Chapter 16 : Kalung

549 32 1
                                    

.
.
.
.
.

Perjalanan kembali berlanjut dengan mengantarkan seorang gadis kembali ke tempat asalnya.

Kairi menyetir mobil, dibelakangnya Tsukasa sedang mengobrol dengan gadis itu.

"Herm hai namaku Tsukasa Myoujin," ucap Tsukasa riang.

"Amiko Hanami," sahut singkat gadis itu.

"Oh, darimana kau mendapatkan kalung itu?" dapat Tsukasa lihat kalau gadis itu terpaku dengan pertanyaannya.

Dengan gugup gadis itu menjawab. "Kalung ini dari orang yang kucintai," jawabnya sembari menautkan jemari-jemari lentiknya.

"Maaf kalau pertanyaanku membuatmu tidak nyaman," ucap Tsukasa.

"Nan...nandemonai," sahutnya.

"Hanya saja aku yang agak sensitif mengenai kalung ini," sambungnya dengan senyuman maklum.

"Iya...aku juga akan melakukan hal yang kamu lakukan sekarang jika aku berada di posisimu," Tsukasa tersenyum kemudian menatap ke arah jendela mobil di mana terlihat mata Kairi yang sedang fokus menyetir.

"Kau dan dia sepasang kekasih ya?" bisik Amiko sembari bertanya.

"Hihihi bukan Amiko," sahut Tsukasa dengan berbisik juga.

"Lalu kenapa kalian sangat akrab begitu?" tanya Amiko yang masih berbisik pada Tsukasa.

"Kami memang sangat akrab? Memangnya kenapa?" tanya balik Tsukasa yang juga berbisik.

"Apa kau menyukainya?" Tsukasa merasakan jika wajahnya memerah. Dengan senyuman lembut yang ia arahkan pada Kairi di depan.

"Tentu saja, aku menyukainya," Tsukasa dapat merasakan bahwa Amiko yang duduk di sebelahnya tersenyum padanya.

"Dia tampan ya," ucap Amiko membuat muka Tsukasa semakin memerah.

"Iya, ia sangat tampan." mereka berdua tertawa cukup keras membuat Kairi yang fokusnya menyetir jadi teralihkan begitu mendengar suara tawa di belakangnya.

"Ada apa di belakang situ?" tanyanya dengan nada penasaran tapi matanya tetap menatap lurus ke depan.

"Tidak apa-apa, fokus saja menyetir." jawab Tsukasa yang menahan tawanya bersama Amiko.

Kairi cemberut mendengar ucapan kekasihnya. Kekasihnya? Hal itu membuat Kairi tersenyum. Seandainya ia berani untuk mengajak Tsukasa menjadi kekasihnya maka ia akan sangat bahagia.

Ternyata Sakuya lebih berani daripadanya, karena Sakuya sudah menjadikan Umika kekasihnya bukan seperti dirinya yang masih bingung.

Sebenarnya, Kairi merasa tidak pantas untuk Tsukasa. Tsukasa seorang polisi yang hebat dan juga kakeknya polisi. Sedangkan dirinya? Hanya seorang pelayan Bistro, walaupun dia sangat hebat karena seorang LupinRed yang sangat diakui banyak orang.

Di mobil kedua, Sakuya dan Umika masih perang dingin. Sebenarnya Umika masih marah dan Sakuya tidak tahu bagaimana caranya untuk menenangkan kekasihnya itu. Sebenarnya, Sakuya sangat bersalah pada Umika karena dia terlihat membela gadis tadi. Tsukasa memarahinya lewat pesan karena tidak peka pada perasaan Umika.

Sekarang Sakuya sesekali fokus menyetir dan sesekali melirik Umika yang membaca majalah di sebelahnga.

"Umika chan," panggil Sakuya, dia melirik apakah Umika menoleh.

"Hmm," jawab Umika dengan gumaman. Sakuya kecewa karena Umika tidak menoleh sedikit pun. Biasanya Umika akan menoleh dengan semangat begitu Sakuya memanggilnya. Kini tidak lagi.

LupinRanger VS PatRanger : The Future Of The Next TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang