5

4K 351 9
                                    

Pagi hari telah tiba, Taeyong membuka matanya ketika sinar matahari masuk dari jendela kamar Jeno, dirinya segera bangun dan melihat Jeno yang masih tidur dibalik selimutnya.

"Jeno ayo bangun, ini udah siang, kamu ga sekolah? " Ucap Taeyong, tangannya mengusap surai belakang Jeno.

"Kak, badan gue ga enak, kenapa ya? " Jawab Jeno dengan suara seraknya.

"Kamu sakit? Engga usah sekolah dulu kalo gitu ya? "

Jeno mengangguk pelan, badannya benar-benar tidak bisa diajak kompromi untuk saat ini, Taeyong mencoba meraih dahi Jeno, mengecek suhu Jeno dengan belakang tangan kanannya.

"Jeno badan kamu panas banget, kayanya kamu demam, kita kerumah sakit ya? "

"Engga usah lebai, cuma gini aja ngapain harus kerumah sakit, tidur aja nanti juga sembuh kok. "

"Yaudah kita kebawah yuk, sarapan. "

Jeno hanya menurut perintah Taeyong.









***
Jeno dan Taeyong mendudukkan dirinya di meja makan, tak lama ayah dan ibu tiri mereka pun ikut bergabung.

"Tae kamu ga ada kelas? " Tanya ayahnya.

Taeyong menggeleng sembari mengambil makanannya. "Nanti siang yah. "

Pandangan ayahnya beralih pada Jeno yang sedang mengambil sarapannya. "Kamu ga sekolah? Udah jam berapa ini? "

Jeno sengaja tak menjawab pertanyaan dari ayahnya, jangan lupa bahwa Jeno masih kesal dengan sikap ayahnya semalam.

"Jeno demam yah, jadi hari ini dia engga pergi sekolah. " Sahut Taeyong.

"Engga usah manja Jen, kamu itu laki-laki masa demam aja sampe bolos? "

Jeno menghentikan kegiatan makannya kemudian berdiri. "Oke, gue selesai. " Ucap Jeno kemudian beranjak dari tempatnya.

Taeyong segera mencekal lengan Jeno. "Kamu mau kemana? Makanan kamu masih belum habis. "

Dengan segera Jeno menepis tangan Taeyong dari lengannya. "Gue mau sekolah. "

"Kamu sakit Jeno. "

"Gue laki-laki kak, dan ga manja, gue kuat kok, gue mau sekolah! " Ucap Jeno kemudian segera pergi dari tempatnya.










Setelah bersiap, akhirnya Jeno turun dengan seragam yang sudah rapi dan tas ranselnya, dia melewati meja makan, disana masih terdapat ayahnya, ibu tirinya dan juga Taeyong.

"Jeno kakak anter ya. "

"Ga usah, lo urus aja idup lo sendiri. " Balas Jeno.

"Jeno ga usah kurang ajar kamu ya sama Taeyong, dia kakak kamu, lebih tua dari kamu! " Sentak ayahnya.

"Gue ga peduli. "

"Mana kunci motor, dan kartu ATM kamu, mulai hari ini kamu ga usah pakai fasilitas yang ayah kasih! "

"Oke deal. " Balas Jeno dengan melemparkan kartu ATM dan kunci motor pada ayahnya, kemudian dia berjalan keluar rumahnya.

"Anak ga pernah diuntung! "

"Ayah keterlaluan sama Jeno. " Sahut Taeyong

"Dia harus diberi pelajaran Tae. "

Jeno mendengar kalimat itu, kalimat yang ayahnya lontarkan untuknya, kalimat yang membuat hatinya sangat sakit. Jeno menghela nafasnya kasar, sungguh moodnya benar-benar rusak sepagi ini.















hate•na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang