Bab 12

3.8K 281 23
                                    

Kami pun menyantap makan malam yang aku masak. Kedua orang tua Glen memuji masakanku, bahkan Glen juga sama. Setelah selesai makan aku mencuci semua peralatan makan. Lalu mama Glen datang menghampiriku di dapur. Kemudian membantuku membereskan meja makan.

"Tante gak apa-apa, biar Ovan aja. Tante duduk aja disana sama om dan Glen." ujarku.

"Jangan panggil tante, panggil mama dong. Gak apa-apa, mama mau bantuin kamu." ujar mama Glen.

Aku hanya tersenyum, lalu kami berdua bekerja di dapur. Kemudian mama Glen berbicara padaku. "Kamu pasti bingung melihat kami sebagai orang tua menyetujui hubungan kalian yang menyimpang ini. Kamu tidak perlu khawatir nak, kami sebagai orang tua bisa apa. Demi kebahagiaan anak kami satu-satunya. Mama ucapkan terimakasih sama kamu, semenjak mengenal kamu hidupnya berubah jadi lebih baik dan tidak seperti dulu."

"Memangnya dulu Glen seperti apa Mam?" ujarku.

"Dulu Glen punya mantan pacar, laki-laki juga. Tapi sejak kenal dia Glen berubah jadi buruk, suka mabuk, dan narkoba. Mama dan papa melarangnya dekat dengan anak itu, anak itu berselingkuh di belakang Glen. Saat Glen mengetahuinya, lalu dia memutuskan anak itu. Sudah lama dia terpuruk, hingga akhirnya dia bertemu denganmu. Dia sering menceritakan kamu kepada kami," ujar mama Glen.

"Oh... Ehhehe jadi malu. Sebenarnya kami kenal juga baru tiga bulan ini kok Ma," ujarku.

"Iya, mama titip Glen ya. Sebenarnya kalian itu gak perlulah tinggal di Appartement ini. Kalian kan bisa tinggal di rumah sama mama dan papa. Tapi kata Glen, dia mau menyesuaikan kamu dulu. Ya mama hanya bisa diam dan tersenyum. Mama dan papa seneng bisa kenal kamu." ujar mama Glen.

Aku hanya tersenyum lalu kami pun selesai berberes-beres. Kami berdua keruang tamu, aku duduk di sebelah Glen, lalu kami bercerita banyak hal. Hari sudah larut, lalu mama dan papa Glen berpamitan pulang. Sekarang aku dan Glen berdua, lalu merasa lelah kami pun pergi kekamar. Sesampainya di kamar Glen mengganti pakaiannya dengan piama, aku pun begitu. Glen merentangkan tangannya agar aku bisa dipeluk olehnya. Aku pun memeluknya, lalu Glen mencium keningku.

"Mama bicara apa aja sama kamu tadi Honey?" ujar Glen.

"Gak ada, cuman bicarain koko aja. Hehehe.." ujarku.

"Pasti masa laku koko di yang di bicarakan sama mama," ujar Glen.

"Iya sih, tapi namanya manusia juga punya masa lalu kan? Ya sudah yok bobok, besok koko kerja nanti terlambat lagi." ujarku.

"Kamu besok libur ya? Hari off kamu kan?" ujar Glen.

Aku mengangguk, lalu Glen berbicara padaku. "Koko libur aja, mau nemenin kamu."

"Lah gak boleh gitu, koko kekantor aja. Kan pulang kerja nanti masih bisa kalau mau jalan-jalan," ujarku.

"Atau kamu gak usah kerja aja, gimana?" ujar Glen.

"Kalau aku gak kerja, orang tuaku di kampung mau di kasih makan apa Pak?" ujarku.

"Kan ada aku Honey, lagian kan halal dari aku." ujar Glen.

"Tapi...." ujarku.

"Pokoknya resign dan kerja sama aku aja, tapi kerja dirumah jadi istri yang baik dan sholehah." ujar Glen sambil mencium bibirku.

Aku hanya diam, bagaimana mungkin aku resign begitu saja. Semua sudah aku pikirkan, iya kalau hubunganku panjang dengannya? Kalau tidak? Lalu aku bicara lagi. "Aku di kontrak ko, jadi gak bisa resign gitu aja."

"Susah juga sih, ya sudah kalau begitu. Besok koko kerja, pulang kerja kita jalan-jalan ya sayang. Ya sudah yok tidur," ujar Glen.

Aku dan Glen tertidur, tidak tahu kenapa melihatnya tertidur aku merasa nyaman dan damai melihat wajah tampannya. Tanganku terulur menyentuh wajahnya, mata, hidung, semuanya. Aku mendekatkan wajahku, lalu mencium bibirnya, aku merasakan Glen membalas ciumanku lalu melumat bibirku, Glen kemudian membuka matanya, lalu menciumku lagi. Hal itu pun terjadi, hubunhan intim itu. (Gak usah di perjelas ya gaes, lagi puasa.)

BL- ME...!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang