23

941 142 31
                                    

satu minggu berlalu sangat cepat.

"haaahh, akhirnya ujian ini selesai" ujar minjae yang tengah sibuk memasukkan alat tulis ke tasnya.

"tidak terasa sebentar lagi kita lulus ya, minjae" sahut seongmin.

"itu artinya kita akan jarang bertemu ya, belum lagi kalau nanti kau punya bayi"

ucapan minjae tentu dihadiahi cubitan dari seongmin di lengan kanannya.

"HUSH, jangan keras-keras minjae!"

"iya maaf, apa jangan-jangan kamu sudah melakukan itu dengan taeyoung?" bisik minjae diikuti ekspresi wajah mirip seperti ini '🌚'

"tidak ya! sembarangan kalau bicara. kau juga jangan sampai membuat kehidupan lain di dalam tubuh huijun ya"

"ekhem, aku dengar itu ya..." sahut huijun yang ternyata sudah berdiri di sebelah meja mereka.

"aduh, pujaan hatinya minjae datang. permisi ya saya sudah ditunggu taeyoung" seongmin langsung berlari keluar kelas tanpa rasa berdosa, padahal karena ucapannya sekarang minjae dan huijun menjadi merasa agak canggung.

seongmin yang masih terkekeh sendiri itu sesekali melihat notifikasi dari layar ponselnya.

youngtae🦊💕
| aku di kafe kak minhee, kamu kemari ya

seperti yang kalian lihat, sepertinya seongmin sudah bisa mulai menerima taeyoung sebagai pendamping hidupnya.

entah bagaimana cara taeyoung meluluhkan hati si manis secepat ini, authornya juga nggak tahu :(

lelaki manis itu berhenti sejenak hanya untuk sekedar membalas pesan dari taeyoung-nya, lalu lanjut berjalan menuju kafe yang jaraknya tidak jauh dari sekolahnya itu dengan senyum yang terus menemani setiap langkahnya hari ini.

seongmin mendorong pintu kaca itu membuat lonceng yang berada tepat di atasnya berbunyi nyaring, ia menengok ke sebelah kanan dan langsung saja mendapati taeyoung yang sedang duduk bersama minhee dan yunseong.

"hai... maaf ya, seongmin lama"

sapaan seongmin tentu saja dibalas senyuman dari ketiga laki-laki itu. ia langsung saja meletakkan tasnya dan duduk di sebelah taeyoung.

baru saja seongmin menempelkan bokongnya pada kursi berwarna coklat muda itu, taeyoung tiba-tiba berdiri dan berlari kecil menuju dapur kafe.

"mau kemana dia?"

minhee dan yunseong hanya mengangkat bahu seakan tidak tahu menahu tentang itu dan langsung mengajak seongmin mengobrol.

tak lama kemudian taeyoung kembali dengan membawa nampan dengan minuman dan beberapa snack kecil dengan rasa mint choco kesukaan seongmin diatasnya.

"eh.. apa ini?"

"hadiah kecil untuk seongmin-ku yang telah melewati ujian akhirnya dengan baik"

seongmin tertawa kecil, "astaga youngtae, ini manis sekali"

taeyoung menopang dagunya, mengamati seongmin yang sibuk menikmati hidangan di hadapannya. sejujurnya ia sedang menahan gemas karena seongmin memanggilnya dengan sebutan 'youngtae'. uh, rasanya taeyoung ingin sekali memakan anak manis ini sekarang juga.

"jam makan siangku hampir habis, aku akan kembali ke kantor ya minhee. seongmin, taeyoung aku duluan" pamit yunseong lalu mengecup pucuk kepala minhee sekilas.

minhee melambaikan tangannya pada kekasihnya itu berulang kali sampai mobilnya benar-benar menjauh dan menghilang dari penglihatannya.

"aku akan kembali bekerja ya, kasihan rekanku itu mengurus kasir sendirian" ujar minhee lalu meninggalkan seongmin dan taeyoung berdua.

"seongmin, sepertinya aku sudah tidak pernah melihatmu berhubungan dengan wonjin lagi, apa kalian bertengkar?"

"oh iya, aku belum memberitahukan hal ini ya" seongmin menepuk dahinya.

"hari itu saat kau tidak pulang aku pergi ke rumah kak wonjin, hanya mengobrol saja, tapi akhirnya kami membicarakan tentang hubungan kami yang memang salah. jadi aku putus dengannya" kata seongmin yang setelahnya lanjut menggigit macaron-nya.

"tapi kalian masih bersahabat kan?"

seongmin mengangguk-angguk, "masih, tapi kami memang sudah seminggu ini tidak bertemu, kak wonjin sedang sibuk belajar karena dia bilang ingin melanjutkan kuliahnya di jepang"

taeyoung mengangguk paham.

"soal malam itu, saat aku menanyakan apa kita harus berpisah..." taeyoung menelan salivanya dengan susah payah "...itu tidak akan terjadi kan?"

seongmin sedikit terbatuk saat mendengar ucapan taeyoung, "kau sadar bahwa aku sudah mulai menerimamu tapi kau masih belum tahu jawaban untuk pertanyaanmu itu?"

"aku... hanya memastikan saja" taeyoung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"omong-omong, bagaimana kalau malam ini kita ke rumah papa"

"hm? biasanya kamu tidak pernah mengajakku" ujar yang lebih tua sambil mencuri segigit macaron coklat dari hadapan seongmin.

"maksudku ke rumah papa woobin, papamu youngtae!"

"oohh... eh? untuk apa kita kesana?"

"mampir saja, terakhir kali aku kesana hanya saat malam perjodohan kita kan"

taeyoung mengangguk-angguk menyetujui.

"nanti kita mampir ke supermarket dulu ya"

"kamu mau beli apa?"

"bahan makanan"

"untuk apa?" tanya nya lagi lalu menyeruput mintchoco milik seongmin.

taeyoung bergidik saat menyadari bahwa yang ia minum bukanlah latte miliknya.

"banyak tanya. untuk membuat sesajen, ya untuk masak lah taeyoung!"

"kau mau memasak untuk siapa?"

kali ini pertanyaan yang taeyoung lontarkan berhasil membuat seongmin kesal, kenapa pula anak ini banyak sekali bertanya. cerewet.

"kau mau ku pukul?!" ujar seongmin dengan tangan kanan yang sudah dikepalkannya di udara.

"iya maaf!!"

🐰🐰🐰

hayoo siapa yang nungguin aku update??? hihi

can you love me? × gongtang (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang