0.1. A R K A

39 2 0
                                    

Happy reading, guyss!!

"Semoga aku bisa selalu tersenyum! Seperti ini."

Sesampainya di kelas Arsha, ia segera mengambil bukunya. Jangan sangka, bukan buku kuliahnya, tetapi novel detektif yang berjudul "The Hound of the Baskervilles". Arsha sangat suka membaca novel detektif dari pada percintaan. Menurutnya percintaan lebih susah dipecahkan dari pada sebuah misteri.

"Astaga, Arsha Valerine. Mau sampai kapan si lo baca novel gak jelas, gitu?" Bintang yang melihat Arsha mulai asik dengan dunianya lagi. Itulah kebiasaan Arsha. Jika membaca novel ia pasti lupa orang sekitarnya.

".........."
"Tuhkan, kayak angin lewat gie bicara." Bintang kesal dan langsung menarik novel Arsha.

"Ish... Apaan sih Bintang. Kayak anak kecil aja." menarik kembali novelnya dari Bintang.

"Idiihh... Gue anak kecil? Ngaca dong mba. Lo sadar kali. Lo aja asik dengan dunia lo. Kayak gak ada aja manusia di sini." kesal Bintang yang langsung membalikkan badannyadan mengalihkan pandangannya dari Arsha.

Melihat itu Arsha tersenyum dan segera menggoyang-goyang bahu Bintang." Bi, I'm just kidding! Jangan ngambek, dong! Yaudah, novelnya aku simpan. "seru Arsha sambil memasukkan novelnya ke tas ransel

"..... "

" Isghh... Bi, kok ngambek sih. Kan jadi aku yang dikacangin. "Arsha memanyunkan bibirnya sambil bersedekap di dada.

"..... "

"Bi... Ish kamu kok malah diam terus?" Arsha masuh setia dengan posisinya itu. "Kalu gitu aku lanjut baca aja, deh" Arsha mulai bergerak mengambil novelnya.

Tiba-tiba tangan Arsha ada yang menarik.

"Iya.. Iya.. Aku gak marah kok. Gak usah diambil novelnya!"

"Hemm.. Gitu dong. Mana senyum Lighsemn, nya?" kekeh Arsha smabil menrik kedua sudut bibir Bintang agar terbentuk sebuah senyum.

"Apaan sih..." Bintang langsung melepaskan tangan Arsha dari wajanhnya tersebut.

"Yaudah, gak usah ngambrk lagi, ya!" Arsha langsung memmegang lengan Bintang sambil tersenyum.

"Iya... Mana bisa gue marah sam lo. Bisa-bisa gue yang malah dimarahin sama bang Christh."jawabnya kesal dam itu memang kenyataan.

Bintang dan Arsha sudah bersahabat sejak mereka duduk di kelas 9 SMP. Saat itu Bintang baru pindah dari Jerman dan karena baru pertama kali pindah ke Indonesia, Bintang susah berbahasa Indonesia, walaupun setiap hari bundanya sudah ngajarin Bintang bahasa Indonesia. Dari sekian banyak siswa, Arshalah yang lumayan fasih berbahasa Inggris. Mulai dari sinilah mereka dekat.

"Takut dimarahin atau emang gak bisa jauh dari aku ?"tanya Arsha sambil menoyol-noyol pipi Bintang.

" Arsha, please don't tease me! " jawabnya sambil mengeluarkan buku jurusannya.

"I'm not taese you, Bi! I'm seriously." jawab Arsha sambil menopang dagu, menghadap Bintang.

"Up to you!"  Bintangyang mulai membalik lembaran kertas buku.

"Oh iya, Bi. Kamu mau nggak nanti main kerumahku? Aku bosan nanti di rumah."tanya Arsha yang berharap di jawab iya.

" Mmm.. Gimana kalo kita ke mall aja, kan lebih seru. Lagian aku juga ada yang mau aku beli. Gimana? "Bintang beralih dari bukunya dan menghadap Arsha.

" Gimana ya? Nanti aku di jemput kak Christh. "Arsha menghela napasnya karena ia selalu gak bisa pergi sama Bintang.

" Astaga Arsha, yang nan cantik. Lo kan bisa bujuk bang Christh. Atauu... lo ajak aja seklaian kak Christh. "jawab Bintang dengan lebay. " Biar uang gue juga gak habis. "batin Bintang.

Secret & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang