Bab 10

3.6K 261 22
                                    

Kami pun sampai di PIK Ozone, itu bukanlah sebuah mall melainkan hotel sekaligus tempat makan makanan mewah dan mahal. Aku pun langsung bekerja menarik pengunjung untuk datang perawatan di tempat aku bekerja. Hari-hari aku lalui tanpa beban, hanya semangat kerja yang aku punya. Tiap hari berangkat pagi pulang malam, hingga akhirnya aku bertemu dengan orang baru dan masuk dalam ke hidupanku.

"Halo Ce, silahkan Oriskinnya..." ujarku sambil menyerahkan brosur.

Brosur terus aku sebar, lalu ada seorang koko yang mungkin usianya terpaut jauh denganku. "Hai ko, Oriskinnya..."

"Oh Hai, apa ini?" tanya koko itu, usianya sekitar tiga puluh lima tahun. Masih kategori muda sih.

"Oh, ini perawatan wajah ko, biar kokonya makin cakep dan awet muda." ujarku saat itu.

"Boleh deh, tapi saya makan dulu. Nanti saya mampir dan cari kamu, ini nomor kamu kan?" balas koko itu sambil menanyakan nomor ponsel yang ada di brosur itu.

"Iya ko, itu nomor Whatsapp juga." sahutku.

Koko itu pun pergi makan di restorab tepat di depan pameran ku. Managerku yang melihat interaksi kami tadi langsung berspekulasi bahwa koko itu suka padaku. "Woi Ovan, kok gak di suruh Trial dulu kokonya?"

"Iya dia mau makan dulu, nanti dia mampir kok." Sahutku.

"Tu dari tadi dia liatin loe mulu tu... Kayaknya suka deh sama loe." ujar Bu Mayang.

"Eh buset, orang ketemu juga baru tadi udah main suka-suka aja. Suka sama pak Taufan kali..." balasku lagi.

"Anjaaay... Gue masih normal Ovan, Loe tu yang di liatin. Btw, kalau dia suka sama Loe udah mau aja, uang nya banyak tu. Terus suruh join member perawatan di kita," ujar pak Taufan.

Aku hanya tertawa melihat kelakuan atasanku, lalu aku kehilangan kak Ega. "Lah, ngomong-ngomong boneka santet aku kemana ya?"

"Siapa yang loe panggil boneka santet?" seru Kak Ega.

"Kakak Ega... Bahhahah." ujarku lagi.

"Enak aja kau, dasar setan kau..." seru kak Ega sambil tertawa.

Aku hanya tertawa terbahak-bahak, aku dan kak Ega sangat dekat bahkan kami sering bercandaan berudua. Dia sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri. Setelah menunggu koko itu blum selesai makan juga. Aku sebenarnya tidak terlalu berharap dia akan mau join member dan ambil perawatan kulit di tempat ku bekerja. Aku pun memutuskan untuk membagikan brosur lagi, lalu tiba-tiba kak Ega memanggilku.

"Nouvan, itu di cariin koko yang tadi. Ayo buruan," ujar Kak Ega.

Aku langsung mengangguk dan pergi ke lokasi pameran, disana koko itu duduk manis menungguku datang. Saat aku sudah sampai ia tersenyum manis padaku, senyumnya mengingatkan ku pada seorang aktor mandarin. Aku pun menyapanya dengan ramah. "Hai Ko, maaf nunggu lama."

"Oh gak apa-apa kok, saya juga baru kesini." balas koko itu.

Aku pun menjelaskan secara mendetail mengenai produk yang aku tawarkan, tetapi aku tidak tau dia menyimak apa yang aku katakan atau tidak, karena sedari tadi koko itu hanya melihatku dari atas sampai bawah. Setelah aku selesai menjelaskan koko itu langsung megeluarkan kartu ATM nya untuk membayar membernya.

"Koko gak mau try treatmentnya dulu?" ujarku.

"Enggak, saya buru-buru saolnya. Ini Ktp saya, proses saja." ujar koko itu sambil tersenyum.

Koko itu mengambil member yang paling mahal, aku sih tidak heran jika dia ambil yang mahal itu. Setelah aku proses ponsel ku bergetar, aku lihat itu adalah pesan Whatsapp dari koko yang bernama Glen Frederico. Setelah aku baca aku langsung menuju ke arahnya.

BL- ME...!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang