Chapter 9

9 0 0
                                    

Shen Nianshen makan dengan sangat cepat. Dalam secepat kilat, dia berhasil menghabiskan makanan di hadapannya.

Namun, ketika dia mendongak ke atas, makanan di piring Sun Tiantian masih utuh. Gadis itu belum memakannya sama sekali.

Mata Shen Nianshen berkedip dan menatap Sun Tiantian, "Kamu sedang menghitung bulir nasi?"

Dia belum pernah melihat orang yang makannya begitu lambat.

Sun Tiantian tertegun mendengarnya, dia segera mendongak dan mengangkat tangan kirinya yang sedang memegang sendok. Dia segera berkata, "Coba kamu makan dengan tangan kiri."

Shen Nianshen menatapnya dan berkata dengan tanpa malu-malu, "Sekalipun aku makan pakai tangan kiri juga pasti lebih cepat darimu."

Sun Tiantian tertegun lagi, mengerutkan hidungnya ke arah Shen Nianshen, "Siapa yang mau dibandingkan denganmu."

Shen Nianshen:"......"

Sun Tiantian menundukkan kepala dan kembali makan, sambil memegang sendok dia bergumam, "Menyuruhmu menyuapiku makan, tapi kamu tidak bersedia."

Shen Nianshen terpana dan menatap Sun Tiantian sangat lama, seakan-akan dia sedang melihat monster. Sampai akhirnya, dia mengeluarkan sebuah kata 'heh'.

Sun Tiantian mendengarnya, dia mendongak dan bertanya, "Heh apanya?"

Shen Nianshen juga tidak basa-basi, mengatakannya dengan terus terang, "Aku belum pernah bertemu dengan gadis yang tidak tahu malunya sampai seperti kamu."

Sun Tiantian mengangkat dagunya dan tersenyum manis, "Aku anggap saja kamu sedang memujiku."

Shen Nianshen:"......"

Sun Tiantian makan sesuap demi sesuap dan itu sangat lambat. Shen Nianshen menunggunya dengan tidak sabar. Dia berkata, "Kamu makan sendiri saja, aku masih ada urusan. Pergi dulu."

Setelah mengatakannya, dia segera bangkit berdiri.

"Hei! Tunggu!" Sun Tiantian berkata dengan makanan di mulutnya. Melihat Shen Nianshen yang tiba-tiba berdiri, secara refleks dia menarik tangan lelaki itu.

Shen Nianshen mengerutkan alis, keinginan alam bawah sadarnya untuk menarik tangannya dengan kasar dari pegangan gadis itu cukup kuat. Tetapi detik berikutnya, ketika sudut matanya menyapu lengan Sun Tiantian yang tergantung. Keinginannya pun hanya dapat dia urungkan kembali.

Dia mengerutkan kening, arah matanya tertuju ke tangan Sun Tiantian yang berada di atas tangannya. Terdiam untuk waktu yang lama, kemudian dia menatap tajam kepada Sun Tiantian, "Lepaskan tanganmu."

Sun Tiantian mengangkat kepalanya dan tatapan matanya bertabrakan dengan mata yang dingin itu. Dia mengatupkan bibirnya, melepaskan tangannya dan berkata dengan nada rendah, "Tunggu aku sebentar dong."

Shen Nianshen menatapnya, suaranya dingin, "Aku cuma bilang akan membantumu membeli makanan, pergi dulu."

Ketika kata-kata itu keluar, dengan satu tangan membawa piring dan tangan lainnya membawa buku, Shen Nianshen berbalik dan berjalan pergi.

Sun Tiantian tertegun di tempatnya, matanya tidak berkedip dan mengikuti arah punggung Shen Nianshen yang semakin menjauh, melihat Shen Nianshen yang berjalan keluar dari kafetaria. Perlahan dia memulihkan pandangannya, mendesah, kembali mengangkat sendoknya dan makan secara perlahan.

Legenda yang mengatakan bahwa Shen Nianshen adalah orang yang dingin dan tidak berperasaan, ternyata memang tidak dibuat-buat.

Sun Tiantian makan dengan tangan kiri sangatlah tidak nyaman, jadi dia makan dengan begitu lambat. Dia juga tidak ingin sampai membuang-buang makanannya. Ketika semua orang telah meninggalkan kafetaria, dia masih duduk di sana dan makan perlahan.

The Best of You (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang