13

574 79 4
                                    

Hujan turun mengguyur pusat kota sore itu. Sosok yang berdiri di ujung gang itu sejak tadi matanya mengawasi pada salah satu restoran.

Tidak lama, dari restoran itu keluar sepasang orang tua bersama anak kecil. Raut wajahnya terpancar raut bahagia.

Melihat mereka masuk ke mobilnya, sosok itu pun mengikuti mobil itu.

"Aku ingin kamu yang menghabisinya, Jeong."

Kalimat itu kembali terngiang di benak sosok itu. Kalimat pengantar ia mengikuti keluarga kecil yang bahagia ini. Namun, melihat kenyataan dibalik calon korbannya membuatnya tidak bisa langsung melakukannya.

"Aku ingin mereka mati."

Perang batin terjadi di dalam hatinya. Setan dan malaikat saling beradu menentukan apa yang harus dilakukannya.

"Secepatnya."

Ia bukan pembunuh. Dan ia terlahir bukan untuk membunuh. Namun garis takdirnya menuntut hal ini.

BRUK!

Terjadi. Mobil yang di tumpangi keluarga itu hancur. Orang yang ada didalamnya habis tak bernyawa. Hanya meninggalkan anak kecil itu yang meraung melihat kedua orang tuanya terbujur kaku penuh darah.

Sejak hari itu, kehidupannya berubah 180 derajat.

***

"Aku ingin kamu juga yang menghabisinya, Jeong."

Kalimat itu kembali ia dengar. Terasa ia kembali pada 10 tahun yang lalu. Dejavu.

Dor!

Hening. Semua orang yang ada disana dibuat terkejut dengan aksi Jeongyeon barusan.

Dubchaeng perlahan membuka mata. Mereka ikut terkejut menyadari bahwa mereka masih hidup.

"Bacot banget jadi orang." Gumam Jeongyeon sangat pelan setelah ia menembak Jackson. Koleganya sendiri.

"Jeong..." panggil Momo tidak percaya.

Dor! Dor! Dor!

Aksi Jeongyeon selanjutnya malah lebih mengerikan. Ia menembak dengan membabi buta seluruh pasukan yang dibawa oleh Jackson. Menyisakan Momo. Sedangkan yang lainnya berlindung agar tak terkena serangan Jeongyeon.

"Jeongyeon lo udah gila?!"

"Mereka semua pembohong, Mo!" Teriak Jeongyeon. Air matanya sudah mengalir deras di wajahnya.

"Gue kira mereka benar-benar peduli sama gue. Benar-benar perhatian sama hidup gue. Ternyata enggak."

"Jeong maksud lo apa sih?! Gue gak ngerti!"

"Kakak lo udah mati, Mo! Dari dulu!"

Sebuah fakta baru akhirnya terungkap.

"Mereka yang janji bakal bantuin pengobatan kakak lo dan nenek gue itu omong kosong!"

Bukannya Jeongyeon tidak tahu dengan semua kedok mereka selama ini. Kenyataan pahit yang disembunyikan oleh JYP padanya akhirnya diketahui beberapa jam lalu.

.

.

.

.

.

.

.

Di markas beberapa jam sebelum pertemuan..

Mission Impossible: Protect the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang