6

634 87 6
                                    

Pagi-pagi Nayeon sudah menyibukkan diri di dapur. Tidak biasanya ia bangun sepagi ini. Ia berpikir mungkin dengan membuatkan Dahyun sarapan dan menikmatinya bersama bisa dihitung sebagai wujud perhatiannya pada adiknya.

"Dahyun bangun! Ayo sekolah!" Teriak Nayeon sambil menyiapkan meja makan.

"Ck, gini nih punya adek kebo banget." Merasa tidak mendapat respon ia pun pergi menuju kamar Dahyun.

"Dahyun buruan bangu-"

Kalimat Nayeon terputus setelah mendapati kamar Dahyun kosong. Semalam ia memang tidak sempat memeriksa keberadaan Dahyun setelah sampai rumah. Ia benar-benar kelelahan. Lelah hati dan pikiran.

"Punya adek satu kok yaa susah banget ngurusnya." Gerutu Nayeon kemudian mengambil ponselnya mencoba menghubungi lagi Dahyun.

Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi. Cobalah..

Nayeon menghela napas kasar sambil melepas celemeknya. "Bocah itu, kalo ketemu bakal gue jadiin tahu geprek."

***

Dahyun dan Chaeng menatap rumah itu dilahap oleh sang jago merah dari kejauhan. Mereka akhirnya berhasil keluar.

"Good! Bukti musnah, kita kehilangan jejak. Habis ini apa lagi? Mati dimakan hewan liar dari hutan seberang sana." Racau Chaeng, mulai stres.

Dahyun sama sekali tidak memerdulikan ocehan Chaeng. Ia sibuk berpikir sambil mengamati keadaan sekitar.

Tempat ini, bukan daerah pemukiman warga dan berbatasan langsung dengan hutan. Ditambah jalan yang belum beraspal dan sedikit berlumpur membuat kendaraan maupun orang semakin jarang lewat.

"Pa, Ma, maafin Chaeyoung kalo belum bisa bikin kalian bangga. Mungkin saat Papa Mama pulang dari Eropa nanti Chaeyoung hanya tinggal nama." Teriak Chaeng mulai putus asa.

"Chaeng, liat deh."

"Apa?"

"Aneh gak sih ada jejak bekas mobil kearah sana? Pusat kota kan kearah sana." Tunjuk Dahyun kearah berlawanan hutan.

Bener juga. Chaeyoung jadi ikutan mikir.

"Dan liat, jejak bekas mobil lewat cuma satu cuy."

Dahyun langsung menuju motornya dan memakai helmnya. Ia bermaksud untuk mengkuti kemana jejak mobil itu pergi.

"Tapi Dub lo yakin kalo kita ikutin bakal ketemu mereka?"

"Kita gak tau kalo kita gak coba, Chaeng."

Tak disangka, jejak itu membawa mereka ke pelabuhan. Disana mereka tetap harus mencari mobil yang membawa Tzuyu. Namun hasilnya nihil. Pelabuhan itu tidak lebih dipenuhi oleh peti kemas.

"Eh Dub stop!" Suruh Chaeng membuat Dahyun mengerem mendadak. "Itu ada orang ngumpul rame banget."

Dahyun menyipitkan matanya. Sebagian dari mereka berseragam rapi dan sebagiannya lagi sepertinya orang dari pelabuhan.

Plak!

Sebuah tamparan diberikan pada Jeongyeon dan Momo untuk kesekian kalinya.

"Jackson, cukup." sebuah panggilan menghentikan aksinya. Jackson pun mundur.

"Jeongyeon, kamu tau kan, kamu itu anak buah favorit saya. Saya punya harapan besar sama kamu."

Mission Impossible: Protect the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang