29. Warnet

4K 513 137
                                    

50 vote + 5 komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

50 vote + 5 komen.
Bisa?
***

Aku memang suka pada dirimu
Tapi aku ada yang punya
Lebih baik kita berteman
Kita berteman saja
Teman tapi mesra.

Teman Tapi Mesra - Ratu.
***

Untuk memotong biaya print dan warnet yang nguras uang saku, aku ngerjain tugas di sebelah rumah Kevin.

Kebetulan, tetangganya yang baru pemilik warnet. Mayan, bisa ngeprint gratis.

"Satu kertas lima ribu." Kevin berlagak kayak penjaga warnet, berdiri di sebelahku yang sibuk ngotak-ngatik komputer.

"Kalo kau nggak nelpon aku seenaknya, aku nggak bakal dihukum Bu Dita, tau!" Aku cemberut.

"Iya, iya, gratis untukmu." Kevin males debat.

"Nah, gitu dong. Itu baru mantan yang baik."

"Nggak mau lebih?" Kevin ngode.

"Apa? Mantan level dua?" tanyaku dodol.

"Dahlah," cibir Kevin, fokus pada layar komputer di depannya. "Hei, nggak gitu caranya nulis sinopsis. Nama tempat pake huruf kapital."

"Itu kepencet!" Aku ngeles, lalu mengoreksi tulisanku yang salah.

Kevin tertawa. "Ya, ya, cewek selalu benar. Eh? Kau bikin dua? Buat aku, ya?"

"Nggak usah kepedean! Ini bukan buat kau, tapi buat Kai." Aku mengklarifikasi.

Dahi Kevin berkerut. "Ngapain kau yang buat? Itu curang namanya."

"Bukan urusanmu."

"Dasar babu," ejek Kevin.

Aku bodoamat dan nerusin ngetik. "Ceritanya panjang. Kau nggak bakal ngerti."

"Babu babu babu." Kevin makin ngomporin.

"Nggak usah ngatain!"

"Nyenyenye..."

Tiga jam berkutat pada komputer, akhirnya tugas laknat itu kelar juga. "Bilangin ke tetanggamu, makasih gratisannya."

Pacar UnfaedahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang