10

3.3K 304 20
                                    

Esoknya, pagi-pagi sekali Jaemin sudah berada didepan rumah Renjun untuk mengajaknya berangkat bersama seperti biasa. Ia mengetuk pintu rumah Renjun, tak perlu menunggu waktu lama pintu rumah Renjun terbuka dan menampilkan bunda Renjun dibaliknya.

"Pagi bunda. " Sapa Jaemin dengan senyum khas andalannya.

"Pagi sayang, kamu udah sarapan? " Tanya bunda Renjun.

Jaemin menggeleng sebagai jawaban. "Nanti aku bisa makan di kantin. " Lanjutnya.

"Ga perlu di kantin Na, kita makan bareng disini, lagian Injun juga masih makan. Ayo! " Ucap bunda Renjun kemudian merangkul Jaemin untuk ikut kedalam rumahnya, Jaemin pun yang tak bisa menolak hanya bisa tersenyum dan mengikuti bunda Renjun.




Jaemin dan bunda Renjun telah berada di meja makan, Renjun pun yang sedang menikmati sarapannya terpaksa menghentikan aksinya karena kaget melihat Jaemin yang saat ini telah mengambil tempat tepat didepannya.

"Loh? Kok? Ih bunda! " Kesal Renjun.

"Kamu itu kenapa sih Njun, kaya baru pertama kali aja. " Sahut bunda Renjun kemudian mengalihkan pandangannya pada Jaemin. "Dimakan ya sayang. " Ucapnya pada Jaemin.

"Makasih bunda. " Jawab Jaemin.

Renjun memutar bola matanya malas. "Giliran ke dia dilembutin, ke aku engga. "

"Injun makan! "

"Iya iya bunda. "

Setelah perbincangan tersebut, akhirnya mereka semua menyantap makanannya dengan lahap. Tak lama, mereka pun selesai dengan aktivitas sarapannya.

"Bunda Injun berangkat dulu. "

"Nana juga bunda. "

"Kalian hati-hati ya. " Jawab bundanya.

Jaemin maupun Renjun pun mencium punggung tangan bunda Renjun dan kemudian beranjak untuk pergi kesekolah.








Renjun dan Jaemin memutuskan untuk berjalan kaki ke sekolahnya. Selain masih pagi, alasan mereka berjalan menuju sekolahnya karena ingin menghemat pengeluaran.

Renjun maupun Jaemin sejak tadi tak ada yang membuka suara, mereka hanya berjalan beriringan namun enggan hanya untuk menukar sapa.

"Njun." Panggil Jaemin yang memecahkan keheningan diantar keduanya.

Renjun yang mendengar pun hanya menoleh sekilas pada Jaemin kemudian kembali fokus menatap kedepannya.

"Kamu marah ya sama aku? " Tanya Jaemin lagi. "Aku minta maaf ya Njun, maaf aku salah, aku punya alesan kok kenapa aku ga mau kamu ikut turun ke masalah aku, aku cuma. -"

"Iya iya aku paham kok, aku udah maafin kamu. Lagian aku juga kemarin terlalu emosi aja. "

Jaemin pun menoleh pada Renjun dan tersenyum. "Jadi baikan nih kita? "

"Yaiyalah Na. "

"Makasih Injun. " Jaemin yang terlalu senang mendengar ucapan dari Renjun pun akhirnya tanpa sadar memeluk Renjun.

"Hei lepasin, kalo diliat orang bisa disangka yang engga-engga. " Ucap Renjun. Jaemin pun melepaskan pelukannya dan kemudian merangkul Renjun untuk melanjutkan perjalanannya.

"Na."

"Kenapa Njun? "

"Kamu tuh kemarin darimana aja sih? Aku liatin rumah kamu dari kamu pulang sekolah sampe udah larut banget dan kamu baru aja sampe rumah semalem itu. "

"Habis pulang sekolah aku langsung kerja. "

"Kenapa ngga pulang aja dulu? "

"Gapapa hehe. Kamu kok? Oh aku tau, kamu pasti khawatir kan sama aku? " Ucap Jaemin sembari menggoda Renjun.

hate•na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang