hujan

11 2 0
                                    

.
.

Basah. Yeah aku kehujanan, maafkan aku awan yang tak sempat berteduh. Langit, kau tak usah marah pada awan aku hanya ingin berjalan di bawah hujan. Baiklah aku akan bercerita pada air.

Gelap, langit malam ditaburi bintang. Aku menunggunya, aku tak sabar dan aku sangat penasaran bagaimana dirinya. Kau tau air ? Dia tak datang, yeah tak datang.
Entah terlambat atau bagaimana dia tak berkabar.

Sepertinya kecewa hinggap di perasaanku, aku terduduk sendiri. Sebuah potongan kenangan muncul satu persatu.

Apa yang terjadi ?

Seperti ada bintang yang memfokuskan cahayanya kepadaku, aku tersadar.
Ya ! Aku tahu ! Aku terlalu berharap. Ah alangkah bodohnya diriku, mentang-mentang dia mengatakan bahwa aku spesial untuknya lantas itu berarti dia ingin lebih dariku ? Nyatanya aku yang berharap lebih padanya.
Lihatlah, jika memang dia benar mengucapkan spesial harusnya ia saat ini di sampingku, bertukar cerita.
Baiklah, baiklah bintang aku tahu. Cukup dengan kata spesial jangan berharap lebih, cukup, yeah cukup dengan itu.

Hei bintang, rasanya aku sudah lelah menunggunya. Sekarang aku akan menyerahkan seseorang yang menganggapku spesial kepadamu. Jaga dia. Bintang, aku pamit melepas ceritaku dengan dia.


















Aksara Rindu yang Patah [USAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang