Glen aku usir dari rumahnya sendiri, aku terkulai lemas dan terduduk di sofa. Glen pergi, lalu kedua Bodyguardnya itu membantu menenangkanku. Bahkan semua pembantu juga ikut menenangkanku. Aku pergi kekamar dan membereskan semua barang-barangku. Semua fasilitas yang di beri aku tinggalkan, aku sudah memesan tiket pesawat untuk aku kembali ke Pekanbaru. Sebelum aku ke bandara, aku ingin pergi mencari Glen, Gps ponselnya sudah terkoneksi dengan ponselku. Aku bahkan tau selama ini dia kemana.
"Den, aden mau kemana? Kok bawa koper?" Tanya salah satu pembantu di rumah itu.
"Maafin Ovan ya mbok kalau Ovan ada salah. Ovan pamit, Ovan mau pergi aja. Ovan mau pulang ke kampung." ujarku.
"Tapi jam segini gak ada pesawat den," ujar Mbok Inem.
"Ada bik, aku udah pesen. Aku berangkat ya bik," ujarku.
"Nanti kalau koko nanyain gimana?" ujar Mbok Inem.
"Bilang aja aku pergi gak tau kemana, semua aku tinggalkan bik. Makasih buat semuanya yang udah sayang sama aku." ujarku lagi.
Mereka semua menangis, aku pun pergi meninggalkan rumah Glen. Aku diantar oleh supir menuju ke Appartement tempatku dulu bersama Glen. Saat aku sampau aku langsung mengetuk pintu, dan yang membuka pintu itu adalah selingkuhan Glen.
"Dimana Glen?" ujarku.
"Maaf kamu siapa? Tidak ada Glen di sini dan saya tidak kenal." ujar selingkuhan Glen padaku.
Bohong...
"Aku tau dia disini, karena ini dulu tempatku. Minggir atau aku panggil ke amanan untuk mengusirmu karena sudah masuk ke rumah orang tanpa ijin. Dan kau tidak tau malu, membuka pintu tanpa busana." ujarku kesal dan mendorongnya dan aku masuk kedalam ruangan.
Aku melihat sekitar dan aku melihat sepatu Glen disana. Aku langsung menuju ke kamar dan tepar dugaanku, Glen baru saja selesai berhubungan badan dengan pria itu. Saat dia tahu aku berdiri di depan pintu Glen nampak terkejut.
"Enak?" ujarku pada Glen.
"...."
Glen diam seribu bahasa, lalu aku melanjutkan kata-kataku. "Aku sudah memberimu kebebasan, aku sudah memberimu kepercayaan. Aku bahkan pernah bilang kepadamu, jika kau ingin punya yang lain di luaran sana asalkan kau bilang padaku aku tidak akan marah, tapi apa? Kau bilang padaku tidak akan menyakiti perasaan ku? Tapi diam-diam kau malah selingkuh di belakangku. Kau mengurungku dirumah, mengekang aku, jadi ini? Aku gak nyangka Glen, aku gak nyangka kau tega sama aku."
"Aku minta maaf aku khilaf..." ujar Glen sambil memegang tanganku.
"Khilaf? Kalau berulang-ulang itu bukan Khilaf namanya, tapi sengaja. Tapi ya sudahlah, aku sadar diri aku tidak setampan dia, aku tidak sesempurna dia. Jika kau memang bahagia sama dia gak apa-apa lanjutkan saja. Aku mau pulang, aku lelah." ujarku pada Glen sambil berlalu.
Glen mengejarku tapi aku melarangnya. "Pakai dulu pakaianmu, aku tidak ingin orang lain melihatnya. Pergilah,"
"Tunggu disini, aku akan pulang sama kamu. Tunggu," ujar Glen.
Aku hanya tersenyum, saat Glen sudah masuk ke dalam Appartement aku buru-buru pergi meninggalkannya, saat aku sampai di bawah aku pun langsung menuju ke bandara. Supir Glen yang selalu menemaniku dan mengantarkanku kemana aku pergi terlihat sedih.
"Aden hati-hati ya," ujar mang Diman.
"Iya mang, makasih udah setia nganterin saya kemana aja. Mamang hati-hati di jalan, kalau koko nanyain saya bilang aja gak tau ya." ujarku.
"Iya den..." sahut mang Diman.
Aku pun masuk ke bandara, aku hanya membawa uang tabunganku saja selama ini. Aku pergi meninggalkan sejuta kenangan indah dan pahit di kota ini. Jakarta.... Kenangan indah bersama rekan-rekan kerjaku di Skincare, kenangan indah bersama Glen, namun berubah menjadi kenangan pahit. Aku terus berjalan masuk kedalam bandara tanpa menoleh kebelakang, aku meninggalkan kenangan itu dan tidak akan mengingatnya lagi.
Aku akan memulai hidup baruku di kota Pekanbaru, dimana kedua orang tuaku tinggal. Tanpa terasa aku meneteskan air mataku begitu saja, mengingat begitu sakit dan perihnya perasaanku saat ini. Seiring dengan kepergianku, aku meninggalkan semua kenangan itu. Selamat tinggal Glen, terimakasih karena sudah pernah hadir dalan hidupku, terimakasih karena sudah mengajariku rasa sayang, terimakasih juga sudah memperkenalkanku dengan rasa sakit. Semua akan aku kenang dan akan aku kubur jauh di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu, melihat kau bahagia aku sudah bahagia. Terimakasih....
Pesawat berangkat, setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya aku pun sampai di Pekanbaru, saat di bandara aku bertemu dengan orang yang tak terduga, aku melihat Frengky tetapi ia bersama seseorang. Aku masih mengingat wajahnya seperti apa, aku melintas di depannya, aku berpikir dia tidak akan ingat padaku. Hingga sebuah tangan meraih tanganku dan menarik tanganku. Aku berbalik dan melihat ke tanganku, seketika orang itu menarikku dan memelukku.
Aku kaget dan terbelalak lebar saat aki tahu Frengky memelukku. Aku menangis sejadi-jadinya, aku memeluk Frengky erat, aku merindukannya aku merindukannya...
"Aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu. Setelah sekian tahun berpisah kamu masih sama seperti dulu, aku selalu mengingat wajahmu." ujar Frengky.
"Aku juga merindukanmu," ujarku.
"Kamu dari mana? Aku antar kamu pulang, sekalian biar aku tahu dimana kamu tinggal." ujar Frengky.
"Tapi bagaimana dengan teman koko?" Ujarku.
"Dia adikku, kamu tidak perlu khawatir. Kamu masih istriku," ujar Frengky.
Aku tertawa, seperti biasa dia membuatku nyaman dan tersenyum. Aku dan Frengky bertemu kembali, aku menceritakan segalanya, ia pun sama. Ternyata kami sama-sama tinggal di kota Pekanbaru. Frengky pun mengantarkan aku kerumahku, sejak saat itu aku dan Frengky sering bertemu dan sering jalan bersama. Hingga pada akhirnya ia menikah dengan seorabg wanita, aku pun ikut senang. Hidup seseorang kita tidak ada yang tau, meski Frengky sudah menikah kami masih berteman baik.
Tamat....
Hai terimakasih buat kalian semua yang sudah setia membaca karya karya aku.
Makasih juga buat narasumber yang bersedia membuat cerita ini...
Tapi maaf sebenarnya ceritanya masih panjang, tetapi narasumber tidak sanggup melanjutkan.
Thanks juga buat sider, silent reader.
Love u all...
Berhubung besok udah lebaran.
Saya Iman Saputra mengucapkan
Minal aidin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin.
Semoga kita di pertemukan dengan bulan ramadhan berikutnya..
Aamiin.Next story aku up tanggal 1 bulan depan ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- ME...!!!
AcakMe adalah judul novel terbaru aku. "Aku sudah bilang padamu, kalau kau mau keluar bawa bodyguard yang aku sediakan untuk menjagamu. Atau menungguku datang dan pergi bersamaku." ujar Glen kepadaku saat itu. "Aku bosan di rumah, jadi aku memutuskan...