"Cinta terbaik adalah yang membuat anda menjadi orang yang lebih baik, tanpa mengubah anda menjadi orang lain selain diri anda sendiri." -Anonim
***
Kiara dengan menenteng paper bag nya berdiri di depan pintu rumah Bian. Maya meminta Kiara mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk Dewi.
Maya mengatakan Bian sedang ada dirumah jadi ini kesempatan dia untuk mendekatinya. Setelah menetralkan degupan jantungnya Kiara mengetok pintu rumah Bian berharap yang membuka pintunya adalah Bian.
Tok tok tok
Tiga kali mengetok pintu terdengar suara pintu terbuka.
"Assalamualaikum calon mertua, Hehe." Sapa Kiara melihat yang membukakan pintu untuknya adalah Dewi.
"Eh, Menantu. Ada apa kesini? Ayo masuk!" Kiara senyum-senyum malu mendengarnya. Lalu dia mengikuti Dewi untuk masuk kedalam rumah.
"Tante, Mama nganterin ini buat, Tante." Kiara menunjukan paper bag yang dibawanya.
"Ah, Bilangin makasih ya ke mama kamu. Kamu mau ketemu Bian, gak?"
Tawar Dewi seperti sudah tau apa alasan sebenarnya Kiara ingin kerumah Bian."Hm, Boleh tante?" Tanya Kia malu-malu.
"Ya, Boleh lah! Kamu ini kan calon mantu, Tante." Kiara tersenyum mendengarnya, "Bian, Lagi berenang di halaman belakang. Kamu samperin aja, gih."
"Kalo gitu, Kia samperin Bian dulu ya, Tante?"
"Sebentar!" Dewi mengambil susu di meja makan dan memberikannya Kiara. "Bawa ini. Biar Bian tau alesan kamu nyamperin, Dia."
Kiara mengambil nampan susu yang diberikan Dewi lalu pergi menghampiri Bian.
Setelah sampai dia melihat Bian yang sedang berenang. Kiara terkesima dibuatnya lalu dia tidak berkutik. Lalu dia tersadar lalu melanjutkan langkahnya menuju, Bian.
"Bian!" Panggil Kia. Bian menghentikan renangnya lalu melihat Kia tapi dia tidak memperdulikannya lalu dia kembali melakukan gaya renangnya.
"Bian, Kia disuruh nganterin ini sama mama, Bian. Bian gamau nyamperin Kia dulu, gitu?" Kiara meletakan nampan itu di meja yang ada disitu lalu pergi ke pinggir kolam renang.
"Bian, gamau dengerin, Kia?" Kiara dia tidak menyerah walau sudah berulang kali dicueki oleh, Bian.
Bian bangkit dari kolam renang, Lalu mengambik handuk dan duduk di kursi lipat yang ada disitu sambil memainkan handphone nya.
Kiara yang melihatnya seketika merasa sangat kesal.
"Bian! Jangan cuekin, Kia!" Pekik Kia kepada, Bian. "Biann!!!" Kiara menarik handphone Kiara dari tangan, Bian.
"Lo, tuh apa-apaan sih! Gasopan banget ngambil hp orang sembarangan! Pergi dari hadapan gue!" Bentak Bian kepada Kiara.
Kiara menahan nangis dia tidak bisa di bentak. Apalagi oleh Bian, dia lebih baik di diamkan oleh, Bian daripada di bentak.
Kiara membalikan badannya untuk pergi dia mempercepat langkahnya dan tidak melihat bahwa lantainya licin, Dia terpeleset.
"Aw, Mama." Lirih Kiara. Bian yang melihatnya berniat membantu tapi gengsi dia terlalu besar.
Kiara menangis, "Gausah cengeng. Jatoh gaseberapa aja nangis! Lo, tuh manja, cengeng, berisik, Gue gasuka sama, Lo! Udah pernah gue tolak tapi masih ngejar gue. Gatau malu!" Setelah mengatakan itu Bian pergi meninggalkan Kiara.
Kiara melihat punggung Bian yang melewati dirinya tanpa membantunya. Ucapan Bian tadi sungguh menusuk bagi dirinya. Dia tidak percaya bahwa Bian mengatakan dirinya tidaj tahu malu.
Apakah ini saatnya Kiara menyerah saja? Sudah sangat lama Kiara mengejar Bian, Berusaha untum terlihat baik di mata, Bian.Tapi tidak sedikit pun tanda-tanda Bian peduli terhadap, Kiara.
***
Setelah mengantar orang tua Kayla. Dara pulang menaiki taksi. Dan Azka langsung mengajak Kayla pergi.Setelah menempuh perjalanan beberapa jam. Mereka telah sampai pada sebuah Villa besar yang disuguhkan pemandangan yang berhadapan langsung dengan Laut.
"Azka, Villa ini punya siapa?" Tanya Kayla masih dengan perasaan takjub.
"Punya keluarga, gue."
"Kita, Mau ngapain kesini?" Muka polos Kayla bertanya.
"Oh, iya lupa. Mami pengen ngajak lo dinner bareng keluarga gue."
"Jadi, di dalem ada keluarga, Lo?" Kayla menunjukan ke arah Villa tersebut. Azka mengikuti arah yang ditunjuk Kayla lalu mengangguk.
"Ayo, Masuk." Ajak Azka lalu mendahului jalan.
Saat masuk kedalam, terlihat keluarga Azka sedang berkumpul di gazebo yang ada di taman belakang.
"Eh, Kayla!" Sapa Mami Azka yang pertama menyadari keberadaan Kayla.
"Halo Tante-om." Kayla menyalami tangan kedua orang tua Azka.
"Abang!!" Pekik Aqilla memeluk Azka. Azka yang mendengar panggilan Aqilla memeluknya lalu menggendongnya.
"Kamu, gakeberatan kan tante nyuruh Azka ajak kamu kesini?" Tanya Mami Azka.
"Gapapa ko, Tan. Aku seneng malah bisa ketemu tante lagi. Aku juga kangen sama Aqilla, Hehe."
"Sekarang masih terlalu siang. Gimana kalo kamu sama Azka pergi jalan-jalan dulu ke pantai." Suruh Papi Azka kepada Azka.
Aqilla menatap Azka,"Abang, Qilla ikuttt."
"Iya, Qilla ikut abang." Kayla tersenyum mendengarnya.
Kayla, Azka dan Aqilla pergi menuju pantai yang ada didaerah situ. Terlihat orang sangat ramai sedang berkumpul menunggu waktu menuju malam hari.
***
Gue udah ngegantungin cerita ini lama banget ya Hahaha. Part ini udah lama di draft tapi kalo mau masukin foto mereka ada gangguan terus. Terus kedua fotonya kehapus. Mau aku cari lagi fotonya lupa nama instagram nya Hehehe. Terimakasiiiii...
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZKA
Teen Fiction*** Kayla, setelah beberapa bulan berpacaran dengan Devin akhirnya mereka memutuskan hubungan mereka lantaran Devin yang sudah bertunangan dengan sepupunya Kayla. Murid baru, Azka. Siapa sangka Azka sosok yang dapat menggantikan posisi Devin di hati...