4. Keluarga Jaya.

10 1 0
                                    

"Yuhuuu epribadehh! Orang ganteng pulang..!" Seorang pria dengan kaca mata hitam memasuki rumah keluarga Jaya, sontak Adnan, Risa, dan Arlen yang sedang bermain Ludo king menoleh ke arah pintu dimana pria itu sedang berpose keren.

"Siapa pah?" Risa berbisik kepada suaminya.

"Anak kita kayaknya, dilihat dari kadar kerennya dia mirip papah." Adnan balas berbisik kepada Risa.

"Masa sih aku punya sodara kaya gitu? Liat aja mukanya kaya capung, matanya abnormal gitu." Arlen ikut nimbrung.

"Itu namanya kaca mata Arlen. Masa sih itu anak kita pah? Mamah gak inget pernah ngelahirin anak 2 kali." Risa kembali bertanya pada Adnan.

Si pria menghentikan pose gantengnya.
"Reaksinya ko biasa aja? Mana Karpet merahnya? Petasannya juga, Ini Gibran pulang loh.." Gibran melepas kaca mata hitamnya.

"Tunggu! Dari mana saya bisa tau kalo kamu anak saya Gibran?" Risa mengangkat tangannya membentuk huruf X.

"Ya ampun mah.. masa mamah gak kenalin muka ganteng Gibran sihh??"

"Diem kamu orang ganteng! Seinget saya  Gibran lebih tinggi dari saya 1 mili meter, kenapa sekarang malah tambah tinggi?"

"Plis deh pah, jangan ikut-ikutan." Gibran melipat kedua tangannya di depan dada.

Arlen menatap Gibran dengan tatapan bagai detektif.
"Sejak kapan kakak gue punya tahi lalat di bawah mata? Udah pindahan tu tahi lalat?"

Gibran memutar bola matanya
"Dari dulu pas gue masih kaya kecebong ni tahi lalat emang udah disini."

"Oke stop!" Risa menyilangkan tangannya lagi membetuk huruf X
"Saatnya kuis keluarga!!" Sambung Risa.

"Apa?! Arlen belum belajar!! Tydakkkk! Kenapa mendadak sih mah.."

"Arlen diem! Mama lagi serius, kuis ini khusus buat dia yang ngaku-ngaku jadi Gibran." Risa menunjuk ke arah Gibran.

5 menit berlalu dengan keheningan, Adnan, Risa, dan Arlen duduk sejajar di bangku yang sama dengan pandangan serius, sedangkan didepan mereka Gibran duduk dengan santai.

"Oke, kita mulai kuisnya. Kamu harus jawab cepat tanpa berpikir, siapa oppa-oppa ganteng favorit saya?" Risa memulai terlebih dahulu.

"Jungkook." Gibran menjawab dengan mantap.

"Sekarang giliran papah, siapa nama kura-kura kesayangan saya?" Kini giliran Adnan yang bertanya.

"Vivi." Gibran menjawab dengan cepat tanpa berpikir sedikitpun.

"Ko namanya Vivi sih pah? Oh.. jadi selama ini dia betina?!" Adnan gelagapan melihat istrinya sudah dalam mode cemburu.

"Aduh mamah.. Vivi itu singkatan dari Virguso Virnando, di hati papah cuma mamah yang papah cinta."

"Ahh papah bisa ajah.." Risa mencubit lengan suaminya.

"Cut! Kenapa jadi melenceng gak sesuai sekenario sih? Kembali ke laptop! Sekarang giliran Arlen yang nanya." Arlen menatap Gibran dengan mata melotot dan mulut yang dimayunkan, seperti adegan sinetron dimana pemeran antagonis melancarkan rencana liciknya.

"Apa kolor kesukaan gue?"

"Kolor yang ada gambar batman nya."

"Selamat!! Kamu terbukti adalah Gibran anak saya, aaaaaa sini mamah peluk.." Risa segera memeluk tubuh berbalut kemeja milik Gibran.

"Ko lama banget sih pulangnya, mana tanda tangan Jungkook yang mamah pesen?" Sambung Risa.

"Tanda tangan apa?" Gibran menaikan sebelah alisnya.

ARLAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang