Kepulan asap hitam terlihat bergerak-gerak menuju pensil yang Anne pegang. Beberapa menit setelahnya asap itu pun menghilang. Bersamaan dengan tubuh Liyora yang merosot turun di lantai. Frozen Ball yang dibuat Anne pun akhirnya pecah berserakan.
Anne segera mendekati Liyora yang terkapar tak berdaya di lantai. Liyora harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya. Dia benar-benar kritis sekarang. Anne yang masih menggenggam pensil kayu di tangannya pun segera mengantongi benda-yang kini dianggap keramat-tersebut.
Sirine mobil ambulans mulai terdengar di luar rumah. Anne sesegera mungkin menjauhi Liyora dan memilih untuk bersembunyi di balik pintu sebuah kamar. Anne takut pada keramaian dan kerumunan dengan banyak orang. Hal tersebut pasti membuatnya terancam dan cemas. Entahlah apa penyebabnya ia bisa merasa begitu.
Sayup-sayup Anne mendengar derap langkah seribu dari bunyi sepatu yang bersahutan. Tenaga medis sedang berusaha menolong Liyora dan Mia. Kasihan, mereka terluka parah dan memang harus segera diobati.
"Sebaiknya aku langsung pergi saja dari sini. Lagipula tugasku juga sudah selesai," ujar Anne pada diri sendiri.
"Tunggu!"
Anne dikejutkan oleh suara yang sepertinya sedang menginterupsi dirinya saat dia hendak kabur. Anne diam mematung di tempatnya lagi.
"Pak! Apa kalian melihat perempuan lain selain kedua putriku di sini?" tanya seorang ibu pada petugas medis yang sedang menggotong putrinya di atas tandu.
"Itu seperti suara ibunya Mia dan Liyora," pikir Anne menebak-nebak.
Ibu itu sepertinya sedang menanyakan di mana keberadaan Lorie-yang terisi roh Anne-sekarang ini. Ibu Liyora sedang mencarinya sementara Anne masih setia berdiam diri di kamar itu.
"Nak Lorie?! Apakah Anda masih di sini? Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak. Terima kasih karena nak Lorie sudah membantu,"
Diam.
Anne bingung apakah dia ingin muncul dulu dihadapan si ibu ataukah dia langsung kabur saja? Masalahnya, di sini ramai orang. Anne tidak suka dengan keadaan ramai. Apalagi jika sampai ada orang lain yang mulai mempertanyakan identitasnya. Bisa kacau semuanya.
Saat ini dia sedang ada di tubuh Lorie. Anne tidak tahu harus menjawab apa jika ia ditanyai nantinya. Dia bahkan tidak kenal siapa itu Lorie beserta seluk-beluknya. Entah kenapa juga rohnya bisa masuk ke dalam tubuh Lorie dan memakainya. Anne jadi galau sekarang. Tidak tahulah apa arti dari semua keambiguan ini sebenarnya.
•~•
00.13 AM
Jalanan kawasan Borealis nampak sepi. Angin malam meniup pepohonan tinggi yang menjulang tak beraturan. Suara dahan-dahan yang bergoyang pun turut melengkapi kesunyian malam. Lolongan serigala kian bersahutan mencari mangsanya. Bulan purnama menampakkan wajah apiknya. Tengah malam yang mencekam seperti ini memang sangat cocok bagi siapapun yang berniat mencari wangsit dan kekuatan di daerah terlarang hutan belantara.
Anne berjalan cepat melewati jalan raya yang sepi kendaraan. Dia terus melaju tanpa menengok kanan-kiri. Anne kembali merapatkan jubah kebesarannya saat udara malam mulai menyentuh kulit tipisnya. Dingin.
Sepeninggalnya ia dari rumah Liyora, Anne terus saja melangkah di jalanan ini dalam diam. Pada akhirnya Anne memilih kabur juga dari rumah tersebut tanpa izin. Tetapi sebelum pergi, Anne sempat meninggalkan sebotol ramuan hijau berukuran sepuluh senti dan secarik pesan singkat di atas meja dekat tangga. Ia berharap semoga si ibu bisa mengetahui keberadaan ramuan yang sengaja Anne tinggalkan di atas meja. Ramuan itu berguna untuk mengembalikan kekuatan tubuh yang hampir melemah. Ramuan ini akan sangat membantu memulihkan tenaga setelah seseorang dirasuki arwah kasat yang rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMPIR MATI!
Paranormal[Update Setiap Senin] Apa yang ada dibayanganmu, jika seorang maniak kasus misteri tiba-tiba saja meminta bantuan padamu, sedangkan dia sendiri tidak terlalu memercayaimu? Itulah yang sedang dialami oleh Lorie saat ini. Parahnya lagi semenjak ia ter...