O3

1.4K 232 79
                                    

sekarang seongmin dan taeyoung sedang berada di taman belakang rumah keluarga kim itu.

orang tua mereka menyuruhnya untuk mengobrol berdua disana agar bisa lebih saling mengenal, katanya.

seongmin duduk disebuah ayunan yang ada disana. kedua tangannya dilipat didepan dada.

"seongmin–"

"apa?!"

galak banget. tapi imut, batin taeyoung.

"aku mau tanya.."

seongmin melirik taeyoung malas.

"kamu setuju sama perjodohan ini?"

seongmin menggeleng cepat.

"jelas tidak, tapi ayah terus paksa aku"

"aku juga. tapi mau bagaimana lagi, mama papa ingin cepat-cepat menimang cucu"

"HAHH?!"

taeyoung terkejut dengan teriakan seongmin yang begitu menggelegar.

"HUAAA SEONGMIN GAK MAU HAM–"

belum puas seongmin berteriak, mulutnya sudah dibekap duluan oleh taeyoung.

"ssshhh, jangan teriak-teriak"

kemudian tangan taeyoung ditepis begitu saja.

"jangan pegang-pegang seongmin! kamu mau mesum kan?!"

taeyoung terkejut lagi tapi kali ini ia juga berusaha menahan tawanya.

"sembarangan. tidak seongmin"

seongmin hanya diam sembari kembali meratapi nasibnya.

taeyoung tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.

tiba-tiba ponsel seongmin bergetar.

taeyoung mengernyit heran melihat seongmin yang berbicara sangat manis di telepon itu.

"pacarmu?"

"apa urusanmu?" jawab seongmin ketus.

beberapa saat kemudian woobin, ayah dari taeyoung memanggil mereka berdua untuk lanjut membicarakan tentang pernikahan mereka.

seongmin mendengus kesal.

rasanya ingin sekali ia menangis saat ini.

"jadi, kira-kira kapan baiknya kita menikahkan anak-anak kita ini?" tanya serim.

"aku sih berpikir bagaimana kalau bulan depan. lebih cepat lebih baik kan?" ini woobin yang menjawab.

seongmin dan taeyoung terbelalak lalu saling melirik satu sama lain.

seongmin ingin teriak. tapi ia takut kalau serim akan membentaknya lagi.

setelah semua selesai, seongmin dan orang tuanya langsung saja pulang.

didalam mobil, seongmin hanya menunduk. menutupi pipinya yang sekarang sudah basah oleh air mata.

"seongmin, kau boleh merahasiakan hal ini kepada teman-temanmu jika kamu mau, ayah juga tidak akan menyebarkannya"

seongmin hanya diam, tangannya sibuk memainkan resleting jaket yang ia pakai.

"apa aku harus?" tanyanya pelan.

sekarang serim dan allen mengetahui bahwa anaknya ini tengah menangis.

"kalian benar-benar udah tidak sayang seongmin lagi ya?"

serim dan allen seketika membisu.

mereka sayang sekali pada seongmin, tapi hanya inilah cara terbaik yang harus mereka lakukan. sepertinya.







can you love me? × gongtang (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang