Corat-Coret Tersirat

82 13 6
                                    

"Pusaran waktu akan siap melahapmu, jika kamu mulai melupakan apa tujuanmu dalam hidup."

•~•

HAPPY READING GUYS!

Pukul 20.09

Anne menatap peti besar itu dengan nanar. Raut mukanya seketika menjadi pucat. Ia merasa bingung untuk beberapa saat.

"Ini tidak mungkin! Tidak mungkin terjadi, lagi." Anne sontak memegangi kepalanya lagi dan bangkit berdiri.

Dia merasa pusing sembari berjalan gontai. Anne terus saja meneliti setiap inci sudut kamar ini. Lagi-lagi dia dibuat terkejut oleh tubuh seorang gadis berambut pirang yang juga pingsan tidak jauh dari tempat Anne barusan. Anne refleks bergerak mundur menjauhi gadis tersebut, dia merasa takut. Dengan penerangan lilin yang minim di kamar ini tentu membuat Anne tidak bisa mengenali sosok tersebut dengan jelas.

Anne bingung tidak tahu harus berbuat apa. Di sini dia hanya tinggal seorang diri saja. Ada orang asing masuk di kamarnya. Siapa tahu juga kalau ternyata gadis yang sedang pingsan itu adalah penyusup yang baru saja masuk ke rumahnya. Anne harus bisa melindungi diri sendiri. Tanpa pikir panjang Anne langsung meraih sebuah gunting tua yang tergeletak di meja dekat dinding.

Huuhh ... Huhhft ... Huffttt ...

Napas Anne terdengar tidak teratur, dia sungguh panik. Pada akhirnya Anne pun berusaha memberanikan diri mendekati gadis itu untuk sekadar mengecek apakah dia masih hidup atau tidak. Anne melangkah tenang sembari membawa sebuah gunting yang sengaja dia sembunyikan di belakang punggungnya untuk berjaga-jaga.

Entah kenapa Anne merasa bahwa gadis berambut pirang ini tidak asing lagi bagi netranya. Anne seakan mengenalnya walau postur tubuhnya hanya terlihat dari belakang saja.

Kini Anne menunduk dalam diam. Dia menatap ragu pada gadis pingsan di lantai yang dipijaknya sekarang. Tidak ada pergerakan dari gadis itu. Sepertinya dia benar-benar pingsan. Anne kemudian berjongkok untuk memastikannya. Perlahan Anne memegang lengan si gadis dan mengoyang-goyangkannya sebentar. Tubuh gadis itu terasa dingin. Dia pingsan dalam keadaan tengkurap di lantai.

Anne mulai penasaran mengenai identitas gadis tersebut. Begitu pula dengan tujuannya berada di sini. Anne langsung membalikkan badan si gadis berambut pirang dengan sekuat tenaganya.

"HAH!" Anne refleks membekap mulutnya sendiri tidak percaya.

Sosok itu semakin terlihat jelas di mata Anne akibat sorot sinar rembulan pada malam ini, yang dengan beraninya menerobos celah-celah kecil atap rumah Anne.

"Apakah itu aku? Kenapa tubuhku bisa ada di situ?" Anne mulai meracau panik pada dirinya sendiri. Dia sungguh kebingungan setengah mati.

Anne lalu beralih menatap ke jendela kaca ruangan ini. Kabut asap terlihat menyelimuti pohon-pohon rimbun di luar sana. Ini memang sudah malam. Bahkan hewan-hewan malam pun mulai bersuara memberi pertanda akan kesunyiannya kawasan ini sekarang.

"Apa aku telah melupakan sesuatu?" imbuhnya lagi sembari merapatkan diri pada tembok.

Baru saat itulah dia menyadari baju yang dikenakannya kini nampak berbeda dengan pakaian yang dipakainya tadi pagi.

"Baju ini mirip sekali dengan baju wanita yang berada di dalam peti mati," batin Anne sembari memegangi ujung gaun yang kini dipakainya.

"Baju ini mirip sekali dengan baju wanita yang berada di dalam peti mati," batin Anne sembari memegangi ujung gaun yang kini dipakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAMPIR MATI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang