Chapter 1

46 4 1
                                    

"Tasya gue pergi dulu ya sebentar, lu tunggu disini!" Acha berdiri dan berniat pergi meninggalkan Tasya sendirian. "Lo mau kemana? Gue takut sendirian cha! Ucap Tasya yang langsung menahan lengan acha.

"Hmm gue mau ke toilet dulu sebentar sya, pokonya lu tunggu sini aja oke gue cuman sebentar ko!" Jelas acha, Tasya pun mengangguk sebagai jawaban

Kini Tasya sangat risih dengan keadaan sekitarnya, karena tempat ini terlalu ramai dan banyak orang yang sedang meminum alkohol. ini bukan tempat club tapi ini adalah acara tahunan dari sekolah Tasya dan acha. Acara ini sangat bebas karena itu tidak menyertakan untuk guru-guru melainkan hanya murid-murid dan alumni saja yang hadir ke acara ini.

Sudah cukup lama Tasya menunggu acha, namun acha tidak kembali juga. Tasya yang menghawatirkan acha ia pun begegas ingin mencari acha, tujuan Tasya pertama yaitu ketoilet karena sebelum acha pergi ia berpamit dengannya untuk ke toilet. Tasya yang merasa ingin buang air kecil pun bergegas cepat menuju ke toilet, sesampainya ditoilet Tasya memandang sudut-sudut toilet namun ia tidak melihat keberadaan acha sahabatnya.

"Ihh lo kemana si cha" gumamTasya bingung "aduh kebelet lagi, malahan rame banget nih toilet!" Pekik nya lanjut

"Mbak?" Panggil seseorang dari belakang Tasya, membuat Tasya terkejut dan langsung menoleh

"Ada yang bisa saya bantu? Sepertinya mbaknya sedang kebingungan toh" ucap seorang laki-laki berseragam. Tasya sangat yakin bahwa laki-laki itu petugas keamanan disini

"Iya pak saya mau nanya ada toilet lagi selain di sini gak?" Tanya Tasya kepada petugas tersebut

"Ada mbak, di atas ada tapi sepertinya di atas juga sangat ramai. Kalo mbak lagi buru-buru mba bisa pergi ke toilet yang di dalam kamar sana. Mari saya antar" ujar petugas

"Hmm gajadi deh pak" jawab Tasya sedikit takut dan ragu

"Mbaknya gausah takut sama saya, saya cuman berniat nganterin mbaknya aja ga mungkin saya macem-macem toh bisa di pecat saya" jelas laki-laki berseragam itu sambil terkekeh

Karena Tasya sudah tidak bisa menahan rasa kebeletnya itu kini ia berjalan menuju kamar itu dengan petugas yang berniat mengantarnya. Setelah sampai di depan kamar tersebut Tasya langsung Berterimakasih kepada petugas tersebut, lalu petugas tersebut hanya tersenyum dan membalikan tubuhnya untuk pergi dari hadapan Tasya

Kini punggung petugas itu pun sudah terlihat sangat jauh, Tasya memasuki kamar dan langsung memasuki toilet yang berada dikamar tersebut.

Setelah 5 menit, Tasya keluar dari toilet tersebut, lalu menutup pintu toilet dan membalikan badannya untuk bergegas pergi dari kamar tersebut untuk melanjutkan mencari acha. Kini tubuhnya sontak berhenti seketika saat Tasya membalikan badannya terdapat tubuh seorang laki-laki yang tepat berada di hadapannya dengan keadaan yang sedang mabok, namun Tasya membulatkan matanya dan terasa sangat takut saat melihat laki-laki itu memandanginya seperti ingin menerkamnya

"Lo! Mau ngapain?!" Tanya Tasya sangat takut

"Stttt jangan berisik!" Ucap laki-laki itu sembari menahan bibir Tasya dengan jari telunjuknya

Laki-laki itu pun membalikan badan Tasya ke arah kasur lalu mendorong Tasya sampai terbaring ke kasur. Tasya yang sangat merasa ketakutan kini badannya sangat lemas seperti tidak ada tenaga untuk dia melawan dan beranjak untuk kabur dari laki-laki itu.

* * * *

Hal yang tidak pernah terlintas dari pikiran Tasya saat ini telah terjadi kepadanya. beningan cair jatuh dari mata Tasya yang menelusuri pipi lembut Tasya, ia kini merasa jijik dengan dirinya merasa begitu hancur dengan apa yang telah terjadi kepadanya, ia hanya bisa merantapi nasibnya dengan duduk di sudut kamar tersebut dan memeluk lekukan kakinya

Tasya mencoba berjalan untuk keluar dari kamar itu berniat untuk pulang tanpa memperdulikan acha lagi yang ntah kemana sedari tadi. sepanjang jalan Tasya menangis menerima kenyataan bahwa kesuciannya telah di rebut oleh cowok brengsek itu

Kini Tasya memberhentikan taksi untuk mengantarnya pulang. Setelah sampai Tasya pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, ia menyalakan air dari shower dan membiarkan mengalir keseluruh tubuhnya,

"Tuhan, Kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang harus seperti ini?! Hidup dengan menyendiri tanpa kedua orang tua. aku cape Tuhan selalu di selimuti oleh kehinaan tanpa ketulusan dari seseorang, dan sekarang aku terlihat sangat menjijikan! Apa aku masih pantas untuk bertahan hidup Tuhan!" -Batin Tasya

Tasya sedang berusaha membersihkan badannya dengan sabun sebanyak mungkin, yang telah berfikir ingin membersihkan noda itu dari tubuhnya tapi nihil sampai kapan pun noda itu tidak akan hilang dari tubuh Tasya dan akan berbekas sepanjang hidupnya.


Segini dulu hehehe

Jangan lupa vote and coment

See u di chapter selanjutnya

Wrong time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang