1. Meet Up

34 9 0
                                    

Sudah seharian ini aku tidur dan bermalas-malasan dikamar, entah karena habis jetlag  atau memang aku malas.

Ketika ingin tertidur tiba-tiba saja aku teringat dengan lelaki arogan itu entah kenapa memikirkannya membuat pipiku memanas, apa tubuhku baru saja memuji ketampanannya.

Ah sadarlah Helen dia lelaki yang sombong, ketus dan arogan sayang sekali tuhan memberikan wajah setampan itu

Karena terlalu serius sampai aku tak sadar ada seseorang yang memasuki kamarku

"Permisa nona, anda ada jadwal untuk bertemu dengan Madam Evelyn siang ini" kata anak tangannya itu

"Bukannya hari ini jadwalku kosong ?" Bantahku tak terima

"Maafkan saya nona, tapi anda memiliki jadwal makan siang untuk membahas kontrak kerja dengan Madam" setelah mengatakannya dia pamit keluar

Ah sial kacau sekali liburanku,  padahal siang ini aku merencanakan liburan dengan keluargaku.

12.00  am

Dan disinilah aku sekarang menemui Madam Evelyn partner kerja atau bisa disebut atasanku.

Aku juga tidak memahaminya padahal aku model ambasador disini kenapa aku terlihat jelas seperti bawahan atau memang aku bawahan?

Ya terkadang dia cukup baik dibandingkan rekan kerja yang lain, jangan tanya kenapa aku tetap menerima pekerjaan ini. Karena hidup terus berlanjut sist dan aku butuh uang untuk hidup sesimple itu.

"Bisa kita selesaikan ini segera Nyonya"

"Ah Helen kau bisa memanggilku Madam atau tidak ibu saja jangan terlalu kaku"

"Iya madam, sepertinya ada jadwal pemotretan lagi atau anda baru membuat rancangan busana yang baru saja selesai ? Jadi kapan kita melakukannya"

"Kau ini selalu saja begitu aku tidak ada omongan pekerjaan, hanya makan siang biasa. Menjalin hubungan mitra kerja apa itu kedengaran bagus Helen?" senyumnya ramah tapi terlihat membosankan untukku

"Tidak sama sekali" jawabku dengan senyum yang masam

Aku pikir akan ada jadwal yang menghasilkan uang ternyata tidak sama sekali, kalau tau seperti ini aku akan membatalkannya tadi.

Dasar tukang tipu.

"Kau kurang suka sepertinya, aku akan berterus terang saja kalau begitu Maukah kau menikah dengan putraku nona Helen"

Seperti disambar petir aku terkejut mendengarnya bukan karna apa-apa aku ini baru memasuki usia 26 tahun dan sudah ditawari untuk menikah gila saja, bahkan aku tak tau rupa anaknya seperti apa.

"Mohon maaf Madam aku tidak tau sama sekali puta anda seperti apa"

"Aku tau mungkin kalian bisa berkenalan terlebih dahulu, dan aku tidak ingin menerima penolakan darimu"

"Tidak bisa seperti itu, kau tak bisa mengaturku. Aku bukan anakmu aku ini mitra kerjamu" amarahku membuncah kesal dengan wanita tua sok jadi pengatur ini

"Kau ingin reputasimu yang kau banggakan hancur dan jatuh miskin kembali, setauku kau merintis karir ini dari nol ya" senyumnya merekah ketika mengatakannya

Aku tak bisa melihat keluargaku hancur dan seperti dulu kembali, dan aku juga tak bisa menyusahkan kembaran ku  tapi apa aku bisa menikah dengan orang yang tak ku ketahui ini.

"Ya aku terima tawaranmu"

"Maaf nona aku tidak memberimu tawaran tadi itu perintah" dia berucap dengan diselingi tawa bak nenek sihir.

Akhirnya dia berkata kembali setelah meredakan tawanya.

"Lusa kau akan bertemu dengannya, jadi kau harus beri kesan yang menarik Helena Hunghes"

Mungkin wanita ini sudah gila dan aku harus menurutinya demi keluargaku, entahlah aku tak paham kenapa dia serepot ini ingin menjadikanku menantunya.

Apa yang dia rencanakan tuhan

Sen, 18 Mei 2020


Jangan lupa voment teman🤗

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang