Hai !

10 2 0
                                    

.
.

Hai kau !
Kabarku baik, sangat baik. Jika kau melihatnya kuharap kau ikut senang.
Sekarang aku tak sendiri lagi, maksudku ketika aku menyapa monster senja ada seseorang yang menemaniku menghabiskan waktu bertukar cerita.

Ahh senangnya diriku !
Bagaimana kabarmu ? Sudah lama aku tak berkabar tentang langit, awan, angin dan monster senja.
Maaf, maaf seseorang ini kuanggap spesial karena dia menyebutku menyebalkan padahal ia jauh lebih menyebalkam, haha.

Hmm, apakah kau mencariku setelah aku melepasmu pada bintang ?
Ahh terserah, aku tidakpeduli,  hehe. Nah kuperkenalkan dia yang kuanggap spesial.
Aku bertemu dengannya di tempat biasa aku menyapa monster senja, hanya ada aku dan dia. Dia menangis dan berteriak kencang mengabaikanku yang masih nyaman menikmati larik manis awan.

Dia berteriak menyalahkan monster senja yang telah membuatnya berpisah dengan orang yang katanya sayang terhadap dirinya.
Di sela tangisannya, ia tetap menyalahkan monster senja.
Kau tahu bukan aku sudah terjatuh sejatuhnya tehadap monster senja dan segenapa rekannya.
Tentu saja aku langsung berdiri lalu berterik keras apa yang sedang kau lakukan disini hah ?!! Mengganggu saja !!! Pulanglah !!! Tentu saja itu bohong, haha. Aku duduk disampingnya, ia tampak terkejut tapi ia tetap mengabaikanku.
Ia masih sesenggukan menangis, dia melirik tajam matanya galak menatapku mengucapkan apa ! Aku mulai bertanya.

Apa yang sedang kau lakukan ?

Dia diam.

Kenapa menangis ?

Dia diam.

Kenapa menyalahkan monster senjaku ? Bukankah dia cantik ? Memesona ? Menakjubkan ? Menghangatkan ? Menenangkan ?

Dia tetap diam .

Apakah kau berpisah dengan orang yang katanya sayang terhadapmu ?

Diam ! Kau tahu apa ? Jangan sok tahu, sok kenal !

Hei hei. Aku tahu, bukankah kau berpisah dengan seseorang yang entah siapa aku tak tahu itu dengan disaksikan monster senja ?
Lalu kau menyalahkan monster senja bilang kenapa seseorang itu mengajakmu berpisah saat monster senja tengah menyapa, kenapa ? Kenapa ? Harusnya kau bertanya pada dirimu sendiri. Lagipun untuk apa kau menangis, menyalahkan monster senja pula. Jika memang ia menyayangimu ia tak akan mengajakmu berpisah meski kau benci monster senja.

Percayalah monster senja selalu mengajari perpisahan dengan indah. Mungkin kau akan jatuh cinta dengan monster senja.

Aku bergegas pergi, meninggalkan dia yang terdiam. Sepertinya aku terlalu cerewet.

.
.














Aksara Rindu yang Patah [USAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang