu.








Nothing [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang