BR - 9

47 0 0
                                    

AKU KOMBEK MEMBAWA SETUJA KENANGAN:v

***

Author pov

Sore ini, Bulan pergi ke mall bersama Edwin menggunakan mobil kesayangan nya. Bulan harus mengurus beberapa perlengkapan yang ada di kafe milik nya itu, Edwin tidak berjalan kaki melainkan menaiki sebuah odong-odong bergambar jerapah yang di tuntun oleh salah satu bodyguard.

"Ed, mau jalan-jalan?" Tanya Bulan mengelus rambut Edwin.

Edwin berfikir sebentar lalu mengangguk antusias, Bulan memerintahkan beberapa bodyguard untuk menjaga Edwin selama dirinya pergi.

"Jangan nakal oke! Harus nurut sama paman-paman yah. Kalo ada laper mampir dimana saja boleh ko, apalagi mau pipis harus bilang-bilang".

"Iya kakak!!!" Edwin mengecup sudut bibir Bulan seperti nya kesal karena Bulan terlalu banyak bicara.

Sepeninggal Edwin, ia langsung masuk ke kafe milik nya itu berjalan dengan santai walaupun sudah menjadi pusat perhatian banyak pengunjung sejak tadi.

Bulan sudah disambut oleh manager kafe ini dengan hormat, kemudian dirinya begitu heboh membuat Bulan jengah dengan tingkat mereka.

Sementara itu edwin berjalan-jalan menelusuri mall ini dengan kedua pada gua tanya, bahkan ia sudah tidak menaiki lagi odong-odong karena katanya sih ia ingin berjalan kaki. Matanya berhenti pada sebuah toko bunga yang terletak di seberang nya dan dia meminta terigu artinya menemaninya kalau toko tersebut.

Edwin melihat bunga bunga yang cantik di depannya ini lalu matanya terus aja menatap kepada bunga tulip merah dan bunga Anyelir. Sang pemilik toko itu pun keluar dan bertanya secara ramah.

"Halo dek, ada yang bisa bibi bantu?" Tanya pemilik toko itu.

"Edwin, mau bunga tapi aku nggak bawa duit" lirihnya.

Para body guard yang peka itu tersenyum melihat kepolosan adik dari bosnya itu, lalu salah satu dari mereka berkata kalau anak kecil itu adalah adik dari pemilik mobil ini pemilik toko itu pun awali terkejut karena tidak pernah tahu kalau sang pemilik mall ini mempunyai seorang adik yang terlucu ini.

Dia mensejajarkn tinggi nya dengan Edwin dan berkata. "tidak apa-apa untuk anak kecil yang imut dan tampan ini akan lebih kasih secara gratis".

Sontak edwin bersorak gembira lalu ia ikut masuk mengikuti bibi untuk menghias bunga yang ia pilih tadi. Setelah selesai merakit buket bunga nya, Edwin pamit dengan pemilik tokoh itu dengan polos nya ia malah mencium pipi bibi itu.

"Jadi kangen gue sama anak di rumah" Gumam nya melihat tubuh Edwin semakin menjauh.

Edwin kembali ke tempat Bulan bekerja, Edwin melihat kakaknya sudah fokus dengan laptopnya dunia memiliki ide, dirinya melihat sebuah panggung yang kosong lalu menyuruh berikut untuk menyiapkan microphone dan sebuah musik.

"tes tes tes halo semua perkenalkan namaku edwin di sini aku ingin mengungkapkan sesuatu untuk wah aku yang sedang duduk di sana" edwin menunjuk tangannya ke arah bulan yang kaget karena mendengar suara Edwin di panggung.

"kakak aku ingin mengungkapkan sesuatu untuk kakak sekarang aku berterima kasih kepada kakak karena telah merawatku dan memberiku kasih sayang yang berlimpah lebih dari sebuah uang jika aku besar nanti aku ingin menjadi sukses seperti kakakku meski tanpa kedua orang tua setidaknya aku ingin membahagiakan orang yang aku begitu cintai seperti dirimu" Jelas Edwin tersenyum sambil menangis tidak lupa ia memegang buket bunga itu.

Seluruh pengunjung yang ada di cafe ini terharu dengan ucapan Edwin barusan ada yang menangis ada yang terharu ada yang bertepuk tangan bahkan ada yang live instagram. Bulan berlari kecil ke panggung lalu memeluk erat tubuh kecil Edwin pelukannya tidak lupa memberi kejutan kecupan di pipi dan puncak kepala.

Backstreet Romance (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang