Sinopsis:
Dia Yoo Taeyang, florist favorit mamaku.
Dia murah senyum namun sedikit pemalu dan sepertinya aku mengenalnya tapi entah kapan dan dimana.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyaku padanya.
"Entahlah, yang aku tahu kakiku selalu i...
"Hari ini semesta sedang berpihak padaku", Yoo Taeyang, 2020.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
11 Tahun yang lalu..
"Taeyang bersiaplah Aku akan melempar bolanya"
"Lempar saja Aku pasti bisa menangkapnya"
Gadis kecil itu bersiap melempar bola ke arah anak laki-laki didepannya, dia mulai menghitung.
"1 2 3 tangkap"
Dengan sigap anak laki-laki itu menangkap bolanya.
"Tuh kan ini itu mudah untukku, sekarang giliran kamu yang menangkap bola ini", ucap anak laki-laki tersebut.
"Aku hitung ya 1 2 3 tangkap"
Bola itu melambung tinggi, melewati anak perempuan dan mendarat di tengah jalan. Kedua anak tersebut sedang menunggu di jemput ibu mereka. Karena bosan mereka memutuskan untuk bermain di sebuah taman yang dekat dengan Sekolah mereka.
"Kenapa Kamu melempar tinggi sekali? Aku kan tidak bisa menjangkaunya, Kamu curang!", omel gadis kecil itu.
"Hehe maafkan Aku, Aku yang akan mengambil bolanya", terang anak laki-laki itu.
"Tidak, Aku saja yang mengambilnya tapi jangan di ulangi lagi ya", ucap gadis kecil itu.
"Siap tuan putri"
Setelah disebut tuan putri, gadis kecil itu tersenyum sumringah dan segera menuju bola yg terlempar di tengah jalan raya.
Terlihat 2 sosok Ibu di sebrang jalan, sepertinya itu Ibu anak-anak ini.
Tiba-tiba dari arah timur terlihat mobil melaju sangat kencang, diduga sopir mengendarai dengan keadaan mabuk berat.
Gadis kecil itu masih berjalan menuju bola yang ada di tengah jalan, ia tak tahu jika bahaya sedang mengintai dirinya.
"Lama sekali ambil bolanya"
Anak laki-laki yang semula duduk, terlihat terbelalak melihat ada sebuah mobil yang akan membahayakan temannya. Dengan cepat dia berlari.
"Rania! Awas! ", teriak anak itu.
Anak itu berusaha berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan temannya.
Tapi nahas.
Braaaaak.... Ciiiiiit....
Dua orang Ibu yang ada di seberang jalan hanya terdiam kaku kemudian berteriak histeris.
"Tidak"
Anakku!
Anakku!
Satu anak terpental jauh, dan terluka parah. Darah mulai mengalir dimana-mana. Dia tak sadarkan diri. Wajahnya tertutup darah. Dia tak bergerak sama sekali.