#09 TRAGEDI

601 63 16
                                    

Hidup tidak harus selalu serius, ada kalanya kita harus BODOAMAT.


--------------------------

Setelah berbincang-bincang cukup lama dan Tiara juga berfikir kalau mereka sangat humble juga untuk berteman jadi Tiara mengajak mereka untuk ke kantin bersamanya karena Tiara murid baru jadi tidak tau betul dimana letak kantin.

Saat akan sampai di kantin betapa terkejutnya Eca karena Sudah ada Reza dan temannya yang sedang berdiri mengantri untuk membeli makanan, dan lebih terkejutnya lagi tiba-tiba Tiara berlari ke arah Reza berdiri dan memeluknya dari belakang.

"Dorrrr" Ucap Tiara dengan memeluk Reza yang membuat Reza tersentak kaget.

Eca yang melihat kejadian itu menganga tidak percaya dan mungkin di pikirannya ada beribu-ribu pertanyaan yang menghantui nya.

"Lah maen nyelonong aja" ujar salah satu teman Reza yang duduk di kursi makan berwarna biru laut yang berada di dekat Reza.

Semua mata yang melihat tidak percaya kepada mereka, apalagi kepada Tiara yang tengah memeluk dengan erat Reza dari belakang.
Kebanyakan mereka bukannya menikmati istirahat dengan makan malah bergosip. Entah apa yang mereka bicarakan, pasti nya mata mereka tertuju kepada tangan cewek yang melingkar dipinggang pria bertubuh kekar dan apalagi dia berstatus anak baru yang berani beraninya merangkul sosok most wanted.  Tanpa mereka sadari ada seorang cewek berdiri mematung sedari tadi melihat kejadian tersebut.

"Pacarnya?" Kata itu reflek keluar dari mulut seorang cewek yang sedari tadi mematung ditempat, siapa lagi kalau bukan Eca.

Terlebih lagi Ia tidak percaya saat Reza membalas pelukan itu dengan mengelus pucuk rambut Tiara dengan lembut dan memasang senyuman. Tapi karena jarak mereka cukup jauh jadi Eca tidak bisa mendengar percakapan yang sedang mereka bicarakan sekarang.

"Kalo iya gimana?" Saut seseorang di dekatnya.

"Gapapa hehe" Jawab Eca dengan senyum kecutnya

"Ya udahlah ayo cari tempat duduk cepet" lanjutnya.

"Tiaraa" Suara panggilan itu terdengar dari dari arah samping kiri Eca, siapalagi kalau bukan Ika.

Tanpa menjawab sepatah katapun Tiara langsung melihat kearah mereka berdiri lalu melambaikan tangan dan menunjuk ke arah Reza berdiri seakan dia menolak dan akan makan bersama Reza.

'nanti' kode itu keluar dari mulut Tiara yang tak bersuara.

"Lu mau pesen apa?"

"Baksonya bang eman aja"

"Oke, gue pesenin dulu" Jawab Eca sembari berdiri melangkahkan kaki yang berbalut kaos kaki hitam pendek dan sepatu Adidas putih menuju ke sebuah gerobak coklat bertuliskan BAKSO NERAKA yang sudah dikerumuni banyak siswa. Hal itu sebenarnya juga membuat Eca malas untuk kesana tapi mau apalagi, bau bakso dan kuah yang menyengat membuat mereka hampir meneteskan air liur.

Duggg!

Suara itu, suara senggolan si ulat yang membuat badan Eca hampir tersungkur ke lantai dan untungnya kejadian tersungkur itu tidak jadi menghantuinya, mungkin karena Eca bisa menyeimbangkan dirinya dan tertahan oleh meja coklat dengan pucuk meja tepat dihadapannya yang akhirnya membuat ia harus menabrak meja tersebut.

"Aduhh"

Pyarrrrrrr

Sebuah suara terdengar seperti benda yang terbuat dari kaca jatuh di lantai dan ternyata suara itu adalah suara gelas berisikan minuman bersoda merah seperti Fanta, Eh bukan seperti tapi itu memang Fanta.
Saat itu juga sebuah tangan berwarna sawo matang memegangi botol minuman merah bertuliskan Fanta seakan ia ingin menyangga botol tersebut agar tidak jatuh.

"Hati hati dong kalo jalan, punya mata gak sihh? Main nabrak nabrak aja woii!" Teriak Ika dari tempat duduk dengan meletakkan tangan di atas meja dan kedua telapak tangannya membentuk bulat melingkari bibirnya.

"Bersihin!" Sepatah kata itu keluar dari mulut seorang laki laki dengan muka dan mata yang mengarah ke Eca.

"Kalo dia ga nabrak gue, gue ga akan jatuhin minuman el-"

"Diem disitu, gue aja yang bersihin" kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulut seseorang yang akhirnya menghentikan perkataan Eca.

Disaat mereka sedang ribut, tanpa mereka sadari, ada puluhan mata yang menyaksikan mereka. Mungkin mereka sadar tapi mereka mencoba untuk bodoamat.
Karena hidup juga harus ada saat dimana kita bodoamat ndess.

"Awas dibawah lo ada kaca, bentar gue ambilin" Ujar laki-laki yang biasa di cap gombal oleh seantero sekolah.
Siapa? ya siapa lagi kalo bukan Vino, dan gelas yang jatuh pecah itu gelas seseorang yang berstatus satu geng dengan Vino tapi beda kelas.

Tanpa Eca sadari juga, ada sepasang mata memandang dia dari arah lain yang melihat kejadian itu.

"Upsss" ucap Sandra membulatkan matanya sembari menutup bibirnya yang tertarik keatas menggunakan telapak tangan saat melihat Eca membungkuk dibelakangnya seakan ingin membantu Vino membersikan minuman.

Dengan raut wajah dan gelagat bak tak bersalah, Sandra melanjutkan jalannya menuju ke Arah Reza berdiri yang ternyata dari tadi ia melihat kejadian itu.
Tanpa aba-aba, Ika yang sedari tadi hanya duduk melihat kejadian itu akhirnya berdiri dan berjalan kearah Ika lalu menarik tangannya mengikuti sandra. Tetapi tidak sengaja saat tangannya ditarik ia menabrak seorang bertubuh kekar putih yang bajunya terpampang nama Reza disana.

Gapapa gapapa ca kemarin cuma salahpahamm, santaiiii, toh aku udah minta maaf
Gumam cewek berambut coklat pendek itu.

Di situlah Ika memelototi Sandra dan menyuruh nya meminta maaf. Apalah daya, Sandra yang terkenal bad girl itu juga terkenal dengan tidak punya rasa kasihan. Walau hanya kesalahan kecil tapi bagi mereka itu kesalahan yang menjengkelkan lebih lagi dilihat banyak orang dan si ulat merasa tak bersalah.

"Berisik, minta maaf sana" Gumam Reza yang capek melihat sosok yang ribut berdebat di depannya.

Sandra tidak percaya akan perkataan Reza apalagi Reza melihat ke arah Sandra yang berarti Reza menyuruh Sandra untuk minta maaf, karena pada dasarnya Reza tidak pernah yang namanya membela orang yang tidak ia kenal apalagi membela orang yang pernah melakukan kesalahan padanya.
Dan itu juga membuat bibir Eca tertarik keatas dan jantung yang seperti beradu kecepatan.

-//-

Saat di kelas, setelah kejadian itu, Eca berniat untuk berterimakasih kepada Reza walaupun entah dia di bela atau gimana intinya Eca ingin berterimakasih. Sandra juga akhirnya bisa mengucapkan maaf walaupun terpaksa karena ia senyum sinis dan memutar bola matanya malas.

"Raaa" panggil Eca kearah cewek yang duduk di kursi guru.

"Iya gimana?"

"Kak Reza pacarmu?"

"Kalo iy-"

Saat menjawab pernyataan Eca, tiba tiba jawabannya terpotong oleh tarikan tangan yang menarik tangan Eca dan mengarah keluar kelas.

Hah iya?

Kata itu sekarang seperti sudah berputar di pikiran Eca.

TBC.

Maaf dan mungkin ini udah seminggu atau 2 minggu lebih author ga UP dan baru UP chapter ini sekarang, karena Author sibuk bangett akhir-akhir ini hhu:'
Jadi jangan lupa juga buat vote dan komen agar author lebih semangat ngetiknya walaupun sibukk🙂❤️.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang