kebenaran dan kebingungan 🤐

24 3 0
                                    

Flashback

Ahra tertegun sejenak, ia kaget Chenle bisa mengatakan itu pada seorang guru. Bagaimana bisa? Keberanian darimana yang membuatnya bisa melakukan itu?

"Iya, kalau begitu Jinyoung kamu ke UKS ya, minta diobati. Lalu kamu Chenle, kamu diskors selama 2 hari. Ahra kamu bicara terlebih dahulu sama Ibu" kata bu Lisa dan semuanya menuruti.

Diruangan ini pun hanya tersisa Ahra dan bu Lisa. Ahra duduk di sofa bersama bu Lisa.

"Ada apa ya, bu?" tanya Ahra.

"Kamu kelihatan kaget saat Chenle mengatakan kamu orang yang penting buatnya. Kamu lagi bingung ya?" tanya bu Lisa balik.

Ahra menarik nafas panjang.

"Sebenarnya..."

Flashback off

"Tak apa Ahra, kamu bisa bercerita ke ibu" kata bu Lisa.

"Jujur, saya bingung bu. Saya gak ngerti maksud dari kak Chenle. Dia... Dia mempermainkan perasaan saya dengan begitu mudahnya. Kadang dia membuat saya kesal dan marah, tapi juga bisa membuat saya senang dan juga merasa terlindungi" ucap Ahra.

"Iya ibu tau, kamu masih labil dalam hal seperti ini. Apalagi kalian masih seperti anak anak kelakuannya. Memang sulit, tapi ibu bisa lihat keyakinan dari sorot mata Chenle. Ia benar benar yakin dan tulus Ahra. Ibu harap kamu mempertimbangkan hal ini" pinta bu Lisa.

Ahra terdiam. Mungkin ia memang harus memikirkannya dengan matang agar tidak salah jalan.

Ia menghela nafas panjang, lalu pamit dan pergi dari ruang BK menuju kelasnya.

'kak Chenle, apa lo bener bener serius sama gw?' batin Ahra bingung.

Ahra sangat bingung, benar benar bingung. Ia tak tahu harus bagaimana. Mungkin jalan satu satunya sekarang ia harus menjauhi Chenle.

Tapi apakah keputusan itu sudah benar? Ia saja tidak tahu akan hal itu.

"Woy ngelamun bae! Mikirin abang ya neng?" PD Haechan.

"Pdan dih! Ngapain sih kak ngagetin gw?! Bikin gondok aja!" kesal Ahra.

Haechan cengengesan aja. Sedangkan Ahra mencebik kesal lalu berjalan cepat menuju kelasnya tanpa memperdulikan Haechan.

Sesampainya di kelas, Dara bingung dengan Ahra. Bibir mpout lucu, pipi memerah, hidung kembang kempis, muka sedang menahan sesuatu.

Oke, menurut Dara wajah Ahra saat ini sangat lucu.

"Napa lo? Naber?" tanya Dara santuy.

"Naber naber bapak kau salto belakang!" jawab Ahra gak santuy.

Dara cuma garuk tengkuk dia yang tidak gatal. Hyera yang kebetulan baru masuk kelas langsung kode kode ke Dara.

Dahal mah bisa ditanyain langsung kenapa Ahranya. Malah kode kode. Ada cara gampang malah milih yang susah, aneh memang.

Ahra jengah, sangat jengah melihat kedua temannya seperti ini. Kenapa tidak bertanya langsung sih?!

"Woy e lah! Tinggal tanya aja sih kalo kepo mah!" teriak Ahra sambil menggebrak meja.

Hyera sama Dara cuma garuk tengkuk mereka yang tidak gatal. Lalu, Hyera pun duduk dan bertanya pada Ahra.

"Lo kenapa, Ra?" tanya Hyera.

"Jangan bilang siapa siapa, jangan teriak, jangan histeris!" peringat Ahra.

Dara dan Hyera hanya mengangguk saja. Ahra pun menghela nafas sejenak. Lalu mulai bercerita tentang kejadian 'itu'.

"Ooh jadi maksud lo!" teriak Hyera heboh.

Ahra langsung melotot pada Hyera. Ia tak mungkin membiarkan hal ini bocor kemana mana.

Hyera cuma senyum senyum gajel. Aneh dia emang.

"Jadi, sepupu gw mulai serius sama lo ya?" tanya Hyera berbisik.

"Iya, dia mulai serius" jawab Ahra berbisik juga.

"Hebat banget sampai bawa bawa nikahan" kata Dara.

"Yah maka dari itu yang bikin gw bingung. Masa gw harus mikirin ini sampai botak sih?!" frustasi Ahra.

"Gak gitu juga maemunah! Yakali lo mikir ampe botak!" kesal Dara.

Hyera hanya manggut manggut aja menanggapi perkataan Dara.

"Apa gw harus jauhin dia dulu ya?" monolog Ahra.

"Jangan bego! Buat masalah baru aja lo! Lo perlu bicara sama dia. Lo harus liat sendiri dia serius apa kagak sama lo. Lo harus pastiin, biar lo bisa jawab apa yang akan dia tanyakan suatu saat nanti. Pulsek gw bantu lo ketemu sama 'calon suami' lo itu. Gak ada penolakan!" titah Dara.

Ahra baru mau nyela tapi gak bisa. Kalau Dara sudah bertindak, akan sulit baginya untuk kabur.

Sedangkan Hyera hanya manggut manggut aja. Kenapa sih dengan Hyera?!

Disisi lain di kelas 12 IPA-1...

"Le lo diskors selama 2 hari? Demi apa? Eh sumpah gak nyangka gw" heboh Haechan.

"Serius lah gw" kata Chenle.

"Lo kenapa bisa masuk BK, Le?" tanya Taeil atau nama panjang nya Taeilhan Ezra Zepyhr, sepupu Jisung.

"Banyak tanya lo!" kata Renjun.

"Mang ngapa kalo nanya nanya?" tanya Hendery atau nama panjangnya Achazia Hendery Elvano Shaquille.

"Ck, ribet lo! Kaya mak mak!" kesal Renjun.

Renjun murka tenyata. Yaudah deh mereka diem aja. Chenle mah udah biasa dah, memang suka gitu si Renjun. Kalo dah murka ngelebihin ibu ibu kost nagih uang kost.

Sementara teman-temannya itu sibuk. Ia juga sibuk, sibuk merenungkan sesuatu yang mengganjal dipikiran dan hatinya sejak tadi.

'kalau gw serius, lo mau gak yah sama gw?' batin Chenle.

Renjun lihat, lihat semuanya. Lihat saat Chenle melamun saja. Ia tahu, sangat tahu ada yang di pikirkan oleh temannya itu.

'gw tahu, Le. Gw liat semuanya' batin Renjun lalu ia tersenyum.



















































































































































Tbc

Sekian dari author. Jangan lupa vomentnya...

Kang Rusuh-[Chenle] Lokal✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang