Depression [Wendy X Chanyeol]

13. Pipi Gembul

Chanyeol, pria satu ini sebenarnya bukan pria yang kaku. Chanyeol adalah sosok yang humoris, orang lain bahkan jarang melihat pria itu menampakkan raut marahnya. Hidupnya pun bisa digambarkan dengan kehidupan yang sempurna.

Hidupnya bahagia, kebutuhannya tercukupi, punya pekerjaan yang bagus, paras yang tampannya tidak manusiawi, keluarganya harmonis, dan kehidupan percintaannya pun berjalan dengan baik.

Sampai-sampai kejadian itu terjadi.

Tidak ada lagi namanya candaan yang keluar dari mulut pria itu, bahkan senyuman pun tak nampak.

Chanyeol berubah 180 derajat.

Namun...

Sejak kedatangan seorang gadis mungil bernama Son Wendy. Fase hidupnya yang dulu perlahan-lahan mulai kembali. Gadis itu berhasil mengubahnya perlahan. Bahkan berhasil mengetuk pintu hatinya juga yang sudah lama terkunci.

Namun, entah kenapa pria itu masih tidak mengungkapkan perasaannya pada gadis itu. Padahal Wendy sendiri sudah mengungkapkan perasaannya tempo hari. Dia merasa seperti pengecut sekarang.

Wendy, gadis itu tidak pernah meninggalkannya, dan itu membuat Chanyeol merasa bahwa hidupnya masih diinginkan banyak orang selain kedua orangtuanya.

Intinya, Chanyeol sekarang merasa hidupnya perlahan normal kembali.

Seperti sekarang, Chanyeol sudah mulai bekerja lagi, terhitung dari seminggu yang lalu.

Ia bersyukur dapat beradaptasi dengan cepat dengan pekerjaannya ini. Di sini, yang masih kurang adalah kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasinya.

Chanyeol yang menjadi introvert selama setahun ini mau tidak mau harus keluar dari zona nyamannya.

Ya memang sih, sebelumnya pria itu pernah memegang perusahaan juga.

Namun ternyata perusahaan banyak berubah. Banyak orang-orang baru, proyek baru, dan tentu saja suasana baru.

Dunia ternyata sangat cepat merubah dirinya.

.
.
.
.
.
.
.

"Tuan Park, pukul 11 nanti akan ada rapat direksi perusahaan. Anda dimohon bersiap diri." ucap Sekretaris Chanyeol, Jung Yunho.

Pria ini seumuran dengan ayahnya dan memang sudah menjadi sahabat dekat ayahnya sejak kuliah dulu.

"Baik, aku akan bersiap-siap." jawab Chanyeol seraya merapikan berkas-berkas yang kira-kira akan diperlukan.

Jung Yunho undur diri dari ruangan tersebut.

Setelah kepergian Yunho, Chanyeol menyenderkan punggungnya pada kursi dan menghela nafas.

Ternyata semelelahkan ini. Selama seminggu ini, Chanyeol bahkan hanya tidur sekitar 4 jam saja.

Dulu, Chanyeol mungkin masih dibantu ayahnya, sehingga pekerjaannya tidak menumpuk seperti ini. Tapi karena sekarang ayahnya masih dirawat, Chanyeol benar-benar mengerjakan semuanya seorang diri.