Dua Sisi

57 11 14
                                    

"Cermin kacanya mengajakku bicara. Sekejap kemudian dia membuatku tak mampu bersuara. Pandai-pandailah kamu mengetahui sisi lain dari ruang gelapmu. Lentera itulah sahabatmu."

•~•

Anne masih sibuk melamun, dia kebingungan. Sementara si ibu masih saja menatap cemas dengan kekhawatiran yang membuncah. Pada akhirnya Anne merasa tidak tega, naluri kemanusiaannya pun kembali diaktifkan. Anne memutuskan untuk bersedia ikut ke rumah si ibu walau dia sendiri tidak tahu bantuan seperti apakah yang akan dia berikan sesampai di sana nanti.

Anne menyuruh si ibu itu agar menunggunya di luar pagar rumah sementara ia bersiap. Si ibu setuju pergi dan langsung masuk ke dalam mobil hitamnya yang terparkir di pinggir jalan depan rumah Anne. Kini dia sedang menunggu Anne keluar rumah sembari berteleponan dengan seseorang di dalam mobilnya.

Di sisi lain, Anne kini sedang memberi mantra di sekeliling rumah agar tidak ada orang asing yang masuk ke rumahnya selagi dia pergi. Anne tidak ingin kebobolan apalagi sampai ada rahasianya yang bocor ke publik. Itu akan sangat mengancam kehidupannya, lagipula dia juga tidak ingin sampai menyakiti orang lain dengan kemampuan yang dimilikinya ini.

[Mantra Kuncian Rumah]

Seomu oa ganog oguano..
Yaon gobeoro aosa lodoar iod uniao oinio..
Maoupou nod uniao..
Olaionti daoko oboisa meonemo obus oporotalokou..
Lino dungoila ho kounoci pero tahoa nanokou..

Aokou beoro ojano ojibah wa osemou ao yaon..
Gomelo indo unogi..
Otido ako akano operog..
Ioselo agio akou belo..
Umo kemobao li..
Ja ogalo aoh kounoci olah!

Abracadabraeleos oteo roja doi olah!!
_______________

Setelah memastikan semua tidak janggal, Anne lekas pergi menghampiri mobil hitam yang terparkir di jalanan depan rumahnya. Ia mempererat ikatan tali serut pada ujung baju di pergelangan tangannya dan penutup kepala tudungnya pada dagu. Anne tidak ingin jika angin malam mulai mengajaknya ribut dan membuat bencana yang bisa menjebak dirinya sendiri. Sebab, jika angin malam sudah bertiup kencang menerpanya, jubah kebesaran milik Lorie akan terus berkibar-kibar memperlihatkan kulit tubuhnya yang penuh dengan coretan gambar pralambang aneh yang sulit menghilang. Dan lebih buruknya lagi, orang-orang yang mungkin kebetulan bisa melihatnya begitu pasti akan mulai paduan suara membahana. Teriakan yang sangat dibencinya.

"Kemana kita akan pergi?" Anne bertanya sebelum masuk ke dalam mobil.

"Ke rumah saya. Mari masuk!"

Anne mengangguk setuju. Sepersekian menit setelahnya, mobil yang ditumpangi Anne pun melesat menjauhi pekarangan rumahnya. Mobil hitam tersebut melaju cepat membelah jalanan kawasan Borealis yang nampak sunyi senyap malam ini. Masalah darurat yang mengejarnya tidak Anne mengerti sama sekali. Anne hanya berharap semoga dia bisa berguna di sana. Semoga saja.

•~•

Mobil hitam klasik terlihat memasuki sebuah pekarangan rumah bernuansa modern setelah seorang satpam penjaga membuka gerbang rumah tersebut. Halaman rumahnya yang cukup luas. Ada sepasang ayunan di taman yang dipenuhi tanaman anggrek ungu dalam pot. Air mancur taman berbentuk huruf X turut mempercantik pemandangan bagi siapa pun yang berkunjung ataupun bertamu ke sini.

HAMPIR MATI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang