|Sweet Talker|
Yeosang me-refresh handphonenya sedari tadi, ia terus saja mengusap layar tersebut berusaha mencari konten yang menarik yang bisa mengalihkannya dari lelaki yang kini duduk di sampingnya. Iya, Jongho sedari tadi duduk di sampingnya sambil melemparkan permohonan maaf. Yeosang tidak perduli itu semua, ia sudah terlanjur kesal-bagaimana ia tidak kesal jika sedari jam 7 tadi ia sudah menunggu Jongho dengan senyum merekah untuk makan bersama, namun, hingga jam 9 pun Jongho tak kunjung pulang, dan lelaki itu rupanya pulang jam 12 dini hari. Hebat.
"Yeosang aku minta maaf," ini sudah permintaan maaf kesepuluh kalinya. Yeosang bahkan sudah menyuruhnya keluar, namun bukan Choi Jongho namanya jika tidak keras kepala.
"Hm," gumam Yeosang cuek.
Jongho yang sedari tadi tak berani memegang tangan Yeosang-karena Yeosang tadi sempat menolak paksa tangannya-kini mulai berani mengelus tangan yang masih aktif di layar handphone tersebut. "Hey sudah scrolling nya, aku tau kau sedari tadi hanya pura-pura main handphone,"
"Pura-pura bagaimana?!" Yeosang yang kesal kini menatap mata Jongho, ini pertama kalinya ia menatap mata tersebut setelah sedari tadi hanya acuh tak acuh memainkan gawainya. Apa ketahuan sekali? Batinnya.
"Sayang~" Jongho menarik tangan Yeosang kemudian mengecupnya sayang.
"Tidak!" Yeosang berucap tegas. Ia masih kesal, ia tidak mau luluh secepat itu.
"Besok aku pulang jam 5," ucap Jongho manja sambil mengecup tangan Yeosang bertubi-tubi.
"Tidak!" tolak Yeosang lagi.
"Lusa aku libur," Jongho kini mengusap-usapkan tangan putih tersebut ke pipinya.
"Lusa kan sabtu!" ah Jongho bodoh.
"Ah iya!" Jongho melepaskan usapannya dari tangan Yeosang. "Tapi ayo kita jalan-jalan ketika libur," ucap Jongho sambil melanjutkan acara 'mengusapnya'.
"Aku ingin liburan di rumah saja," tolak Yeosang malas.
Jongho mengernyit nakal menatap Yeosang. "Oh really Yeosang? Bahkan ketika aku sudah mengajakmu jalan-jalan, dirimu malah memilih untuk cuddling di rumah, my pleasure then,"
Yeosang membolakan matanya mendengar perkataan Jongho. Maksudnya bukan begitu!
Ia mengambil bantal guling yang ada di sampingnya kemudian memukul Jongho. "Bukan begitu, bodoh!" Yeosang memukul Jongho bertubi-tubi.
Jongho tertawa terkekeh karena pukulan Yeosang. "So what babe?" tanya Jongho disela-sela tawa nya, Yeosang masih dengan semangat mumukulnya pelan.
"Sudah ku bilang bukan seperti itu!" ujar Yeosang kesal karena sedari tadi dirinya terus dipojokkan oleh jokes Jongho yang flirty.
"Hey, hey," Jongho berusaha memegang pergelangan tangan Yeosang agar berhenti memberinya pukulan. Kedua tangan ramping tersebut kini telah berhenti memberikan pukulan, pergelangan tangan tersebut sedang digenggam erat oleh tangan Jongho.
"Ayo tidur," Jongho menarik Yeosang untuk bersandar di dadanya kemudian mengecup pucuk kepala si manis mesra. Yeosang yang awalnya ingin memberontak menjadi mengurungkan niatnya ketika Jongho dengan lembut mulai mengusap keningnya. Jongho tau, hanya dengan 10 kali usapan saja Yeosang akan terlelap tidur-sebegitu menenangkannya.
Yeosang menyerah. Ini sebegitu nyaman, Yeosang tidak rela menolaknya.
Yeosang hampir saja terlelap jika ia tidak lupa bahwa ia masih kesal dengan Jongho dan masih butuh penjelasannya.
Yeosang menarik badannya dari pelukan Jongho. Ia menatap Jongho yang terbangun karena pergerakan tiba-tibanya, Yeosang sebenarnya merasa agak bersalah karena Jongho kini tampak sangat kelelahan, namun Yeosang tidak bisa menunggu hari esok untuk mendengar penjelasan Jongho.
"Jelaskan,"
Jongho tau apa maksud Yeosang ketika pria manis tersebut berkata begitu, dalam bahasa hukumnya ini adalah saat pembelaan, semacam critical eleven.
Jongho membetulkan letak badannya dari setengah berbaring kini menjadi duduk bersandar di kepala ranjang, ia mengambil nafasnya sebentar. "Aku tidak bisa menjelaskan banyak karena pada dasarnya aku memang salah,"
"Aku terlalu sibuk sehingga tidak mengabarimu, apalagi hari ini aku pulang sangat larut hingga jam 12 malam, membuatmu menunggu hingga semalam ini, aku benar-benar pihak yang salah disini," Jongho tidak membela dirinya, Jongho terus menyalahkan dirinya. Lagian untuk apa membela diri jika dirimu memang pihak yang salah?
Yeosang hanya diam memberikan kesempatan bagi Jongho untuk terus bicara.
"Aku benar-benar minta maaf. Aku berjanji besok aku akan pulang jam 5 teng kemudian kita akan makan malam di luar, spaghetti cream untuk makan malam sepertinya sangat enak,"
Yeosang tersenyum mendengar penawaran Jongho. Jongho semakin semangat mengoceh melihat senyuman manis Yeosang.
"Kemudian ketika weekend ayo kita jalan-jalan ke Lotte World, juga pergi makan fillet ayam yang ada di restoran baru dekat Itaewon. Hm, ku dengar Starbucks mengeluarkan variant special musim semi, ayo kita coba itu juga!"
Baiklah, Yeosang tergoda. Choi Jongho benar benar...
Jongho tersenyum melihat senyum Yeosang, ia meraih tangan Yeosang kemudian mengusapnya. "Jangan marah lagi, ya. Aku akui aku salah, aku benar-benar minta maaf, kau punya hak untuk marah tapi jangan marah lagi ya, aku kan sudah minta maaf,"
"Aku hari ini benar-benar capek, bahkan tadi aku mengerjakan tugas ku seperti orang gila karena hanya ingin pulang cepat ke rumah kemudian tidur sambil memeluk dirimu semalaman. Aku tidak tau bahwa kerjaanku sebanyak itu sehingga lupa mengabari dirimu. Setelah ku pikir-pikir juga hey, bahkan setelah mengerjakan tugasku seperti orang gila aku masih saja pulang jam 12, bisa kau bayangkan jika aku mengerjakannya dengan santai-mungkin aku pulang besok malam,"
Yeosang tertawa pelan yang entah kenapa penjelasan Jongho tampak begitu lucu.
"Hari ini kau telah bekerja keras," senyum Yeosang sambil memijat bahu kanan Jongho.
"Jadi sudah tidak marah?" tanya Jongho menatap Yeosang.
Yeosang menggeleng. "Jangan diulang lagi,"
"Tentu saja tidak," Jongho mulai mendekap Yeosang. Yeosang menyesuaikan dirinya di dekapan Jongho, mencari posisi nyaman.
Yeosang mencium lekat-lekat baju Jongho, astaga dia belum ganti baju.
"Jongho ganti baju!" perintah Yeosang yang langsung disambut dengan wajah bingung Jongho yang dalam sepersekian detik mulai beranjak dari tempat tidur untuk melepaskan pakaiannya.
Yeosang terkekeh karena tingkah Jongho. Lelaki ini memang selalu buat kesal, selalu, Yeosang menjadi sering marah-marah. Namun lelaki tersebut punya seribu satu cara untuk membujuknya, bahkan disaat dimana Yeosang sudah sangat kesal hingga rasanya ingin pisah ranjang pun-Jongho pasti selalu menang membujuknya, entah itu bertumbalkan makanan, jalan-jalan, cuddle di rumah, atau hanya sekedar pulang cepat-Jongho selalu menang. Mulut Jongho-nya memang begitu, begitu manis bertabur gula, sehingga ketika menyentuh hatimu yang panas akan amarah pun, gula tersebut akan meleleh sehingga terasa menyejukkan. Yeosang tidak tau bagaimana cara mengungkapkannya tapi,
Jongho itu sweet talker.
⚪⚪🔹
Just a reminder kalau fic ini semacam drabble^Thankyou for reading ♥️
Last but not least, mind to votement?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Kamu Itu ; JongSang
FanfictionBeginilah Jongho dan Yeosang itu Start; 19th May 2020 End ; 6th June 2020 JongSang Jongho Dom! Yeosang Sub! Bxb Vanilla