5

18 3 3
                                    

Hai^^
I'm back

Yaudah, langsung baca yuk
Jangan lupa vote, comment dan follow ya

Typo bertebaran
Happy Reading

________________________

Matahari siang itu bersinar cukup terik. Beberapa murid SMK Bakti Negara tampak memilih duduk dibawah pohon yang rindang, bersama beberapa murid lainnya. Berbincang sambil menikmati minuman dingin.

Namun seorang gadis terlihat berjalan ditengah lapangan yang panas dengan wajah gusar.

Entah sudah berapa kali Sisil mengunjungi lapangan itu selama jam istirahat ini. Dia ingin pergi ke kantin, namun tak ada yang menemaninya.

Jihan? Ah, temannya itu langsung dibawa kabur entah kemana oleh Ryan sejak bel istirahat berbunyi tadi. Devan juga tidak terlihat dimanapun.

Gadis itu kemudian memutuskan untuk berjalan menyusuri lobi dan akhirnya berhenti di depan pintu perpustakaan. Dikibaskan tangan kanannya itu di depan wajah.

"Hareudang, euy," keluhnya.

Dia menatap sekitar dan akhirnya pandangannya jatuh kepada pintu perpustakaan yang tertutup rapat. "Ngadem kayaknya enak, deh."

Tangan Sisil kemudian terulur ke gagang pintu. Lalu dibukanya pintu perpustakaan itu.

Angin sejuk yang berasal dari AC berhembus menerpa wajahnya saat dia memasuki perpustakaan. Pemandangan rak-rak buku tinggi di sisi-sisi dinding seketika memenuhi indera penglihatannya.

Sisil suka suasana tenang ini. Ditambah dengan sejuknya ruangan ber-AC itu. Kakinya kemudian bergerak menuju salah satu rak buku, tangannya bergerak mencari sesuatu untuk dibaca.

Setelah beberapa menit, buku yang dia cari belum juga ditemukan. Gadis itu kemudian mendongak melihat rak yang berada diatas kepalanya. Sebuah buku bersampul biru tampak sedikit mencuat keluar dari barisan.

Sisil menyipitkan matanya. Dia yakin sekali bahwa itu adalah buku yang dia cari.

Gadis itu pun menjijit, tangannya berusaha meraih buku itu. "Nasib jadi pendek ya gini," keluhnya dengan nafas terengah-engah.

Ketika Sisil berhasil meraih buku itu dan menariknya, tanpa disangka beberapa buku ikut tertarik keluar dan berjatuhan.

Sebelum buku-buku itu menimpa dirinya, Sisil dengan cepat melindungi kepalanya dengan menggunakan kedua tangannya.

Braaak

Suara buku berjatuhan terdengar cukup keras. Namun Sisil tidak merasakan tangannya sakit.

"Lo nggak papa?" Suara seseorang mengejutkan Sisil.

Pantas saja dia tidak merasakan sakit, ternyata cowok di hadapannya itu tadi melindungi dirinya.

Sisil terdiam. Gadis itu masih berada di bawah kungkungan Alandra.

Ya, yang menolongnya tadi adalah cowok yang berada di halte kemarin. Alandra.

ReplyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang