Author POV
Haloha, gimana kabarnya? Semoga masih pada sehat sehat aja ya. Oh iya lupa. Tetap semangat walau pandemi ini masih melanda ya. Sorry ya, gais. Maaf sensei sibuk banget sama kelas online, tugas numpuk, deadline tugas, dan bacotan dari teman-teman yang menyuruh sensei untuk cepat update. Oke, kita cuss ke ceritanya. Jangan lupa vote ⭐🌟 dan komen. Saranghae❤
Are you ready for this?
12
3
BTW, ADA YANG KANGEN GUE😆? WKWK. KALI GITU /PLAK KENA TAMPAR.😢
OKE, GA ADA YA? YAH SAD. YA UDAH LAH.
Let's go!!!
Silent please.
***
Putih.
Terang. Bahkan, sangat terang.
Dimana-mana hanya ada warna putih yang cukup menyilaukan pandangan. Fannya mencoba mengerjap-ngerjapkan matanya yang tidak kuat menatap cahaya putih yang menyilaukan dimana-mana.
"Ini dimana..?"tanya Fannya didalam hatinya. Fannya mencoba berjalan walau tertatih. Tempat ini bahkan tidak memiliki bentuk. Hanya warna putih terang.
"Halo...ada orang disini?" Fannya mencoba terus berjalan melewati semua cahaya putih yang memuakkan ini.
"Nonaa..nona!!" Samar-samar, Fannya dapat mendengar suara lirihan seorang wanita yang terasa familiar ditelinga Fannya. Fannya berusaha mencari dimana sumber suara itu datang.
"Kumohon, bangunlah nona..!"
"Lagi-lagi suara itu. Sebenarnya darimana suara itu berasal?"batin Fannya masih penasaran.
Tiba-tiba, sinar putihnya perlahan memudar. Cahaya putih yang menyilaukan mata pun mulai menghilang. Perlahan, Fannya berusaha untuk melihat kedepan. Tiba-tiba, sesosok siluet hitam muncul di hadapan Fannya.
"...."
".. fannya..," gumam sosok siluet itu sambil mengulurkan tangannya. Seakan-akan berusaha untuk memeluk Fannya yang masih kebingungan.
Samar-samar. Tidak terlalu nampak namun rupa dari sosok siluet hitam itu menyerupai seorang wanita. Belum terlalu jelas untuk dilihat. Seakan siluet hitam itu datang untuk memanggil Fannya. Saat Fannya berusaha mendekati siluet hitam itu, kepala Fannya terasa seperti dihantam palu godam. Sakit sekali.
"Arghhhh..sak-kkit!"
Belum sempat Fannya menggapai tangan sosok siluet hitam itu, Fannya terjatuh. Pandangannya memaksa untuk menutup. Masih berusaha untuk tetap menahan. Fannya berusaha menahan sakit dikepalanya yang seakan-akan menjalar ke seluruh tubuhnya. Pandangannya Fannya semakin memburam dan sosok hitam itu pun menghilang saat Fannya kembali pingsan.
"Nona! Nona..!"
Kini, Fannya dapat mendengar dengan jelas suara lirihan yang tadi hanya terdengar sayup-sayup. Perlahan, kedua kelopak mata Fannya mulai terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
TATASURYA
Teen FictionIni kisah tentang mereka. Tentang Tata,Surya,dan Fannya. Inilah kisah Surya-nya seorang Tata yang selalu bahagia dan hidup dalam kehangatan sang Surya. Ini juga kisah Surya-nya seorang Fannya yang selalu menderita dan menyimpan rahasia dibalik sikap...