8-b

536 77 4
                                    

Seumur-umur, Dahyun tidak pernah membenci Nayeon. Malah ia sangat mengangumi kakaknya.

Sikap perhatian dan sayangnya pada adiknya membuat Dahyun merasa menjadi orang yang paling beruntung bisa memiliki kakak seperti Nayeon.

Namun itu dulu sebelum orang tua mereka meninggal. Sikap Nayeon berubah. Ia jadi lebih tempramental dan dingin.

Keadaan semakin buruk ketika Nayeon memilih masuk ke akademi kepolisian. Menjadi lulusan terbaik membuat karirnya berjalan mulus. Namun tidak dengan hubungannya bersama adiknya. Dahyun semakin tidak diperhatikan.

Mungkin sejak itu Dahyun paling anti dengan polisi.

Kekecewaan terbesar Dahyun pada Nayeon adalah ketika acara kelulusan SMP Dahyun.

Saat itu untuk pertama kalinya Dahyun mendapat kesempatan bermain piano solo. Sejak kecil ia memang gemar bermain piano dan Nayeon adalah orang pertama yang memuji kemampuan bermain Dubu.

"Pokoknya kalo kamu tampil nanti, kakak bakal duduk paling depan dan sorakin nama kamu paling kenceng."

"Janji loh Kak?"

"Janji."

Janji yang tidak pernah Nayeon tepati.

"Dub," panggil Nayeon disela napasnya yang terengah-engah setelah berlari. "Sorry."

"Kirain gak bakalan dateng." Sindir Dahyun setelah menyelesaikan penampilannya. "Tapi tetep gue hargai lo dateng, Kak. Walaupun telat."

Sangat telat.

"Dahyun maafin kakak. Tiba-tiba ada tahanan yang lepas-"

"Sekarang penjahat lebih penting daripada adek lo? Wow. Apa perlu gue jadi penjahat dulu biar jadi prioritas kakaknya?"

Alis Nayeon mengerut. "Dahyun lo ngomong apaan sih? Itu beda masala-"

"Malem ini gue gak pulang. Nginep bareng Chaeng. Jadi jangan cariin gue." Ucap Dahyun sambil berlalu meninggalkan Nayeon sendiri.

Itu adalah kenangan terburuk yang paling ingin Dubu lupakan. Namun ingatan itu justru yang pertama kali muncul setiap kali bertemu Nayeon.

"Chaeng," panggil Dubu. Saat ini mereka sudah berada di gudang kapal, dikurung. Mereka terpisah lagi dengan Tzuyu.

"Bokap nyokap lo balik kapan?"

"Lusa. Fix ini mah mereka balik gue tinggal nama doang."

Dahyun menghela napas berat. "Gue kangen Kak Nay."

Spontan Chaeng menoleh pada Dahyun, kaget. "Kesambet apaan lo? Biasanya aja ngatain dia."

"Dia pasti marah gue gak balik-balik." Tanpa sadar senyum tipis Dahyun muncul mengingat kakaknya. "Gue kangen omelan dia."

Ceklek!

Pintu terbuka membuat punggung Dubchaeng kembali tegak.

"Ayo ikut!"

Dubchaeng diseret paksa keluar untuk bertemu JYP yang sudah bersama dengan Jeongmo.

"Perlu kita apakan, Sir? Apa perlu kita buang mereka ke tengah laut?" Tanya Momo memberi saran.

"No, jangan. Terlalu sadis untuk ukuran bocah pemberani seperti mereka." Tolak JYP. "Saya perlu mereka sebagai kelinci percobaan."

Orang didalam ruangan hanya bisa terdiam. Tidak bisa berbuat apa-apa.

"Pokoknya awasi terus mereka! Jangan sampe kabur."

"Siap, Sir!"

***

Di kantor polisi. Beberapa orang sedang sibuk bekerja mengejar deadline. Termasuk salah satunya Daniel.

Sejak pagi ia sudah berhadapan dengan laptopnya. Tampak dari layar, ia sedang membuka berita tentang ekonomi bisnis.

------------------
SAHAM JYP MENINGKAT SETELAH MENANDATANGANI KONTRAK DENGAN PERUSAHAAN TAIWAN-JEPANG
------------------

Ceklek!

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka membuat atensi yang ada di ruangan teralihkan.

"Perhatian semua. Simpan dulu kerjaan kalian. Karena ada kasus lebih genting yang harus kita garap." Jihyo masuk ruangan dengan wajah tegas.

"Adek Kapten Nayeon menghilang."

Seketika seisi ruangan ramai berbisik-bisik setelah mendengar berita itu. Namun itu tidak berlangsung lama.

"Jadi tugas tim ini sekarang adalah mencari keberadaannya. Untuk kasus sebelumnya kita pending dulu. Mengerti?"

"Siap, mengerti." Jawab seluruh anggota lantang.

"Oke. Sekarang move!" Mereka pun langsung membubarkan diri.

"Hilang?" Tanya Daniel memastikan sambil mendekati Jihyo.

Jihyo mengangguk. "Dari 2 hari yang lalu. Nayeon kacau banget sekarang."

"Udah coba hubungin temennya? Atau pihak sekolah?"

"Temennya, Chaeyoung juga ikut hilang. Selain mereka ada satu lagi yang gak masuk tanpa keterangan waktu itu temen sekelas mereka. Chou Tzuyu, murid pindahan dari Taiwan. Cuma itu sih info yang baru kita dapet dari sekolahnya."

Tunggu, Chou..Tzuyu?

"Chou Tzuyu?" Ulang Daniel.

"Kenapa? Kamu kenal?" Tanya Jihyo.

"Ah gak cuma pernah denger aja. Tapi dimana ya..?"

Daniel melirik sebentar layar laptopnya yang masih membuka artikel berita.

Jangan-jangan..

Buru-buru Daniel kembali menghadap laptopnya, sibuk mencari sesuatu. Tingkahnya membuat sang kekasih bingung.

"Nemu sesuatu?"

"Tuan Chou itu pebisnis terkaya di Taiwan yang lalu menikah dengan wanita dari keluarga miliarder Jepang, Minatozaki. Dan baru-baru ini mereka kerja sama dengan JYP. Salah satu anggota organisasi gelap yang sedang kita selidiki."

Jihyo mulai paham arah pembicaraan Daniel.

"Beberapa hari lalu, aku dapet file tentang struktur organisasi itu dan plan mereka. Walaupun masih dalam bentuk inisial." Jelas Daniel masih sibuk dengan pencariannya.

"Liat," Daniel menggeser laptopnya agar Jihyo dapat melihatnya lebih jelas.

SM : OSH
YG : PCY
JYP : CTY
BH : JJK
BOSS : ??

"Aku yakin ini adalah target mereka. Mereka sengaja menyandera anak pewaris tunggal sebagai alat dan jika dugaanku benar Dahyun secara tidak langsung ikut terlibat dalam kasus ini."

"Jadi, artinya.."

"Artinya adek Kapten Nayeon dan temannya dalam bahaya."

Mission Impossible: Protect the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang