Hai^^
Well, langsung aja yaHappy reading
Jangan lupa vote, comment dan follow_____________________
Sisil sedang membuang sampah ketika sebuah mobil datang dan berhenti di depan gerbang. Gadis itu tampak berpikir, menebak siapa yang akan turun dari sana.
'Temen Abang kali, ya,' batin Sisil.
Setelah beberapa detik, dua orang keluar dari mobil itu, membuat Sisil mengangkat sebelah alisnya.
"Iya Tif, makasih ya," ucap Bayu sambil melambaikan tangannya pada Tiffany.
Setelah mobil hitam itu pergi menjauhi rumahnya, Bayu berbalik dan terkejut karena keberadaan Sisil.
Bagaimana tidak. Gadis yang tadi membuang sampah itu memakai hoodie ungu kesayangannya dengan rambut yang dicepol asal serta wajah yang kusam. Ditambah lagi dengan langit yang semakin gelap. Dia juga tidak memakai sendal sama sekali.
Bayu mengelus dadanya. "Kirain orang gila dari kompleks sebelah," gumam laki-laki itu sambil mengelus dadanya.
Namun sebuah botol plastik kemudian melayang dan tepat mengenai kepala Bayu. Si sulung itu kemudian meringis dan menatap tajam sang pelaku.
"KUALAT LU DEK, AMA ABANG!" bentak Bayu.
Sisil pun membalasnya tidak kalah kuat. "BODO! NGAPAIN COBA NGATAIN SISIL ORGIL!"
"KAN ABANG KAGET TADI"
"YA SANTUY AE DONG, GAK USAH NGATAIN SEGALA"
"ELU SIH, PAKE GIT-"
"WOI ANAK MANUSIA! DIEM NAPA! UDAH MAU MAGHRIB NIH!" Teriakan seseorang menginterupsi kakak-beradik yang sedang berdebat di depan pagar. Dengan perasaan malu, mereka pun membungkuk meminta maaf.
"Abang sih," bisik Sisil sambil berjalan meninggalkan Bayu.
"Berisik lu, dek!"
Kedua anak dari keluarga Argawirata itu pun masuk ke rumah mereka.
Sisil mendudukkan pantatnya di atas sofa sambil tangannya menyambar setoples keripik pedas. Sedangkan Bayu duduk di lantai sambil memainkan ponselnya.
"Lo kalo lesehan di lantai gitu lebih mirip babu loh, Bang," ejek Sisil.
"Anjir lu dek!" Ingin sekali Bayu menabok wajah cantik adiknya itu. Terkadang dia penasaran makanan apa saja yang dimakan Bundanya ketika mengandung adiknya ini.
"Dek! Lu tau gak?! Abang tadi liat temen lu di restoran."
Sisil tampak tidak tertarik dengan topik pembicaraan sang Abang. Dia tetap menyemili keripiknya dan menonton televisi.
"Temen lo yang kemaren itu loh, Al."
Mendengar nama cowok yang baru dikenalnya itu disebut, Sisil menolehkan pandangannya. Alis gadis itu tampak menyatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reply
Teen Fiction[Jangan lupa follow] Sisil dan Devan memiliki masa lalu dengan orang yang sama, namun dengan kejadian yang berbeda. Sehingga membuat mereka 'memandang' orang tersebut dengan tatapan berbeda pula. Masa lalu kelam Devan dengan 'dia' membuat mereka s...