.
.Sendu, awan sedang sedih mungkin entah karena apa aku tak tahu.
Ketika sampai, awan mendung menghalangi monster senjaku dan langitpun tak terlihat.
Aku bergegas undur diri, tak mau mengganggu waktu awan yang sedang berdiskusi dengan monster senja.
Aku bertemu angin sebelum aku pergi, dia menghiburku dengan tariannya.
Angin bertanya kenapa aku cepat pulang, aku mengatakan bahwa awan sudah lama menampung air.
Mungkin sudah saatnya awan melepaskan air.
Angin tersenyum, ia menemaniku langkahku pergi meninggalkan monster senja.Sudah berapa kali aku memintamu datang bertemu ? Ahh maksudku bertemu dengan langit, awan, angin dan monster senja.
Yeah mungkin kau sudah bertemu mereka tanpa sepengetahuanku, tak apa. Dan sudah lama ya kita tak bertatap wajah dan bertukar cerita.
Baiklah, kali ini aku mengundangmu.
Aku ingin kita bertemu, tanpa sepengetahuan monster senja, langit dan awan.
Jika kau bersedia temui aku di bawah bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rindu yang Patah [USAI]
Historia CortaTentang dia yang tak kunjung datang. Pada bait-baitnya ia sadar, jika dia tak mungkin datang. Pada huruf yang tertulis, ia sadar jika ada perasaan kecewa yang menanti. Ia tahu. Semakin lama semakin perih rasanya. Untuk dia, baik-baik saja disana.