"Ayo pacaran denganku!"
Kai mendelik, refleks kesedak air mineral yang ia minum. "Hah?" jawabnya cengo.
"Kau tinggal jawab mau atau tidak," ucapku pelan. Meremas jari-jemariku erat dengan gugup pastinya.
Kalau kalian berpikir aku tipekal cewek fakgirl yang hobi nyari gara-gara pada seorang cowok dingin, kalian salah. Aku cuma cewek nolep biasa yang kejebak tantangan game.
Semua ini, berawal dari tantangan kampret Fida dalam tantangan truth or dare tadi siang.
"Truth!" ucapku percaya diri.
Fida, teman sebangkuku itu udah kelewat hafal aku suka dengan Kai, jadi aku nggak masalah kalau dia menanyakan itu sebagai pertanyaan truth-nya.
"Oke." Fida tersenyum jahil. "Ungkapin perasaanmu yang sejujurnya ke cowok yang kau suka."
"Fid, kau gila? Kai temen sekelas kita. Kalau dia tahu perasaanku, bisa-bisa canggung tiga tahun, lah! Nggak, nggak. Aku pilih dare aja."
"Yakin?"
Aku ngangguk.
"Yaudah, dare-nya kau nembak Kai."
"Yee, itu lebih parah, Kambing!" Aku memgerucutkan bibir. "Nego, lah."
"Nggak ada penolakan! Aku tunggu jawabannya besok pagi. Selamat nembak Kai, Najwa!"
Aku mengalihkan pandang, berjanji dalam hati setelah ini tidak akan main hal begituan, karena benar-benar merusak harga diri dan memalukan!
"Oke." Jawaban Kai membuatku terperangah. "Dengan sedikit syarat," imbuhnya sambil menatapku lekat-lekat.
Kutahan jantungku agar tidak melompat dari tempatnya, karena sebentar lagi aku pasti jadi gila.
Seperti mimpi saja, cowok luar biasa seperti Kai mau menjadi pacar cewek ngenes yang b aja sepertiku. Padahal, jika Kai menolak aku bisa berkelit bahwa ini hanya tantangan truth or dare kampret.
"Syarat?" Dahiku mengerut seperti nenek-nenek. "Kau tidak akan menyuruhku membuat seribu candi dalam semalam, kan?"
Kai menggeleng. "Aku bukan Roro Jonggrang."
Aku menghela napas lega. "Yaudah, apa syaratnya?"
"Pertama." Kai mengangkat telunjuknya ke atas sebagai nomor satu. "Kau harus mengakui bahwa aku cowok yang paling ganteng."
Mulutku menganga.
Kalau itu sih sudah pasti, tapi kenapa harus dijadiin syarat segala?!
"Hah?" Belum ilang rasa kaget, tiba-tiba Kai sudah menambahkan syarat lain.
"Dua," ucap Kai. "Mengakui bahwa cowok selalu benar."
Darimana juga ada pepatah aneh kayak gitu?!
"Hei, itu--"
"Tiga." Kai membuat angka tiga dengan jarinya, enggan dibantah. "Jangan menyentuhku berlebihan. Aku benci cewek agresif."
Apalagi ini, Tuhan.
"Tapi--"
"Bagaimana?"
Aku diem bentar.
Kupikir, kesempatan memiliki Kai sangat langka seperti berlian dan aku tidak akan memilikinya dua kali. Maka dari itu aku mengangguk.
"Deal."
Lalu aku salaman dengan Kai khidmat, seperti salaman dengan partner bisnisku.
Dan itulah, awal bagaimana aku bisa berpacaran dengan manusia nggak ada akhlak bernama Kai, serta beberapa ketidakjelasan di dalamnya...
***
Bersambung ajalah gajelas.
Selamat datang di cerita ga jelas lain milik NastarzF wkwkw.Oke, di bawah ini cuma visual, jadi ga penting juga buat dibaca.
Park Chanyeol as Kaizo Megantara~
NastarzF as Najwa Teranosaurus//ditampol reader.
Nastarzf 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Unfaedah
HumorCover by @aliasvias "Satu, mengakuiku sebagai cowok yang paling ganteng." "Hah?" "Dua, mengakui bahwa cowok selalu benar." "Mana bisa gitu?!" "Ketiga, jangan menyentuhku berlebihan. Gimana?" "Syaratmu aneh, tapi baiklah!" Kisah aneh dua sejol...